11/30/2010

tafukuri dan bersyukurlah


Langit merona saat mulai menumpahkan isinya ke bumi, bersama tetesan cinta allah rahmat itu turun, dan bumi pun menyambut dengan tangan terbuka, tetesan tetesan cinta itu membasahi sekujur badanku tak luput wajah kerudung dan rokku, rasa dingin menjalari tubuh, membayangkan nyamannya tempat tidur dan selimut hangat mampu menghangatkan tubuhku yang dingin, namun itu sangat jauh dariku saat ini, langkahku terus bergerak menyusuri jalan menuju tempatku mengajar, tetesan cinta itu masih mendatangi bumi allah, dengan semangat mereka jatuh diantara rerumputan, pepohonan , tanah dan genteng-genteng yang berdiri kokoh di atas bangunan. Tetesan cinta itu mengalir ikhlas karena perintah tuhan, maka sepanjang jalan itu aku berpikir,banyak hal.
1.       Alhamdulillah aku masih bisa menghirup segarnya udara ini..gratis
2.       Alhamdulillah aku masih berjalan melangkah menuju dapur dengan kedua kaki kumplit
3.       Alhamdulillah aku masih bisa melihat  langit biru dengan dua mataku ini
4.       Alhamdulillah aku masih bisa berbicara dengan bibir ini
5.       Alhamdulillah aku masih bisa kuliah
6.       Alhamdulillah aku masih bisa tersenyum
7.       Alhamdulillah aku masih bisa berbagi
8.       Alhamdulillah masih bisa berkumpul dengan sahabat dan tertawa bersama
9.       Alhamdulillah aku masih bisa bekerja
10.   Alhamdulillah aku bisa belajar hipnosis
11.   Alhamdulillah aku dapat rezeki yang tak disangka-sangka
12.   Alhamdulillah aku masih dapat kritikan dari sahabatku
13.   Alhamdulillah aku masih bisa bangkit
14.   Alhamdulillah aku masih dalam keimana  dan keislamanku
15.   Alhamdulillah aku dapat tumpangan gratis mengajar
16.   Alhamdulillah aku masih bisa bertaubat
17.   Alhamdulillah aku bisa tidur dengan nyaman
18.   Alhamdulillah masih bisa tilawah dalam keadaan seperti ini
19.   Alhamdulillah masih diberi kesempatan hidup

Mash banyak nikmat  allah yang diberikan padaku..kebahagiaan itu datang seiring dengan banyaknya syukur yang kita panjatkan, lantas allah pun memberika kelapangan untukku, membuka kan pikiranku, dan membuat hati tenang…….

“ Maka Nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan???”

Malam pun menjelang, dan aku pun tenggelam dalam dekap malam yang hening.

~Bismika allahumma ahyaa wa amud…..~
Rahayu hambaMu yang Lemah
Selasa
Malam pulang mengajar

potongan kenangan





11/29/2010

Semburat Rindu untuk Ibu


pagi buta memutar murotal, kemudian doa dari musyari rasyid, kemudian al matsurat, dan nasyid lagu-lagu tentang ibu, dan yang paling aku suka adalah nasyid dari seismic judulnya ibu doakanlah. Ahhh jadi kangen ibu tercinta. Coba sahabat cari liriknya, perhatikan betapa indahnya, dengan gaya akustikannya membuat lagu ini mengalun indah.
Ibu doakanlah
ku akan melangkah
menyusuri waktu
menjemput cintaku

ibu lepaskanlah
ku kelaut biru
akan ku arungi
akan ku sebrangi

ibu doakanalah
ku sedang melangkah
menjalani hari
menjemput harapku

ibu lepaskanlah
ku dengan maavmu
tentramkan hatiku
menempuh hidupmu

doa mu oh ibuuu selalu kunanti
tulus dan suci dan suci dari lerung hati

ibu doakanalah
ku sedang melangkah
menjalani hari
menjemput citaku

ibu lepaskanlah
ku dengan maafmu
tentramkan hatiku
menempuh hidupku

doamu ohhh ibuuu selalu ku nanti
mohonkan rabbi besertaku selalu
besertaku selalu

jadi ingat ibu dirumah, wajahnya, sambutannya padaku ketika aku datang, tangannya yang kucium kala pergi, duhhh kangen……..


 ~pekan ini aku berniat terapis kepala ni...semoga ada rezeki untuk mengobati...ibu  doakan aku ya~
ananda rahayu
salam sayang bundaku

mozaik at pangalengan

aku suka foto ini..foto ini di ambil oleh temanku...saat kita pergi ke pangalengan..orang menilai aku aneh..karena mengganggap foto ini bagus, hanya sebatang pohon saja sampai sebegitunya diriku menyukainya, ujar mereka...tapi aku melihat dari sisi lain,,betapa tegarnya pohon ini berdiri, sendiri..dan aku lihat sisi lain yang membuat aku tak berhenti melihat..padahal disekitar pohon ini tepat dibelakangnya adalah hamparan perkebunan teh nan luas dan tepat di depan ada padang yang luas ..ntahlah bak pionir ulung ia berbeda..


dan ada beberapa foto lainnya..yang di ambill..ada yang terlupa saat aku berjalan di perkebunan teh...aku ingin teriak kencang..namun sayang tertahan karena banyak ikhwan disana..hehe..jadi ku urungkan niatku..

lama sekali aku tak berpetualang menjamah alam liar.terakhir saat aku membuat film dokumenter di sebuah gunung...

aku suka yang berbau alam..mendaki menjadi satu bagian hal yang ingin dilakukan. rok dan kerudung tak jadi masalah buat aku, namun kesempatan yang malah jadi hambatan..


sebuah momen indah bersama..tertinggal di bumi pangalengan, dan semua akan jadi mozaik kehidupan..
tak banyak yang bisa saya tulis kali ini...soalnya mau ada training motivasi..lain kali sambung lagi deh..


~rahayumencarijiwayang hilang~

Sekeping kata

bibir ini tak bisa berkata
langit pun menatap hampa
sekelilingku menatap sayu
tak bisa keluar deraan air mata
padahal dada tersenggal tak tertahan
terseok pilu diujung harapan
semburat senyum tak kunjung datang
tiada kesedihan ini akan berkesudahan
namun ada masa saat rona kebahagiaan datang



~puisi sepotong yang abstrak~
rahayu

11/22/2010

Memeluk Perpisahan

 
Tak sadar hatiku merindui
Indahnya nuansa itu
Jelas mataku tak buta
Itu  tepat didepan mataku
Indahnya tawaran menarik dari insan insan penawar hati
Mewarnai episode kehidupan yang akan terus berlanjut
Sampai sang Penghancur kenikmatan datang
Aku peluk sambutan itu
Dengan senyuman dan tawa yang penuh kesyukuran
Karena sesaat lagi aku memeluk perpisahan
Padahal pilu menoreh dan sedih mengakar
Namun tak ada jiwa yang tahu
Hanya pohon yang berdiri kokoh dan rumput yang membisu melihatku
Tapi Dia tidak diam dia sungguh tahu
Dialah yang memberi tawaran itu
Yang berat terasa tapi itu adalah pilihan yang mutlak
Sungguh memilih memeluk perpisahan hal yeng memilukan
Saat aku mulai menjamahnya kehangatan insan insan penawar jiwa
Duhai Engkau sang Penunjuk langkah
Kini aku memeluk perpisahan
karenaMu aku tahu
bahwa ini akan tergantikan
hingga aku mampu memeluk perjumpaan yang kekal
yang tiada berkesudahan lagi tak merugikan

~saat hatiku  memeluk perpisahan~
Rahayu “perkebunan teh”
Malam hari
Dalam dinginnya mimpi

11/15/2010

Rumah Kayu Idaman

Agenda mabit pekan lalu membawa kesan tersendiri, rumah kayu yang khas buat rasa ini pengen punya rumah kaya gitu, waktu itu malam hari, saat aku dan sahabatku maen kelantai dua rumah kayu itu, dan itu tepat dibwah atap, ternyata itu perpustakaan anak-anak. lucu sekali dan tepat  di situ saat aku buka jendela pemandangan kota bandung yang cantik, bak lauatan lampu dimalam hari, memesona mataku yang takjub melihat.hohoho...jadi pengen punya rumah kayu, tepat di depan rumah kolam dan taman yang luas, asik kayanya, hehehe....jarang tuh ada rumah kaya gitu, meski rumah kayu tapi tetep modern dan antik banget , keren.....bagian atapnya aku buat untuk perputakaan aku , dan sampingnya untuk anakku, tepat di ujung ruangan kursi sudut dan jendela yang mengahadap pemandangan alam..wahhh mantap tuh...wkwkwk....rumah idaman....

11/12/2010

Pancaran Gelombang Inspirasi "Buku"

bismillahirrahmanirrahim...


yah...sahabat kembali lagi dalam pancaran siaran Gelombang " Sejuta Makna Sejuta Inspirasi". Selama 1/2 interval saya akan mengajak anda menjelajahi si rak buku anda...


heum...buku punya kesan yang khusus dihati saya. Bayangkan dengan benda sekecil dia bisa mengajak saja ke gunung Es, ke Mesir, Alexandria, Amerika, dan bahkan ke temapat yang sangat jarang di jamah orang.
buku seperti lorong waktu yang bisa mengantarkanmu ke dimensi waktu lain, seperti  kembali ke masa Kenabian, ke zaman TOTO CHAN , ke zaman Darren SHAN dan lain lainnya, dasyat bukan, dengan duduk saja kita bisa menjelajah, lewat tiket buku itu kita bisa dapat banyak hal, tak aneh jika dunia berkata bahwa buku adalah jendela dunia, wajar karena dari sana kita bisa melihat isi dunia.
Sahabat ...sekarang tengok lah isi rak buku, telusuri satu demi satu dan lihat buku apa saja yang paling berkesan, huaaaaaaaaa banyak kali ya...
dari semua buku yang paling asik mengajak imajinasi aku main adalah buku daren shan yang ada 8 seri dan aku baru membaca 4 dari ke 8 buku itu, sedangkan buku menyangkut wanita adalah buku yang berjudul "Engkau Cantik" , buku ini mengupas bagaimana cantik seornag akhwat. nah sahabat bagaimana dengan sahabat...???


Nah sahabat bagaimana menarik bukan, si kecil itu ternyata mampu memaenkan emosimu, kau bisa menangis dan tertawa karenanya, kau bisa marah bahkan senang , atau dibuat jatuh cinta karenanya,.,..heuummm bisa jadi..betapa buku punya daya pikat terhadapa hati seseorang termasuk aku,
buku itu seperti teman, yang mampu memberi solusi tanpa bersuara , hanya kata yang menyelusup lewat kalbu, iya mensugeti pikiranmu lewat kata, ia memotivasi lewat bahasa. begitulah buku menjadi bagian dari hidupmu betul begitu sahabat....

nampaknya 1/2 interval telah berlalu dan saya harus undur diri...
semoga sedikit kata mampu menjadi inpirasi hari ini.
selamat beraktivitas

wassalam..


~penyiarGa Jadi WaeHeheheheh~
rahayu dalam sayap mimpi
terbang mengapai asa di atas awan
sore di kantor ....

11/09/2010

My Backbone




Hari itu adalah hari pertama aku mengajar di bimbel yang baru, setalh off beberapa bulan.Dalam kondisi badan tidak fit aku paksakan untuk mengajar, karena aku tak mungkin mengundur-ngundur lagi, sepulang dari sekolah syi’ar , tepatnya aku hanya setengah hari mengikuti sekolah syiar . segera aku berangkat ke cicaheum, yang ternyata menempuh kira-kira 2 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan aku menahan panas tubuh yang kian tinggi , dan badan yang sakit tak tertahankan. Aku  hanya berharap semoga allah menjadikan ini sebagai penggugur dosa. Ternyata setelah sampai sana pun lokasinya masih sangat jauh. Subhanllah, terlintas dalam pikiranku, apkah aku mampu bertahan dengan kondisi yang akhir-akhir ini buruk.
                Aku pun menemui anak didikku yang berjumlah 3 orang, mereka semua laki-laki. Ckckck…awalnya risih tapi mungkin harus dibiasakan, posesi seperti ini kan menuntut keprofesionalan. Sepanjang menagajar alhamdulillah tubuhku bisa diajak nego, sibuk mikirin metode belajar, dan soal yang dibahas , aku sampai lupa kalau badanku panas dan sakit. Mereka anak yang baik dan sangat menghormatiku, baik itu, Adit, Eza dan Daud, heheh mereka udah kaya adik saja.
 Sepulang dari sana ini yang paling arah, ternyata dari cicaheum sampai rumah itu menghabiskan waktu 3 jam. Subhanallah. Diangkot pertama sakit kepalaku menjadi lagi, arghh akhirnya aku tidurkan sebentar karena nampaknya masih sangat jauh untuk smapai terminal berikutnya, ya rabb kuatkan tubuhku tuturku. Sesampainya diangkot berikutnya , kepalaku sedemikian sakit belum tulang belakang aku , ya rabb sungguh rasa sakit tak bisa tertahan , aku yang duduk di dekat pintu angkot aku sandarkan kepala aku, yang rasanya ingin aku benturkan karena sakit yang tertahan, belum lagi tulang belakangku , seakan uraturatnya dicabut paksa. Melihat aku yang menahan sakit orang –orang yang ada diangkot nampak khwatir, mulai dari ibu-ibu beserta suaminya, anak SMA sampai pekerja pabrik yang masih muda, yang membuat aku kaget adalah tawaran antaran dari seorang mahasiswa untuk mengantarkan aku sampai kerumah, segera aku tolak ( bisa jadi sumber fitnah..), dan aku katakan bahwa nanti akan ada ojek untuk langsung sampai di rumah. Astagfirullah, seumur-umur baru kali ini yang terparah …moga kuat ya rabb, doa itu terus aku hantarkan. Sesampai dirumah tak ku tampakkan rasa sakit itu, aku berpura-pura bahwa aku sangat ngantuk dan segera ingin tidur. Maaf mah aku tak ingin kau khawatir. 
Dinginnya air menusuk tulangtulang, dan ibu melihat aku mengigil hingga sweeter hangatnya pun menghangatkan tubuhku, aku merasakan bahwa ibuku merapihkan selimut yang menutupi tubuhku saat aku tertidur…love you mam n dad, all is well




semoga terus bersemngat rahayu

gogogo...... going to paradise...

menggenggam mimpi tak perlu lulus dulu kawan




Untuk menjadi seorang guru , tak perlu ijazah kawan.  Tak perlu kau belajar  dalam sekat bangku pendidikan formal , bisa kapan pun dan dimana pun, heum…sbelumnya dalam tulisan aku yang awal, dengan judul sinergitas ilmu antara belajar dan mengajar ( tulisan serius , ( mav kang aldo pake bahasa khasnya)) sempat dijelaskan,  dan aku mampu membuktikan itu, cita-citaku bisa tercapai untuk menjadi seorang guru, tanpa menggunakan ijazah dan embel embel gelar aku bisa buktikan, dengan komitmen keprofesionalan, pengenalan, dan psikolog anak ,aku bisa menjadi guru
  Kawan. Ada kepuasan ketika aku mengajar, kesenanganku berinteraksi dengan anak-anak yang membuat aku senang, seakan lepas sejenak dari carut marut masalah ( jadi pengen punya anak hehehe…). Aku merasakan rasa sayang itu tumpah pada mereka, mereka yang aku ajar, ntah itu perhatian, ketegasan atau pun apresiasi untuk mereka.
Sekarang aku mengajar di dua tempat , yang satu anak SD kelas 5, tiap hari senin sampai kamis selesai kuliah, untungnya lokasi tidak jauh dari asrama, di komplek perumahan IPDN , dan subhanallah ibunya begitu perhatian padaku ( huuuh senangnya dapat perhatian …hehehe),  dan yang satu lagi tiap hari sabtu, di cicaheum, subhanallah deh ntu jauuuuuuuh ( sekali agi jauuuuuuuuuuuh bangetttttttttttt) bayangkan buat dijalan ngabisin waktu sampai 5 jam ckckck… disana saya mengajar 3 anak SMA kelas 2 materi yang diajarkan Matematika, fisika ( ihhhh ini mah kaga doyan  da, benerrr  ^^v) dan terakhr  kimia,,,,…
Jika dilihat dari sudut padang lain, mungkin sudut pandang yang sudah jarang di lihat, bahwa mengajar dalh pekerjaan mulia, ladang amal jariah, apalagi guru Tk , saat sang anak mengenal A BA TA Tsa, aku juga menemukan hal lain, aku senang karena membuka pintu rezeki lewat silaturahmi, mengenal pribadi yang berbeda, dan mengikat ilmu..

So…jalan bisa dari mana saja, tak perlu menunggu lulus untuk menggapai mimpi mu, begitulah kata dari pak edi, yang sering mengajakku untuk bermimpi..heheh….dan betul terbukti



~apaMimpikuSelanjutnya??????~
Rahayu bukan sekedar mimpi
Sepulang ngajar…..
Senin….8 oktber 2010

Renungan di bawah hujan


Langit putih menumpahkan seluruh isinya, kilat berpendar dalam rona langit yang pucat,seakan langit hendak terbelah , petir menyambar seakan hendak mengutuki penduduk bumi…


Tak sadar aku yang terdiam kaku saat itu,  pikiran ku melayang, dan menyatukan mozaik-mozaik kehidupan. Aku baru sadar allah senantiasa menempatkan aku dalam lingkungan yang justru lebih banyak ikhwannya di banding akhwat. Sungguh takut jika itu mampu mengeraskan hati, atau membuat izzah itu pergi tunggang langgang karena sikap dan interaksi yang tak terjaga, tidaklah allah memberikan kejadian ini bukan tanpa sebab, allah melatih aku untuk bisa bersikap tegas pada Ikhwan, belajar menjaga pandangan, menjaga hati agar tidak keras, mengurangi candaan yang dapat membuat hati keras, menumbuhkan rasa malu. Yah aku baru sadar ntah itu di yayasan dalam jajaran rapat manajemen yang malah paling parah lebih banyak ikhwan dibanding akhwat jika saja tak punya ketahanan sudah hancurlah benteng ruhaniku, atau  saat dalam beberapa situasi lainnya, yang tak bisa aku hindari dan menuntut keprofesionalanku tanpa melanggar prinsip yang aku pegang. Rasa risih selalu datang acap kali dalam situasi seperti itu.  Dan satu satunya dengan membentengi hati dan pandangan agar tidak berpikir dan merasakan yang aneh-aneh…semoga jadi bagian dari pribadi muslimah yang mampu menjaga izzahnya.
 belajar untuk itu semua.
evaluasi untuk itu semua

~renunganSaatHujanTurun~
Rahayu moga kau istiqomah
Malam saat laporan kimia menunggu dikerjakan
21.38 WIB
02.12.1431

11/07/2010

Do do do do

Do
yakinlah jika dalam koridor yang benar
do
percayalah ini yang terbaik
do
karena Dia menyuruhmu
do
janganlah bimbang 
do
dan tunggulah akhirnya
do 
pada akhirnya all is well
do
the best




~isengisengmoganginspirasinyo~
rahayu do

11/06/2010

shabran

untuk mengingatkan aku dan saudariku...


disadur dari materi untuk adik adikku



       Sabar adalah pilar kebahagiaan seorang hamba. Dengan kesabaran itulah seorang hamba akan terjaga dari kemaksiatan, konsisten menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menghadapi berbagai macam cobaan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kedudukan sabar dalam iman laksana kepala bagi seluruh tubuh. Apabila kepala sudah terpotong maka tidak ada lagi kehidupan di dalam tubuh.” (Al Fawa’id, hal. 95)
Setiap mukmin digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai orang yang memiliki pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’. Pesona berpangkal dari adanya positif thinking seorang mukmin. Ketika mendapatkan kebaikan, ia refleksikan dalam bentuk syukur terhadap Allah swt. Karena ia paham, hal tersebut merupakan anugerah Allah. Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya. Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, ia akan bersabar. Karena ia yakin, hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi dirinya yang ada rahasia kebaikan di dalamnya. Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah swt   

Pengertian Sabar
Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)
Perintah bersabar pada ayat di atas adalah untuk menahan diri dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rabnya serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan orang-orang yang lalai dari mengingat Allah swt.
Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Al-Khawas, “Sabar adalah refleksi keteguhan untuk merealisasikan Al-Qur’an dan sunnah. Sehingga sabar tidak identik dengan kepasrahan dan ketidakmampuan. Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad. Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah menggunakan senjata (perang).”
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah….” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran setengah keimanan. Sabar memiliki kaitan erat dengan keimanan: seperti kepala dengan jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itu, Rasulullah saw. menggambarkan ciri dan keutamaan orang beriman sebagaimana hadits di atas.
Macam-Macam Sabar
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
  1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
  2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
  3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Sebab Meraih Kemuliaan
Di dalam Taisir Lathifil Mannaan Syaikh As Sa’di rahimahullah menyebutkan sebab-sebab untuk menggapai berbagai cita-cita yang tinggi. Beliau menyebutkan bahwa sebab terbesar untuk bisa meraih itu semua adalah iman dan amal shalih.
Di samping itu, ada sebab-sebab lain yang merupakan bagian dari kedua perkara ini. Di antaranya adalah kesabaran. Sabar adalah sebab untuk bisa mendapatkan berbagai kebaikan dan menolak berbagai keburukan. Hal ini sebagaimana diisyaratkan oleh firman Allah ta’ala, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat.” (QS. Al Baqarah [2]: 45).
Yaitu mintalah pertolongan kepada Allah dengan bekal sabar dan shalat dalam menangani semua urusan kalian. Begitu pula sabar menjadi sebab hamba bisa meraih kenikmatan abadi yaitu surga. Allah ta’ala berfirman kepada penduduk surga, “Keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian.” (QS. Ar Ra’d [13] : 24).
Allah juga berfirman, “Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaran mereka.” (QS. Al Furqaan [25] : 75).
Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal agama. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala, “Dan Kami menjadikan di antara mereka (Bani Isra’il) para pemimpin yang memberikan petunjuk dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As Sajdah [32]: 24) (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)

Sabar Dalam Ketaatan
1.       Sabar Dalam Menuntut Ilmu
Syaikh Nu’man mengatakan, “Betapa banyak gangguan yang harus dihadapi oleh seseorang yang berusaha menuntut ilmu. Maka dia harus bersabar untuk menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya. Sehingga dia harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian, mencatat dan memperhatikan penjelasan serta mengulang-ulang pelajaran dan lain sebagainya.
Semoga Allah merahmati Yahya bin Abi Katsir yang pernah mengatakan, “Ilmu itu tidak akan didapatkan dengan banyak mengistirahatkan badan”, sebagaimana tercantum dalam shahih Imam Muslim. Terkadang seseorang harus menerima gangguan dari orang-orang yang terdekat darinya, apalagi orang lain yang hubungannya jauh darinya, hanya karena kegiatannya menuntut ilmu. Tidak ada yang bisa bertahan kecuali orang-orang yang mendapatkan anugerah ketegaran dari Allah.” (Taisirul wushul, hal. 12-13)
2.       Sabar Dalam Mengamalkan Ilmu
Syaikh Nu’man mengatakan, “Dan orang yang ingin beramal dengan ilmunya juga harus bersabar dalam menghadapi gangguan yang ada di hadapannya. Apabila dia melaksanakan ibadah kepada Allah menuruti syari’at yang diajarkan Rasulullah niscaya akan ada ahlul bida’ wal ahwaa’ yang menghalangi di hadapannya, demikian pula orang-orang bodoh yang tidak kenal agama kecuali ajaran warisan nenek moyang mereka.
Sehingga gangguan berupa ucapan harus diterimanya, dan terkadang berbentuk gangguan fisik, bahkan terkadang dengan kedua-keduanya. Dan kita sekarang ini berada di zaman di mana orang yang berpegang teguh dengan agamanya seperti orang yang sedang menggenggam bara api, maka cukuplah Allah sebagai penolong bagi kita, Dialah sebaik-baik penolong” (Taisirul wushul, hal. 13)
3.       Sabar Dalam Berdakwa
Syaikh Nu’man mengatakan, “Begitu pula orang yang berdakwah mengajak kepada agama Allah harus bersabar menghadapi gangguan yang timbul karena sebab dakwahnya, karena di saat itu dia tengah menempati posisi sebagaimana para Rasul. Waraqah bin Naufal mengatakan kepada Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah ada seorang pun yang datang dengan membawa ajaran sebagaimana yang kamu bawa melainkan pasti akan disakiti orang.”
Sehingga jika dia mengajak kepada tauhid didapatinya para da’i pengajak kesyirikan tegak di hadapannya, begitu pula para pengikut dan orang-orang yang mengenyangkan perut mereka dengan cara itu. Sedangkan apabila dia mengajak kepada ajaran As Sunnah maka akan ditemuinya para pembela bid’ah dan hawa nafsu. Begitu pula jika dia memerangi kemaksiatan dan berbagai kemungkaran niscaya akan ditemuinya para pemuja syahwat, kefasikan dan dosa besar serta orang-orang yang turut bergabung dengan kelompok mereka.
Mereka semua akan berusaha menghalang-halangi dakwahnya karena dia telah menghalangi mereka dari kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan yang selama ini mereka tekuni.” (Taisirul wushul, hal. 13-14)
4.       Sabar dan Kemenangan
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Allah ta’ala berfirman kepada Nabi-Nya, “Dan sungguh telah didustakan para Rasul sebelummu, maka mereka pun bersabar menghadapi pendustaan terhadap mereka dan mereka juga disakiti sampai tibalah pertolongan Kami.” (QS. Al An’aam [6]: 34).
Semakin besar gangguan yang diterima niscaya semakin dekat pula datangnya kemenangan. Dan bukanlah pertolongan/kemenangan itu terbatas hanya pada saat seseorang (da’i) masih hidup saja sehingga dia bisa menyaksikan buah dakwahnya terwujud. Akan tetapi yang dimaksud pertolongan itu terkadang muncul di saat sesudah kematiannya. Yaitu ketika Allah menundukkan hati-hati umat manusia sehingga menerima dakwahnya serta berpegang teguh dengannya. Sesungguhnya hal itu termasuk pertolongan yang didapatkan oleh da’i ini meskipun dia sudah mati.
Maka wajib bagi para da’i untuk bersabar dalam melancarkan dakwahnya dan tetap konsisten dalam menjalankannya. Hendaknya dia bersabar dalam menjalani agama Allah yang sedang didakwahkannya dan juga hendaknya dia bersabar dalam menghadapi rintangan dan gangguan yang menghalangi dakwahnya. Lihatlah para Rasul shalawatullaahi wa salaamuhu ‘alaihim. Mereka juga disakiti dengan ucapan dan perbuatan sekaligus.
Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Demikianlah, tidaklah ada seorang Rasul pun yang datang sebelum mereka melainkan mereka (kaumnya) mengatakan, ‘Dia adalah tukang sihir atau orang gila’.” (QS. Adz Dzariyaat [51]: 52). Begitu juga Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan demikianlah Kami menjadikan bagi setiap Nabi ada musuh yang berasal dari kalangan orang-orang pendosa.” (QS. Al Furqaan [25]: 31). Namun, hendaknya para da’i tabah dan bersabar dalam menghadapi itu semua…” (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)
5.       Sabar di atas Islam
Ingatlah bagaimana kisah Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu yang tetap berpegang teguh dengan Islam meskipun harus merasakan siksaan ditindih batu besar oleh majikannya di atas padang pasir yang panas (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122). Ingatlah bagaimana siksaan tidak berperikemanusiaan yang dialami oleh Ammar bin Yasir dan keluarganya. Ibunya Sumayyah disiksa dengan cara yang sangat keji sehingga mati sebagai muslimah pertama yang syahid di jalan Allah. (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 122-123)
Lihatlah keteguhan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu yang dipaksa oleh ibunya untuk meninggalkan Islam sampai-sampai ibunya bersumpah mogok makan dan minum bahkan tidak mau mengajaknya bicara sampai mati. Namun dengan tegas Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan, “Wahai Ibu, demi Allah, andaikata ibu memiliki seratus nyawa kemudian satu persatu keluar, sedetikpun ananda tidak akan meninggalkan agama ini…” (Lihat Tegar di Jalan Kebenaran, hal. 133) Inilah akidah, inilah kekuatan iman, yang sanggup bertahan dan kokoh menjulang walaupun diterpa oleh berbagai badai dan topan kehidupan.
Saudaraku, ketahuilah sesungguhnya cobaan yang menimpa kita pada hari ini, baik yang berupa kehilangan harta, kehilangan jiwa dari saudara yang tercinta, kehilangan tempat tinggal atau kekurangan bahan makanan, itu semua jauh lebih ringan daripada cobaan yang dialami oleh salafush shalih dan para ulama pembela dakwah tauhid di masa silam.
Mereka disakiti, diperangi, didustakan, dituduh yang bukan-bukan, bahkan ada juga yang dikucilkan. Ada yang tertimpa kemiskinan harta, bahkan ada juga yang sampai meninggal di dalam penjara, namun sama sekali itu semua tidaklah menggoyahkan pilar keimanan mereka.
Ingatlah firman Allah ta’ala yang artinya, “Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai seorang muslim.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 102).
Ingatlah juga janji Allah yang artinya, “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya akan Allah berikan jalan keluar dan Allah akan berikan rezeki kepadanya dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (QS. Ath Thalaq [65] : 2-3).
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan.” (HR. Abdu bin Humaid di dalam Musnadnya [636] (Lihat Durrah Salafiyah, hal. 148) dan Al Haakim dalam Mustadrak ‘ala Shahihain, III/624). (Syarh Arba’in Ibnu ‘Utsaimin, hal. 200)

Sabar Menjauhi Maksiat
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Bersabar menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah, sehingga dia berusaha menjauhi kemaksiatan, karena bahaya dunia, alam kubur dan akhirat siap menimpanya apabila dia melakukannya. Dan tidaklah umat-umat terdahulu binasa kecuali karena disebabkan kemaksiatan mereka, sebagaimana hal itu dikabarkan oleh Allah ‘azza wa jalla di dalam muhkam al-Qur’an.
Di antara mereka ada yang ditenggelamkan oleh Allah ke dalam lautan, ada pula yang binasa karena disambar petir, ada pula yang dimusnahkan dengan suara yang mengguntur, dan ada juga di antara mereka yang dibenamkan oleh Allah ke dalam perut bumi, dan ada juga di antara mereka yang di rubah bentuk fisiknya (dikutuk).”
Pentahqiq kitab tersebut memberikan catatan, “Syaikh memberikan isyarat terhadap sebuah ayat, “Maka masing-masing (mereka itu) kami siksa disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.” (QS. Al ‘Ankabuut [29] : 40).
“Bukankah itu semua terjadi hanya karena satu sebab saja yaitu maksiat kepada Allah tabaaraka wa ta’ala. Karena hak Allah adalah untuk ditaati tidak boleh didurhakai, maka kemaksiatan kepada Allah merupakan kejahatan yang sangat mungkar yang akan menimbulkan kemurkaan, kemarahan serta mengakibatkan turunnya siksa-Nya yang sangat pedih. Jadi, salah satu macam kesabaran adalah bersabar untuk menahan diri dari perbuatan maksiat kepada Allah. Janganlah mendekatinya.
Dan apabila seseorang sudah terlanjur terjatuh di dalamnya hendaklah dia segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya, meminta ampunan dan menyesalinya di hadapan Allah. Dan hendaknya dia mengikuti kejelekan-kejelekannya dengan berbuat kebaikan-kebaikan. Sebagaimana difirmankan Allah ‘azza wa jalla, “Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan kejelekan-kejelekan.” (QS. Huud [11] : 114). Dan juga sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya.” (HR. Ahmad, dll, dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043)…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)

Sabar Menerima Takdir
Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “Macam ketiga dari macam-macam kesabaran adalah Bersabar dalam menghadapi takdir dan keputusan Allah serta hukum-Nya yang terjadi pada hamba-hamba-Nya. Karena tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian atau urusan melainkan Allah lah yang mentakdirkannya. Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut ketentuan Allah di alam semesta…” (Thariqul wushul, hal. 15-17)
Sabar dan Tauhid
Syaikh Al Imam Al Mujaddid Al Mushlih Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullahu ta’ala membuat sebuah bab di dalam Kitab Tauhid beliau yang berjudul, “Bab Minal iman billah, ash-shabru ‘ala aqdarillah” (Bab Bersabar dalam menghadapi takdir Allah termasuk cabang keimanan kepada Allah)
Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alusy Syaikh hafizhahullahu ta’ala mengatakan dalam penjelasannya tentang bab yang sangat berfaedah ini, “Sabar tergolong perkara yang menempati kedudukan agung (di dalam agama). Ia termasuk salah satu bagian ibadah yang sangat mulia. Ia menempati relung-relung hati, gerak-gerik lisan dan tindakan anggota badan. Sedangkan hakikat penghambaan yang sejati tidak akan terealisasi tanpa kesabaran.
Hal ini dikarenakan ibadah merupakan perintah syari’at (untuk mengerjakan sesuatu), atau berupa larangan syari’at (untuk tidak mengerjakan sesuatu), atau bisa juga berupa ujian dalam bentuk musibah yang ditimpakan Allah kepada seorang hamba supaya dia mau bersabar ketika menghadapinya.
Hakikat penghambaan adalah tunduk melaksanakan perintah syari’at serta menjauhi larangan syari’at dan bersabar menghadapi musibah-musibah. Musibah yang dijadikan sebagai batu ujian oleh Allah jalla wa ‘ala untuk menempa hamba-hamba-Nya. Dengan demikian ujian itu bisa melalui sarana ajaran agama dan melalui sarana keputusan takdir.
Adapun ujian dengan dibebani ajaran-ajaran agama adalah sebagaimana tercermin dalam firman Allah jalla wa ‘ala kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sebuah hadits qudsi riwayat Muslim dari ‘Iyaadh bin Hamaar. Dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “Allah ta’ala berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengutusmu dalam rangka menguji dirimu. Dan Aku menguji (manusia) dengan dirimu’.”
Maka hakikat pengutusan Nabi ‘alaihish shalaatu was salaam adalah menjadi ujian. Sedangkan adanya ujian jelas membutuhkan sikap sabar dalam menghadapinya. Ujian yang ada dengan diutusnya beliau sebagai rasul ialah dengan bentuk perintah dan larangan.
Untuk melaksanakan berbagai kewajiban tentu saja dibutuhkan bekal kesabaran. Untuk meninggalkan berbagai larangan dibutuhkan bekal kesabaran. Begitu pula saat menghadapi keputusan takdir kauni (yang menyakitkan) tentu juga diperlukan bekal kesabaran. Oleh sebab itulah sebagian ulama mengatakan, “Sesungguhnya sabar terbagi tiga; sabar dalam berbuat taat, sabar dalam menahan diri dari maksiat dan sabar tatkala menerima takdir Allah yang terasa menyakitkan.”
Karena amat sedikitnya dijumpai orang yang sanggup bersabar tatkala tertimpa musibah maka Syaikh pun membuat sebuah bab tersendiri, semoga Allah merahmati beliau. Hal itu beliau lakukan dalam rangka menjelaskan bahwasanya sabar termasuk bagian dari kesempurnaan tauhid. Sabar termasuk kewajiban yang harus ditunaikan oleh hamba, sehingga ia pun bersabar menanggung ketentuan takdir Allah.
Ungkapan rasa marah dan tak mau sabar itulah yang banyak muncul dalam diri orang-orang tatkala mereka mendapatkan ujian berupa ditimpakannya musibah. Dengan alasan itulah beliau membuat bab ini, untuk menerangkan bahwa sabar adalah hal yang wajib dilakukan tatkala tertimpa takdir yang terasa menyakitkan. Dengan hal itu beliau juga ingin memberikan penegasan bahwa bersabar dalam rangka menjalankan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan hukumnya juga wajib.
Secara bahasa sabar artinya tertahan. Orang Arab mengatakan, “Qutila fulan shabran” (artinya si polan dibunuh dalam keadaan “shabr”) yaitu tatkala dia berada dalam tahanan atau sedang diikat lalu dibunuh, tanpa ada perlawanan atau peperangan. Dan demikianlah inti makna kesabaran yang dipakai dalam pengertian syar’i.
Ia disebut sebagai sabar karena di dalamnya terkandung penahanan lisan untuk tidak berkeluh kesah, menahan hati untuk tidak merasa marah dan menahan anggota badan untuk tidak mengekspresikan kemarahan dalam bentuk menampar-nampar pipi, merobek-robek kain dan semacamnya. Maka menurut istilah syari’at sabar artinya: Menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari marah dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan dengan cara merobek-robek sesuatu dan tindakan lain semacamnya.
Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Di dalam al-Qur’an kata sabar disebutkan dalam 90 tempat lebih. Sabar adalah bagian iman, sebagaimana kedudukan kepala bagi jasad. Sebab orang yang tidak punya kesabaran dalam menjalankan ketaatan, tidak punya kesabaran untuk menjauhi maksiat serta tidak sabar tatkala tertimpa takdir yang menyakitkan maka dia kehilangan banyak sekali bagian keimanan”
Perkataan beliau “Bab Minal imaan, ash shabru ‘ala aqdaarillah” artinya: salah satu ciri karakteristik iman kepada Allah adalah bersabar tatkala menghadapi takdir-takdir Allah. Keimanan itu mempunyai cabang-cabang. Sebagaimana kekufuran juga bercabang-cabang.
Maka dengan perkataan “Minal imaan ash shabru” beliau ingin memberikan penegasan bahwa sabar termasuk salah satu cabang keimanan. Beliau juga memberikan penegasan melalui sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang menunjukkan bahwa niyaahah (meratapi mayit) itu juga termasuk salah satu cabang kekufuran. Sehingga setiap cabang kekafiran itu harus dihadapi dengan cabang keimanan. Meratapi mayit adalah sebuah cabang kekafiran maka dia harus dihadapi dengan sebuah cabang keimanan yaitu bersabar terhadap takdir Allah yang terasa menyakitkan” (At Tamhiid, hal.389-391)

Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah swt.
1. Sabar merupakan perintah Allah. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.
2. Larangan isti’jal (tergesa-gesa). “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35)
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar: “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah: 177)
4. Allah akan mencintai orang-orang yang sabar. “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 – 24)

Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits
Sebagaimana dalam Al-Qur’an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menggambarkan kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:
1. Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya’.” (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)

Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
 (baca; isti’jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang harus diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif pada amal. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan melaksanakan ibadah. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat guna meningkatkan kesabaran. Di antaranya:
1. Mengikhlaskan niat kepada Allah swt.
2. Memperbanyak tilawah (membaca) Al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan.
3. Memperbanyak puasa sunnah. Puasa merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat untuk mengalahkan nafsu yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, dan kikir.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.
6. Perlu mengadakan latihan-latihan sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi, misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.