3/26/2011

Sampailah Cinta Pada Batasku

 
          Aku melihat , diriku  di taman bermain dengan seorang anak kecil  yang lucu cantik, lagi menggemaskan, aku lihat diriku mendorong ayunan , dan si kecil tertawa bahagia, dan memanggilku ibu, ia melompat dari ayunan, dan menghambur berlari pada  seorang lelaki, kemudian lelaki itu menggendongnya, gadis kecil itu menciumi pipi lelaki yang menggendongnya, di tatapnya lekat penuh kasih , dan berkata ayah. Aku lihat diriku menghampiri lelaki itu dan anak kecil yang bermain denganku, dan aku menyapanya
          “ayah sudah pulang dari surabaya?kapan?”ujarku sambil mencium tangan , dan ia menyambutku dengan menyium keningku penuh kelembutan.
           “ibu arin” suara bisikkan  anak kecil membangunkan lamunanku
             "astagfirullah...'aku terhenyak dan mengumpulkan kesadaranku kembali, lagi lagi aku melamun hal yang sama,ujarku dalam hati
           "eh zahra, kenapa nak, mengangetkan ibu saja"sapaku lembut , tanganku menyentuh pipinya, ia hanya membalas dengan senyuman dan lagi lagi terdiam
           "kenapa sayang"tanyaku lagi. ia hanya tersenyum , dan kemudian berjalan keluar dengan perlahan
                  ah ntahlah dari sekian anak didik di Tk ini hanya dia yang pendiam, saat yang lain lincah bermain, saat yang lain nakal, cuma dia yang paling diam. hobinya adalah menggambar ibu ayah dan dia.
              suatu hari pernah ia menggambarkan, ibu , ayah dan gambar dirinya, ia berlari dari mejanya dan menunjukkan padaku, sambil menunnjukkan gambar ayah dan dia, saat gambar ibu ia hanya terdiam menatap gambar itu, dan menundukkan kepla, kemudian terduduk, aku pun memeluknya layaknya anakku sendiri.
              crek crek crek...suara kecrek dari Bu Aisyah menggema seantero sekolah, semua anak pun kembali keruangan, ku lihat bebrapa anak terlihat bermandikan keringat, kotor dengan jajanan, kotor oleh tanah, tapi tak membuat mereka bersedih hati. wajah polos tanpa beban, yang membuat aku bisa tersenyum sekali pun kenyataan pahit harus di telan
            dalam ricuh yang dirindui, dalam panggilan ibu yang dinanti, kini hanya jadi serpihan mimpi yang menguap di telan asa. kini ku hanya mampu berpasrah atas kenyataan pahit ini.


           sepulang dari mengajar, aku segera bergegas ke rumah, karena harus mempersiapkan beberpa perlengkapan untuk akreditasi sekolah dan lain lain. sepertinya satu bulan kedepan aku akan sangat sibuk. satu dari lokasi mengajar menuju rumah aku tempuh. sesampai di rumah ibu menyambutku
           "arin kau sudah pulang, kemarilah nak ibu ingin membicarakan sesuatu"ujar ibu yang sedang sibuk didapu,aku segera menyambut panggilannya.
           "ada apa bu, tumben ibu ga kerja?"tanyaku keheranan
            "tidak nak, tadi ibu dari rumah ibu Anis, tadi ibu silaturahim ke beliau. begini nak"ibuku tampak serius, dan aku sudah menebak arah pembicaraannya, ia pun duduk disampingku di meja makan, sambil memegang tanganku serius
           "arin anakku, ntahlah ini tawaran ibu yang kesekian kali, setelah kau menolak dan ditolak oleh lamaran lamaran yang ada"suaranya semakin lembut, aku tahu ibu sedang menjaga hatiku agar tidak terluka lagi, aku tahan rasa sedih yang menggelayut selama ini, aku pasang ekspresi setenang mungkin, agar tidak merusak suasana hatinya
          "ya bu lantas"
         "ya begini, ada seorang pemuda  hendak melamarmu,ia sangat baik, ibu sudah melihatnya, dia sodara teman ibu..dia beda dua tahun denganmu tapi dia"
          "tapi ibu,,ibu tahu sendiri apa yang membuat aku enggan, ibu tahu apa yang membuat aku hingga usiaku ini masih belum menikah, masih pantaskah saya bu,,"setetes demi setetes air mata meleleh, yang selama bertahun tahun aku tahan , dan mencoba tegar wlaau sebenarnya rapuh
          "ibu..ibu sangat tahu hal itu kan bu, aku sangat takut dan trauma atas sikap dan penolakkan dari mertua dan calon suamiku saat ia tahu keadaanku, rasanya aku tak berharga ibu, maafkan aku ibu, membuatmu sedih, maafkan aku ibu belum bisa memberikan cucu untukmu, padahal arin tahu ibus angat rindu menggendong cucu seperti teman teman ibu yang lain"aku pun menghambur dalam pelukkan ibukku, ia un menangis saat memelukku, 
         "ibu, dalam sujud setiap malam, aku memohon padaNya agar mengirimkan seseorang yang bisa menerima aku apa adanya, wanita mana yang tak ingin menyempurnakan setengah diennya, wanita mana yang tak ingin menjadi sempurna sebagai seorang wanita, wnaita mana yang tak ingin itu ibu"isakku dalam kepiluan yang mendalam, bertahun tahaun aku menyimpan luka ini, setelah kejadian 5 tahun lalu
      "sabar ya sayang, ibu tak mengapa"ibu membelai kerudungku, aku mersakan tetesan air mata itu jatuh membasahi pipiku
         "ibu, adakah saat ini pria yang mau menerima wanita tua sepertiku, wanita yang telah dibatalkan lamarannya berkali kali. karena ketidaksempurnaanku, karena rahimku yang tak bersama tubuhkuuuu"teriakku dalam peluk, aku tak bisa menhan kepiluan , hanya bisa menangis sedlam rasa sakit saat aku harus kehilangan rahimku.disini .di hati
       dalam penantian tahun demi tahun , dalam do'a bersama tetesan tawakal, aku panjatkan pada dia yang jiwaku dalam genggamanNYa, memohon agar hatiku dan tubuhku kuat menahan ini semua. setip berjumpa dengan anak anak disekolah, aku mersakan hatiku terenyuh, terkoyak, namun terobati rindu rindu itu, dan saat ibunya kembali menjemput pilu itu menyeruak, dalam lamunan yang selalu terjaga oleh si kecil zahra. aku lalui hari hari setelah perbincangan itu. setegar rumput liar aku bertahan meski sebenarnya aku pun begitu rapuh.
         "ibu ariiinn"suara yang selalu aku tunggu
         "iya anak anak"tanganku dicium satu persatu oleh mereka, polos halus, dan begitu menyenangkannya mereka buatku. ibu anak-anak pun berlalu meninggalkan anak anaknya bersamaku. ah rabb mereka pengobat lara buatku. ujarku dalam hati. mereka pun masuk ke kelas dengan ramai.
          "ibuuuu..."aku tahu suara itu
           "zahra..tumben baru datang"sapaku sambil menyambutnya, aku pun memposisikan tubuhku dengan zahra, ku pegang keplaanya
        "iya ibu, aku kesini dengan ayah, mba Lia sedang sakit"jawabnya polos, singkat namun perlahan, zahra menatapku dalam, tatapan yang begitu menusuk hatiku.
          "eh ini ibu zahra ya, kenalkan saya Arya Wastu Kurnia, ayahnya Zahra" ujarnya sambil tersenyum. penampilannya sungguh sangat teduh, rapih dan dewasa.
          "ibu ...zahra masuk dulu ya"
          "baiklah"usapku menyentuh kepalanya..
zahra pun meninggalkan aku dengan ayahnya
         "ehmm bu sepertinya saya harus segera, kembali ke aktivitas ,titip Zahra ya bu"
            "oh iya pak Arya "
             "kalau begitu saya pamit, assalmu'alaikum "
              "wa'alaikum salam"aku setengah tergugu melihatnya berlalu, ini ayah dari zahra ujarku dalam hati
               "ah apa yang aku bayangkan" aku pun berlalu meninggalkan tempat bermain.

angin berhembus begitu halus , di pelataran rumah, aku baru pulang dari rumah teman selesai dari tempat mengajar, aku melihat ibu sedang duduk manis di depan taman.
                "ibuuu ..assalamu'alaikum"
               "wa'alaikumsalam, nak kenapa baru pulang, tadi teman ibu yang waktu itu ibu ceritakan datang kesini, bersama sodara yang hendak ia kenalkan padamu"
aku yang mendengar itu kembali menghela nafas dalam
          "maafkan arin bu, tadi ke rumah teman dulu menengok anak keduanya yang baru dilahirkan, ibu satu minggu setelah ibu bicarakan padaku, aku mencoba mengistikhorohkan pilihan ibu, dan aku mengambil keputusan itu, untuk menikah dengan pilihan ibu" sambil duduku disamping ibu di teras rumah.
           "benarkah nak...."
           "tapi apakah ia mau menerima ku bu??'"
           "heum  dia mau menerima anak ibu yang cantik ini apa adanya, tapi nak ibu lupa bilang bahwa ia seorang duda dan sudah punya anak satu"
           "benarkah ibu..."aku sempat terdiam 
           "baiklah ibu tak mengapa, semoga aku bisa menyayangi anaknya seperti anakku sendiri, meski bukan dari rahimku sendiri, siapa namanya ibu?"
"ohh iya namanya...aduh kok ibu lupa ini ibu ada fotonya" mengeluarkan sebuah foto dari sebuah album, dan aku menyambut foto itu
         "astagfirullah....dia....???"



akad nikah pun berkumandang, dalam haru yang membahana jiwaku, ibuku dan sikecil zahra di sampingku, sikecil yang membuat aku teduh melihatnya, dan pria yang siap menerima ketidaksempurnaanku ini Arya Waktu Kurnia. pada dialah yang akan aku persembahkan cinta, kesetiaan dan kasih sayangku.anakku dan suamiku. Sampailah cintaku pada batas penantianku.sepanjang akad nikah zahra duduk disampingku dan aku melihat gambar ayah ibu dan anak kecil, namaku tercantum disana dengan tanda hati di ujung namaku.Ibu Arin




3/12/2011

Selembut Maafmu Ibu

Sebuah bantingan keras menggaung dirumah. Waktu menunjukan pukul 02.00 subuh, dengan sempoyongan karena menahan sakit aku masuki rrumah, ibuku yang mengenakan mukena putihnya menghampiriku, sambil menangis.
“ dari mana na??ibu khawatir jam 2 subuh begini baru pulang”
“ahh berisik bu saya sangat mengantuk dan ingin tidur”sergahku melepaskan tangan ibu diwajahkku. Ia menangis dan aku sangat tak perduli.aku banting pintu tepat di depan muka ibu.aku mendengarkan ibuku menangis dan berdoa pada allah agar aku dibukakan pintu hidayah. Aku yang setengah sadar dan pusing segera ambruk dikasur, dalam kamar yang gelap, dan suara tangis ibu pun sayup sayup hilang dan aku pun terlelap.
Pagi menjelang , dan aku bergegas ke kampus, aku lihat aku akan terlambat, aku segera ke dapur dan menghampiri meja  makan ,aku lihat ada nasi goreng dan sepucuk pesan .
Dra ibu mau ke rumah bu’de mu, mu pinjam uang untuk bayar semesteranmu, ibu lihat di kamarmu sudah dua semesterkan lum dibayar ndo?. Jadi itu sudah buatkan nasi goreng mungkin nanti malam ibu baru pulang.

Terkenang masa lalu yang indah, saat aku pulang sekolah , beliau selalu menyambut dengan senyuman hangat, dan menanyakan hal menarik apa yang terjadi di sekolah, dia selalu membuatku merasa nyaman, dan aku selalu membalas dengan hangat. semenjak kepergian ayah aku jadi begini, aku tak bisa menerima kepergian dia, aku menyalahkan ibu yang terledor hari itu hingga ayah kecelakaan, dan meninggal. Aku masih belum bisa menerima, aku lebih banyak diam dan menghindar dari ibu, hingga aku sering pulang malam, nonton musik konser underground sampai larut malam, aku trek trekan motor. Ah aku mulai jadi aku yang lain, dan saat itu ibu mulai sering menangis tiap aku pulang larut malam. Ia menyapaku bukan dengan senyuman , tapi air mata.
Aku pun bergegas ke kampus, untuk menemui teman temanku, bukan untuk kuliah, hanya numpang tanda tangan lewat teman , dan aku pergi bersama teman bermainku, untuk menantang nyawa lewat trek motor.
Seorang teman menghampiriku, dan duduk disampingku.
“hei ar” sapaku sambil menyimpan helm disampingku
“dra nte banyak berubah ya sekarang, ane nyaris ga kenal kamu sekarang” ujar dia begitu hangat, sama seperti dulu daat kita masih satu kelas di pesantren
“menurut lu gw berubah ya…..”balasku sambil menatap langit,dan mulai ada keheningan
“ya dra, kamu dulu sangat hangat dan ramah, tapi kini dingin dan tak peduli, aku tak habis pikir mengapa kamu jadi begini, aku lihat ibumu bekerja, siang dan malam berjualan di depan sekolah kita dulu, dan kamu selalu bantu tiap pulang sekolah, dan kamu selalu yang paling semangat mengerjakan tugas ini dan itu, bahkan kamu mengalahkan aku untuk prestasi akademik dan hafalan , tapi kini???”
“lantas apa urusan lu sekarang ama gw, itu gw dulu yang cupu, sekarang gw lebih keren dan ga ada yang bisa mandang sebelah mata lagi.heheh” seringai memuakan dari wajahku
“ah entahlah yang pasti aku tahu sikapmu berubahmu tak hanya padaku tapi ibu jugakan?”
“tahu dari mana lu?”tanyaku mengerinyatkan sebelah halisku, dan emosiku mulai muncul, karen dia membahas keluargaku
“tadi pagi ibu datang kerumahku, untuk meminjam uang bayar kuliahmu semester ini, tanpa sengaja aku mendengarkan ia menangis, bodoh kamu dra?
“maksud luu..?”aku dibakar rasa marah yang luar biasa, karena aku sangat tak ingin membahas ibuku, karena dia penyebab kematian ayahku, aku hampir meremas bajunya, dan menghantamkan kepalan hangat lewat tanganku yang bersarung.
“ya kamu bodoh dra…”
“Apa maksud kamu ar..gw ga suka lu bahas bahas soal ibu gw atau apa pun lah” aku yang dibakar emosi segera menghatamkan satu pukulan hangat pada dahan pohon tepat disamping arya berdiri, dan aku meninggalakn tempat itu.
“dra…kamu perlu tahu, penyebab kematian ayahmu selama ini bukan ibu mu, tapi kamuuuuuu dra”teriak arya dari kejauhan dan berlari meghampiriku , menahan pundakku
“dra terserah kamu mau percaya atau tidak, dengan apa yang saya ceritakan , yang pasti tadi pagi ibu datang kerumah ibuku, tanpa sengaja saya dengar pembicaraan mereka berdua”
Aku yang acuh dan dingin tetap pada pendirian bahwa ibu adalah penyebab kematian ayah.aku membuang mukaku saat arya menceritakan banyak hal
“dra kamu masih ingat hari saat ayahmu kecelakaan, satu hari sebelumnya kamu mengunakan motor itu kan dan stir motornya bengkok dan kendor akibat kamu menabrak gerbang sekolah,kamu lupa cerita pada ibu, sehingga motor itu berjalan tidak stabil dan ayahmu pun tak bisa mengendalikan motornya itu dra , jadi selama ini kamu salah paham , selama ini ibu menyembunyikan hal ini dari kamu supaya kamu tidak menyalahkan diri kamu sendiri,tapi nyata kamu begini dra, hati kamu dimana, saya tak habis pikir sama kamu.”
 “Dra, segera minta maaf sama ibu kamu dra, selama ini ia menutupi kecelakaan itu, agar kamu tidak shock, selama ini ia tahan rasa sakit di hatinya, karena kehilangan suaminya, sekarang ia harus kehilangan anaknya , yang nyaris ia tak mengenalimu sama  sekali”ujar arya sambil menangis..
“sadar dra, selama ini kamu kuliah dia yang susah payah untuk membiayai kuliahmu, setelah ayahmu meninggal, kamu nggak tahu kalau ibu pulang malam sebelum kamu pulang, untuk menjual makanan di terminal , kamu juga ga thu kan dra?”desak arya padaku, tumpahlah air matanya, hatiku dan mataku pun mulai meneteskan air mata
“tapi lihat kamu sekarang dra..tak tahu balas budi kamu, tak punya hati kamu, ga mikir kamu punya adik kecil, cantik, lucu pintar , liat kakaknya kaya gini…astagfirullah sadar dra….?sekarang kamu suka ngerokok , minum , istigfar dra sebelum allah negur kamu, dan lihat ibu sekarang dra”
Bak petr di siang bolong aku tersungkur, bertekuk lutu, menangis, mengingat semua buruknya sikapku pada ibuku, aku tidak tahu harus berbuat apa selain menangis, arya yang melihatku ikut menitikan air mata,
“segera hampiri ibu dra, ia masih ada di rumahku, yang lalu biar berlalu, ibu masih selalu berharap dan minta kamu agar seperti dulu lagi”
“arya selam tiga tahun ini aku telah menyaikiti dia, aku melempar muka benci, aku membanting pintu tepat dimukanya, aku menghabiskan uang dari keringat dia sendiri untuk hura hura, ah arya aku sangat menyesal…”isakku tak tahan dengan semua yang aku lakukan, segera arya menarik tanganku dan mengajakku menemui ibuku, dan aku pun segera mengambil helm ,ditempat aku duduk tadi menunggu temanku, yang mengajakku untuk kembali minum dan terk motor kembali..
Aku merasakan sakit di ulu hati perih , sepanjang aku membonceng arya menuju rumah , aku mengingat senyum ibu, senyum alia,senyum ayah, dan semua indahnya kenangan bersama, tak henti aku meneteskan air mata, terutama saat aku mebanting pintu kamar dimuka ibuku, aku sangat menyakitinya rabb..lama pula aku tak menyebut nama tuhanku, bahkan ibu selalu mengingatkan aku shalat, saat itu malah memakinya, astagfirullah , ampuni hambamu ini rabb…
Motor melaju semakin kencang diijalanan hingga aku menabrak becak, arya yang dibelakang terpelanting, dan aku menabrak atap becak hingga mengenai mataku, dan tukang becak itu pun terjatuh tak  jauh dari samping becaknya, aku merasakan sakit luar biasa, aku mendengar arya berteriak dan ada yang berteriak histeris saat itu namun sayang semua begitu gelap, dan aku pun tak sadarakan diri..


Semburat cahaya tak satu pun aku bisa melihatnya, semuanya terasa gelap kaku, dan aku merasa sakit disekujur badan, ada yang menepel di tangan dan kepalaku, aku tak bisa melihat karena ada kain yang menutupi kepalaku, ingin aku raba , tapi aku tak bisa meraskan tanganku,
“astagfirullah tangaku dimana”…teriakku histeris
“tanganku mana….bahkan aku tak bisa meilhat ..tidak tidak…”teriakku histeris…ada tangan lembut menenangkan aku.
“ibu itukah kau ibu…tangan dan mataku kemana bu..??”tanyaku panik, sedih, penuh histeris..
“nak rendra sabar dan tabah ya”balasnya sambil terdengar terisak , aku tahu itu bukan suara ibu .
“ibu dimana …bu’de ibu dimana” aku semakin histeris, dan panik
“sabar ya ndo, tenang ibu ada kok , tenang ya sayang”.  bu’de memlukku erat, aku sangat rindu ibu, ntah dimana ia sekarang , apa ia marah padaku, apa ia enggan menemui aku karea sikapku.aku bertanya tanya. Sampai seorang laki laki tua menegurku
“nak rendra , hari ini kamu bisa membuka perban di matamu, setelah 10 hari kamu tidak siuman”
Bu’de melepas pelukannya, aku hanya diam saat tangan dokter menyentuh kepalaku dan membuka perban dikepalaku, aku masih shock dengan mataku , tanganku yang tak berjari lagi.aku terdiam , dan memikirkan ibu dimana , aila dimana?kenapa aku tak mendengar suara mereka.apa mereka membenci aku hingga tak mau menengokku , ujarku dalam hati
Perlahanku buka mata , dan semburat cahaya terang menerangi dunia yang gelap dan gulita, aku melihat ada cahaya menembus mataku, perlahan aku lihat satu persatu, ada bu’de disamping, dan arya yang tertidur dikursi  dengan balutan dikepalanya, ada dokter dan suster disampingku. Selain itu tak ada lagi. Ibu kemana.bisikku lirih. Aku melihat tanganku dibalut perban dan aku telah kehilangan setengah tanganku..
“bu’de ibu dimana. Aku ingin minta maaf, atas sikapku selama ini, kemana  ia sekarang, saya sangat rindu padanya, saya ingin memeluk dia bu’de” aku mulai terisak , aku melihat bu’de pun ikut menangis
“sayang, maafkan bu’de, semega engkau tabah”
“maksudnya bu’de”
“hari itu saat kau kecelakaan, matamu terkena atap becak , sehingga menyebabkan kebutaan, tanganmu terhimpit motor, dan arya terpelanting ke depan, kepalanya membentur pohon, dan tahukah kamu sayang, bahwa becak yang kamu tabrak saat itu, adalah becak yang ibu dan adikmu tumpangi, aila terjepit dan nyawanya tak selamat, ibu saat itu pun ikut tertindih motor, tapi ibu selamat na..”bu’de semakin tak tahan menceritakannya hingga pecahlah air matanya.
“dan saat ibumu tahu kamu buta, segera ia menghubungi dokter dan mendonorkan matanya untumu nak “aku tak tahan menahan air mta, aku menangis sejadi jadinya.
“lantas dimana ibu sekarang bu’de “isakku tak tertahan
“ia dipanggil oleh allah karena tak bisa menahan rasa sakit, kemaren kita telah memakankannya”  
 aku menangis sejadi jadinya, tumpah semua kepiluanku sore itu,menyeruak semua penyesalanku. Rasa pilu, sedih, parau, membanjiriku..rasanya tubuhku kaku , mati rasa..
“ibuuuu……maafkan aku “lirihku pilu, aku pun memangis dalam pelukkan bu’de yang ku hrapa ia adalah ibuku

3/09/2011

Bloof ,,wajahmu mengalihkan Dunia

Bismillahirrahmanirrahim


ting tong.....
krik krik krik....
waktu menunjukan pukul 23.00 minus beberapa menit.
mataku masih sibuk dengan setumpuk laporan, tugas kuliah, tugas yayasan yang masih tersimpan rapih belum tersentuh sama sekali, saya sempatkan membuat postingan ini. yah sambil mendengarkan radio MQ yang memutarkan beberapa lagu nasyid. tulisan ini pun dimulai dengan ucapan basmalah.

jujur saya kebingungan kata apa yang bisa menguraikan rasa senang saya mengenal keluarga baru, rumah baru, teman bermain baru, dan sahabat baru.BLOOF. yang hadir dari beragam usia, ragam bahasa , ragam keuinikan, ragam perkerjaan, ragam inspirasi, ragam wilayah, semua ada di sini. satu dalam BLOOF

awal kedatangan saya di rumah baru ini, langsung disapa hangat, disambut dengan baik. ^^ .awalnya aku bingung komunitas apa ini, saya hanya mengikuti saran dari salah satu pembaca yang sering berkunjung kang Budiman Asady, namun setelah lama mengikuti dan memperhatikan ,ternyata BLOOF tempat berkunjung yang nyaman.
saya pun mengenal banyak Blogger dengan tulisannya yang menarik, jauh lebih dari yang saya duga, dari ragam pengalaman , pikiran dan diksi kata yang indah dan renyah untuk di baca ( emang makanan renyah heheh...). seperi blog milik Ani Hasanah Suari ,Andy Ahmad Fairussalam ,Dia Rediana Putra, Tersenyumlah Selalu  Muhamad Ratodi, Asriani Amir, Patmah Wati,Nitnot Ya Helmi , Harumi Si Bungsu, Lathifa Aisyah Anis,Mridwan Purnomo, Apriliana Senja Turkandi, dan masih banyak yang lainnya..

bagi saya pribadi membaca blog orang seperti melakukan sebuah perjalanan menarik, memetik hikmah, mengambil nilai kehidupan dan membuat kepala saya cukup releks, tempat saya bermain, tempat saya berlari sejenak dari penatnya aktivitas, tempat saya bersembunyi dari liarnya masalah, blog jadi sebuah tempat bermain yang menyenangkan.dan satu tempat itu bertambah lagi. yaitu DINDING BLOOF.


SAYA TAK KENAL KALIAN TAPI TULISAN KALIAN YANG MEMPERKENALKAN SIAPA KALIAN.^^.lewat tulisan saya mengenal siapa BLOOFER.


sadar atau tidak sadar. BLOOF wajahmu mengalihkan dunia, untuk membagi waktuku menebarkan kebaikan yang bisa saya lakukan, lewat bait kata dan himah hidup yang saya dapat. semoga shabat pun mejadikan BLOOF sebagai media silaturahmi yang baik..


tetap berkarya, torehkan jejak..semangat....^^

malam 23:30 , Rabu 9 Maret 2011

~Alhamdulillah semoga berkah persahabatan BLOOFERnya Rabb~







3/04/2011

Wajah Langit




menatap wajah langit, begitulah kira kira, aktivitas yang sering saya lakukan. dulu sewaktu saya masih duduk dibangku SMA, kebiasaan saya tiap pagi sebelum berangkat ke sekolah, dan saat malam tiba adalah menatap wajah langit.
kebiasaan itu masih sering saya lakukan, tiap senja datang, maka saya sangat menikmati perjalanan menuju asrama, saat sepoi sepoi angin menyibakku, saat keheningan menyapa perjalananku menuju asrama dalam kampus, saat pohon pohon dibuai angin, maka mataku menatap wajah langit, seakan terhipnotis,saya begitu menikmati tiap melihat wajah langit, yang indah terhampar sempurna di atas kepalaku.
tak hanya tiap perjalanan pulang, saat bermain di padang rumput hijau, sambil tiduran, beralaskan tanah, beratapkan langit, saya sangat menikmati, saat di bis, indah rasa hati tak bisa di uraikan kembali.


pesonamu indah di mataku
tersibak rasa damai mengalun merdu
dibuai keheningan
dipeluk kesejukan
satu seringai diwajahku
kala wajah langit menghipnotisku

karena wajahmu mengalihkan duniaku


dan saya yakin buat sahabat yang selesai membaca tulisan yang saya, pasti akan melakukan yang sama denganku MENATAP WAJAH LANGIT DAN RASAKAN LANGIT SENJA MENGHIPNOTISMU..
selamat menikmati ...


~rahayu~