8/30/2012

Chat dari uci

~Ummu Hurairah~
tiba2 hp berbunyi, dan sms dr aa gym (uci yakini ini hakikatnya utk ayu, bukan uci):
sahabtku, kita punya perasaan adlh karunia Allah, tp hidup diperbudak perasaan adlh petaka, hati pasti selalu galau & keputusan selalu salah


jawabku dalam hati tepat ci

Good bye Rengo

Waktu pertama maenin rengo
~Ummu Hurairah~
Hari ini adalah kali terakhir aku dengan rasa gagah mengenakan tas gitar, bersama gitarku rengo berjalan keluar melintasi khalayak ramai.
Hari ini adalah kali terakhir aku memetiknya dalam bingung, senang, kesal, marah dan kesepian dalam menjejaki hari-hari.
Hari ini adalah kali terakhir ia berdiam dikamarku.
Hari ini  kau berpindah tangan...

8/27/2012

Kedatangan terakhir

~Ummu Hurairah~

Bismillahirrahmanirrahim
“alhamdulillah sudah dikosan, begitu sampai dikosan hujan turun semakin deras” ujar Faul menatap jendela lewat kosannya berlantai dua.
Hujan diluar tambap begitu lebat, setelah didera kemarau yang begitu panjang. Jatinangor memang  bersuhu ekstrim, saat panas, rasa panas tak kalah dengan Jakarta, saat hujan taka kalah dengan bogor yang emmang disebut kota hujan. Angin pun tak segan mengoyangkan rimbunannya pepohonan yang jarang sekali berdiri di tanah padjadjaran.
Faul tampak sibuk membereskan kosannya, sampai kemudian terdengar ketukan pintu.
Tukkk..tuk…tuk….
“siapa?”teriak faul sambil memasukan baju yang sudah disetrikanya.
“aku Mahayu ul. Tolong bukakan pintu untukku, basah kuyup nih aku”
“ya Allah hujan deres gini kesini yu”ujar Faul sambil berjalan cepat kearah pintu yang terkunci rapat.
Seringai senyum tergambar dari wajah Mahayu yang nampak lelah, tak ada sedikitpun dari apa yang dia pakai kering, semua basah semua kotor oleh tanah.
“Masya Allah yu….masuk masuk….ayo ganti baju mu, dari mana kamu kok bisa bisanya datang magrib dalam keadaan begini si yu”ujar ulfa terlihat khawatir
“he…iya ul maaf ya kamu repotin. Saya pengen kesini aza nih ul, habis aku sendirian di asrama”
“oh ya ampun..iya nih baju mu. Ganti sana.udah makan belum”
“ah ga ul, ga makan, syukron Bajunya ya ul” Mahayu pun ke kamar mandi yang terletak di dalam kamar mandi, ulfa yang tadi sedang memasukan pakaian yang tadi terhenti karena kedatangan Mahayu tiba tiba. Mahayu selepas menganti pakaiannya yang tadi bahas, sudah berganti dengan pakaiannya yang kering.
Mahayu kemudian merebahkan badan di kasurnya faul yang berkapasitas satu orang, sedang faul masih sibuk dengan kegiatan beres beresnya.
“ yu kamu dari mana? Bener dari kosan?”
“he nggak tadi udah dari cicaheum ul, ketemu ibu Tami. Habis memutuskan diri untuk mengundurkan diri kerja part time, mau focus penelitian dan amanah kampus dan yayasan aza, kenapa emang?”
“Nggak nanya aza, kayanya cape banget, wajah kamu sampai pucet gitu yu”
“hmmmm…saya tidur duluan ya ul”
“he kamu nggak sholat emang yu, shalat isya”
“ Ga ul, duluan ya, maksaih buat tumpangannya, oh ya ntar subuh aku pergi ya ul. Sorry selama ini aku  ngerepotin kamu mulu ul” senyum hangat menutup percakapan Mahayu dan faul, Mahayu sudah tampak terlelap setelah beberapa menit, faul pun menunggu adzan isya untuk adzan.
Mata faul amatlah berat untuk tidak segera tidur, akhirnya ia memutuskan untuk tidur juga menyusul Mahayu yang sudah sangat terlelap dalam tidurnya selepas ia melaksankan shalat isya. Ia pun menggelar kasur kecil di samping kasurnya. Dan mentup mata.
Malam pun semakin nyaman dengan suara hujan yang berjatuhan di atas genting, desauan angin yang kencang, membuat selimut semakin rapat menutupi tubuh yang kedinginan, ah nampak asik seleuru penduduk padjadjaran di kosannya masing –masing.
“ul…aku mau pergi…ul” ujar Mahayu mencoba membangunkan faul yang masih terlelap tidur.
“ul…ul”
“euhhh ya yu, hati hati ya,” Faul pun bangun, meski nyawanya sepenuhnya belum kumpul.Jalannya pun nampak terhuyung huyung saat mengantarkan Mahayu hingga di depan pintu.
“ya Ampun yu masih jam 5 gini, adzan masih 15 menit” ujar faul yang berdiri depan pintu melihat Mahayu pergi dari pandangan, ia melihat mahayu yang semakin jauh meninggalakan pintu.
“Assalamu’alaikum “ ujar Mahayu
“wa’alaikumsalam , daahhhhh” Faul pun menutup pintu kosan dan menjatuhkan badannya diatas kasur, melanjutkan tidurnya. Sampai terdengar panggilan telepon , dengan malas faul menganggat telepon.
“siapa subuh subuh gini yang nelepon” gerutunya
“ halo ul, assalamu’alaikum…ul bangun ul…”
“ada kabar buruk” suara terdengar parau karena tangis memekat di tenggorokan
“ kabar buruk apa si sa, sabar kek” ujarnya sambil terkantuk kantuk”
“tapi jangan kaget ya, beneran”
“ Iya ada apa sih, jangan bikin orang kesel pagi pagi dah” Faul mulai kesal dengan Nisa
“itu temenmu ul, temen kita”
“etd dah kenapa die , sapa juga sa” Faul semakin kesal dalam rasa kantuknya ini
“ Mahayu kecelakaan kemaren jam 5 di daerah cinunuk”
“ MASAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA>>>>>>>>>>” Serentak kaget , rasanya pembuluh dari berdesir dai ujung kaki ke ujung kepala, faul sontak bangun terduduk dikasurnya.
“iya bener ini aku lagi dirumah sakit, sama keluarganya. Dari kemren malam kamu susah dihubungi ul, sebentar lagi mau di makamkan”
Faul tak percaya, jadi siapa yang tadi malam berkunjung ke kosannya..Faul pun mencari pakaian yang dipakai Mahayu tadi malam, ternyata tepat disampingnya terduduk.
“Masya Allah, jadi tadi malam Mahayu datang terakhir kalinya??”


8/25/2012

When I opened Kor-an #2

~Ummu Hurairah~

Saat ini keinginanku akan suatu hal amatlah besar, berhari hari aku memikirkan bagaimana aku bisa mewujudkan mimpiku yang satu ini, namun hidayah dan rahmat  datangya memang tak tahu kapan. Yang bisa saya lakukan hanya sabar dan usaha , doa dan tawakal. Namun jalannya seakan belum terbuka lebar bagiku. Sedih menggelayuti dengan mimpi ini, yang bisa dilakukan hanya mampu mengelus dada, bersabar dan tetap husnudzon dengan rencana Allah.  Dan siang itu aku membuka Al qur’an hendak tilawah. Dan tanpa sengaja aku membuka suratAr-rad ayat 22
Isinya begini
DAN ORANG YANG SABAR KARENA MENGHARAPKAN KERIDOAN TUHANNYA, melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka baik secara sembunyi-sembunyi atau terang terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan :orang itu mendapatkan tenpat kesudahan (yang baik)
Masya allah, allah menjawab segala gundah gulana yang menyelimutiku sepanjang hari ini dengan ayat ini tanpa saya sengaja membukanya, dan tepat saat aku Baca.

Aku tersenyum selepas membaca ayat itu,. Senyum penuh kebahagiaan dan hal indah yang terbayang yang tak bisa kau baca andai kau ada didepanku

when i opened Kor-an #1

~Ummu Hurairah~

When I Opened Kor-an #1
Bismillahirrahmanirrahim…
Tulisan kali ini semoga menambah bobot tulisan saya.hmmm. ya karena harapan sejak awal adalah tulisan  tulisan yang ada pada blog ni bisa menjadi inspirasi yang bagi pembaca sekalian.
Nah kali ini dalam rangka resolusi saya, beberapa tulisan akan membahas mengenai al qur’an. Karena sang penulis blog ini sangat ingin bisa lebih baik lagi dari segi kedekatan dengan Al qur’an, yang semakin bertambah kecintaanya kepada Allah.
Tulisan dengan taglinenya When I opened Kor-an ini. adalah ayat ayat yang di kutip dari al qur’an kemudian akan di tulis tafsirnya. Seperti judulnya ketika saya membuka al qur’an , tepat saya membutuhkan ayat itu, sebagai petunjuk dan jawaban atas segala kegundahan hati.
Surat Az Zumar Ayat 9
Surat ini tak segaja terbuka dari buku tafsir katsir, seakan mengingatkan saya mengenai BANGUN MALAM, untuk SHALAT MALAM.
Berikut isi ayatnya
Apakah orang yang beribadat diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,” Adakah sama orang –orang yang mengetahui dengan yang orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran(9)
Adapun tafsir dari ibnu katsirnya adalah sebagai berikut :
Allah SWT berfirman , “ Apakah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri.” Maksudnya , apakah orang yang tengah khusyu di tengah malam sambil bersujud dan berdiri  karena Allah dalam suasana ketaatan kepadaNya, seperti orang yang menyerikatkanNya dan menjadikan saingan bagiNya? Mereka tidak sama disisi Allah. Hal ini sebagaimana firmanNya,”Mereka itu tidak sama…’( Ali Imran : 113)”sedang ia takut kepada akhirat dan mengharapkan  rahmat Tuhannya?”yaitu, dalam suasana ibadahnya itu dia takut dan mengahrap. Ibadah tu harus disertai rasa takut dan harap. Dlan dalam keseluruhan hidup rasa takut itulah yang dilebihkan. Itulah sebabnya Allah berfirman,” Sedang ia takut kepada akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhan nya.” Bila dalam keadaan bermunajat kepada Allah maka hendaklah rasa berharap itu yang dilebihkan
Diriwayatkan oleh imam dari Abdu bin Humaidi di dalam musnadnya bahwa Anas r.a berkata ,” rasulullah saw. pernah masuk menjumpai seorang yang sakit dan tengah menghadapi maut, kemudian beliau bertanya kepadanya, “ bagaimanakah perasaanmu?” Dia menjawab,”aku berharap dan aku takut?” kemudian rasulullah bersabda,
Tidakkah berkumpul di dalam hati seseorang rasa takut dan berharap dalam keadaan seperti itu melainkan Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia harapkan dan akan memberikan  keamanan kepadanya daripada yang dia takutkan.”
Hadist ini diriwayatkan pula oleh imam tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah.
Allah SWT berfirman, “katkanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Maksudnya, apakah orang berdiri dan bersujud dalam suasana kekhusyuan dan berharap ini sama dengan orang yang menjadikan saingan untuk Allah agar dia dapat berbuat kesesatan dari jalan Allah?” Sesungguhnya orang yang berakalah yang dapat menerima pelajaran.” Maksudnya, yang mengetahui perbedaan antara ini dan itu adalah orang yang memiliki akal pikiran.
Referensi :
Taisiru al-Aliyyul Qadir li ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 4. Ditulis oleh Muhammad Nasib Ar rifai
Ayat ini seakan mengingatkan aku untuk bangun malam dan benar benar berdiri tegak untuk beribadah kepada Allh, bukan terkantuk kantuk memanjakan badan yang terlalau banyak tidur. Yoooooo yuuuu ayuuuu benahi shalat malamnya. ^^

Apa Adanya

~Ummu Hurairah~

Bismillahirrahmanirrahim…
Mengehla nafas berat
Kalau raut wajahmu tampak berat menghadapi hari hari ini
Kau ekspresi dengan caramu
Yang sampai sekarang aku sulit untuk mengerti
Memaksakan untuk mengerti
Hanya aku tahu apa yang sedang kau bawa dalam pundakmu
Beban berat yang membuat kau jadi begini
Kau selalu meyalahkan masa lalumu
Yang membuat aku bingung
Apa yang harus ku perbuat
Aku tak bisa menyalahkan siapa pun
Hanya geram tertahan sendiri
Hanya bisa mengaduh perlahan untuk mengeluarkan sedikit dari ribuan ganjalan itu
Tapi aku mencoba menerima dirimu apa adanya
Mencoba menerimamu apa adanya
Sebisa aku, dan maafkan sekaku ini aku adanya
Akulah yang harus menyesuaikan dirimu
Yang kadang mengapa harus aku
Tapi bukan pertanyaan baik untuk aku keluarkan
Seorang bijak berkata padamu
Terima dia, dan lupakan yang buruk dari perbelakanganmu
Agar hidupmu tenang
Agar hidupmu penuh keikhlasan

T.u.t.u.p

~Ummu Hurairah~

Akulah insan yang dikarunia kasihmu tiada tara
Kau tutupi hal yang tak ingin aku buka
Duhai egkau yang maha pemurah
Tak pantaslah diri ini membalas kasihmu ini dengan durhakaku
Hingga kau murka jadinya
Sungguh tak mau
Tak jua aku inginkan ini
Maka tutuplah apa yang harusnya ditutup
Dan aku akan menutup apa yang seharusnya mereka tutup
Agar kau tutup apa apa yang patut kau tutup dariku kelak
Saat semua mata terbelalak