10/29/2012

Pilar Rumah Kehidupan

~Ummu Hurairah~


Dalam membangun sebuah rumah di butuhkan pondasi yang kuat, tidak sekedar membangun, dengan material yang ada tapi memang perlulah hal yang kuat, aqidah menjadi hal yang utama, di bangun dengan 5 pilar , diantaranya ilmu, komunikasi, mental, tenaga dan biaya. kelima ini adalah hal yang tidak boleh hilang satu pun , untuk membuat bangunan rumah menjadi kokoh. Kadang rasa panas hinggap, kala disekitar dengan segera membangun rumah itu, barang kali  mereka memang sudah menyiapkan hal tersebut.

Mistaqon gholizo, sebuah iktan kuat, dengan Allah sebagai saksi atas ikrar sakral. Kesakralan itu kadang berbenturan dengan segala ketidak siapan. Iming iming manisnya sebuah mahligai rumah tangga  menjadi daya tarik tersendiri, tanpa memperhatikan hal terburuk yang bisa di alami. maka setidaknya kita sudah mempersiapkan ke-5 pilar tersebut agar angin badan, hujan besar rumah tetap kokoh terbangun.

:) siapa yang tidak ingin menemukan sebelah sayapnya agar utuh? tentu setiap manusia menginginkan karena memang sudah sunatullahnya demikian. Namun perlu persiapan yang cukup dari sisi psikologi wanita, laki laki, keluarga, anak , masyarakat dan lainnya...

ahhh semangat mempersiapkan untuk membuat rumah yang indah didunia dan akhirat

NANOSUA

~Ummu Hurairah~


ingin teriakkkkkk..... aaaa cape....
cape yang nikmat...ingin tertawa hahahahahaha
tawa yang tiada sebab.....
ingin sendiriaaaaaaannn........krik krikk krikk..
sendiri yang mustahil.......

tidak satu pun yang membuat hati ini mendung dan terang kecuali memang Jari jari kuasanya yang membuat semuanya terbalik, biduk hati ini berlabuh tergantung nahkoda pembawanya.
Duhai Allah dunia membutakan hatiku, dengan segala pola lakuku yang tak beraturan, Duhai Allah maka terangilah hatiku dengan cintaMu yang mampu membuat dahaga ini lepas, membuat gelap menjadi terang , dan rasa lelah lemas ini hilang tersapu kasihMu..
Duhai Allah,,,, Akulah lemah dan kau Mahakuat, maka kuatkan kaki usahaku menapaki jalanan misteri hidupku ini. Mampukan aku..
simpuh pintaku hanya padaMu.
 

10/24/2012

Terbitlah Semangat

~Ummu Hurairah~

Tergolek pena diatas kertas, saat puing puing keinginan bertebaran bersama baris baris kalimat tugas akhir. Rasanya ingin lari, tapi aku semakin tertarik untuk menuntaskan kerja kerja ini.Mataku ku ajak bermalam bersama puing puing dokumen di layar komputer, bersama senandung sepi menikmati detik demi detik yang berlalu.

Malam semakin menyulut sepi, hmmm...semakin keras dentingan gitar membahana ruangan kecil ini. dentingan yang mengiringi malam yang panjang, rasanya nanar mataku hingga tanpa sadar mengering dan perih, ah sampai kemarau melanda mataku

Aku mencoba menerbitkan kembali semangat berjuang, seperti kata sang petuah padaku "berjuanglah yu sampai kamu benar benar tidak bisa berjuang", namun sering kali diterpa oleh nyali yang menciut tiba-tiba, mungkin dimensi hatiku tak bisa menerima kekurangan yang aku miliki. ah...harus segera berpaling dari cermin pikiran ini.

Sejenak aku tinggalkan serakan tugas akhir di atas meja, dan mengajak bermain jari jemari untuk menulis kembali di rumah blogku.

tidaklah cukup dengan diam
saat wajah menengadah pada setumpuk kerjaan
memulai dengan langkah pertama yang kadang berat
namun berat itu sesuai dengan pencapaian pada akhirnya
sering kali ujung tak nampak
namun jerih payah itu akan setimpal dengan hasil
masih saja hanya diam??
maka kepalan mimpi itu akan terbuka dengan kekosongan
mulai lah mulai benahi semuanya


#Saat berdialog dengan hati, sejenak berpaling dari TA

10/22/2012

Cerita Tanpa Judul, Tentang Ibu

~Ummu Hurairah~

"Tak tahulah dosa ayahmu apa pada ibu, terlebih padamu yang tak tahu apa-apa " setetes luka jatuh membasahi kulit lembut bayi mungil itu dari pipi yang lusuh karena buramnya kehidupannya.

"Maafkan ibu nak, bukan niat membuangmu karena ibu membencimu, justru ini kasih sayang ibu padamu" tetesan luka itu deras membasahi kening sang bayi yang mulai merengek , karena sentuhan luka itu membuat sang bayi merasakan perpisahan itu menjadi tangisan bayi yang penuh kesedihan, langit yang gelap menyaksikan tangan itu terulur perlahan, menjauh sejauh bulat di ujung langit.

jika saja anak ini bisa berbicara , mungkin ia akan berbicara demikian.
"ibu betapa kau tega padaku, sungguh aku sangat mengharapkan kasih sayangmu, 9 bulan aku menunggu untuk bisa menatap wajhmu, merasakan kasih sayangmu, namun ketika aku lahir dengan begitu mudahkah kau ulurkan tanganmu jauh dariku, salah apa aku?? aku tak mengerti apa -apa dengan dunia ini, jika ayah memang tak bertanggung jawab, apakah kau akan sama dengannya memperlakukan aku demikian, sungguh jika Tuhan izinkan aku bicara , masih kau kau buang aku disungai seperti ini"

tangan malaikat menjulur , lewat seorang pemulung tua renta, yang tersenyum bahkan saat melihatnya, buka tetesan luka, namun sebuah hadiah indah dari sang maha pecipta, dan ruh baru dalam hidup sang pemulung tua renta.

dari kejauhan mata itu masih mengamati, dengan tetesan luka merembes dibalik batang pohon, ya wanita yang tega membuang anaknya mengamati dari jauh, bahwa seorang tua renta sudah membawa bayi mungilnya itu, dan ia pun pergi berderai luka.
simungil menolehkan lehernya kerah langkah ibunya yang jauh pergi, nuraninya merasakan perpisahan dalam lewat tangisan bayi yang cuma itu yang bisa ia lakukan...

~teng...teng....jam sekolah...

"Anak-Anak hari ini adalah hari ibu, jadi seperti yang sudah ibu tugaskan kemarin silakan bacakan puisi tentang ibu di depan kelas"  sebuah berita menarik dari lisan ibu manis , Bu Sarah. anak anak menyambut riang, Riuh anak nak membahana seisi kelas, kecuali Aya di bangku terdepan baris ke 2 , ia menundukkan wajahnya.

Bu sarah yang melihat Aya yang tak semangat kemudian menghampirinya, mengelus kepalanya , sambil tersenyum "kenapa sayang?"
Aya mendongkakkan wajahnya sambil berusaha tersenyum, meski saat itu ia tetesan rindu itu jatuh membasahi putih pipinya.
"Bu sarah..."lirihnya...
Bu sarah yang tahu kondisi Aya , lantas memeluk Aya, dan mengambil kertas yang tergeletak diatas meja. derai rindu aya pun mejalar ke hati Bu sarah, saat matanya membaca kata demi kata rindu itu

Ibu...
aku rindu padamu
aku tidak tahu mengapa kau tinggalkan aku
aku sangat ingin seperti yang lain 
kau peluk
kau cium keningku
kau sapa aku
kau tersenyum padaku
kau marah padaku
kau elus keningku
dan kau katakan sayang padaku
tapi ragamu tak dihadapanku bu
dimanakah engkau
aku rindu sekali dan ingin bertemu

tangis itu tersenguk penuh kepiluan dalam pelukkan bu Sarah,
"sabar ya sayang"

~Aya tumbuh menjadi gadis remaja pada umumnya, mencicipi bantuan sekolah dari pihak pemerintah, keberuntungan menghampirinya , setelah laki lakia tua pemulung itu wafat dan ia hidup sendiri , Bu Sarah lantas menjadi ibu angkatnya. Begitulah dunia memang sempit, saat itu aya sudah memasuki SMP saat bu Sarah  membawanya ke rumah. 
"Aya sayang masuklah ibu akan kenalkan pada orang rumah, yang sudah 10 tahun lebih bekerja disini, ada pak Ramdan supir ibu di masih muda dan memiliki 2 orang anak  dan Ibu Iin, yang sudah ibu anggap ibu sendiri"
"Pak ....Ibu.....kemari, aku ingin mengenalkan anak angkatku". Aya yang sudah masuk ke dalam rumah lantas duduk di kursi tamu milik Bu Sarah, kursi itu nampak empuk dia rasakan, sepanjang hidupnya ini tidak pernah ia meraskan kursi empuk. Matanya kemudian berjalan mneyusuri tepian demi tepian rumah bu Sarah, ia  pun memainkan kakinya , kemudian melihat lantai yang berkilau, lantai duluyang ia miliki  hanyalah hamparan  tanah, kemudian melihat meja kaca yang berkilau, yang dulu hanya selembar kain lusuh. Ketulusan bu Sarahlah yang menghantarkan Aya, kalau bukan karena kebaikannya, dan rasa sayang bu Sarah barang kali ia tidak akan bisa mencicipi rasanya seorang ibu. Ah mimpi apa Aya pagi itu. Selepas Ayahnya sang pemulung itu meninggalkan karena penyakit tuberkolosis, Aya sering tak masuk sekolah, dan sata bu Sarah tahu aya tak pernah masuk, akhirnya ia meminta kepala sekolahnya untuk memberikan alamat rumah Aya dan menemukan aya sedang melipatkan kakinya dengan tangan sambil menangis di sudut gubuk tua di sebuah perkampungan kumuh di Jakarta selatan, Bu sarah bukan seorang yang miskin, tapi seorang yang kaya hati dan dermawan, rela mengajar di sekolah perkampungan walau rumahnya jauh di perumahan kota, Jiwa sosialnya memang tinggi.

"Nah itu dia mereka " bu sarah berdiri dari kursi tersenyum pada Pak Ramdan yang masuk dalam keadaan basah karena sednag mencuci mobil. menyusl Ibu iin dan ada desir dalam hati Aya, dengan mata penuh nanar, ada rasa ingin memeluk , "Siapa dia?" tanyanya dalam hati.
Ibu itu tertegun melihat Aya yang menatapnya seakan ingin berkata "siapa kamu"

Lirih Nurani Di bawah Rembulan

~Ummu Hurairah~

Malam ini aku sendirian, menekuk hatiku dalam. Meski rasanya udara malam ini dingin , namun tak sedingin kenyataan yang aku alami. walau begitu aku mencoba untuk sanggup hadapi kenyataan ini, aku menocba tegar walau sebenarnya rapuh menggerogoti hatiku, dan amanah itu menggerus perlahan pikiran, tenaga dan airmataku.

rasanya sepi, hening, dan sendiri...

 Kerahkan pikiranku yang bercabang ibarat ranting, kelakar satu demi satu mematahkan ranting kurus kering itu, dan aku mencoba bertahan, walau hujan walau angin ujian itu terus menerus menerpa. jikalau aku tak sanggup maka aku bertekuk lutut ingin menyerah, tapi aku tak bisa begitu, ranting ranting itu harus ku pacu agar kuat mengahdapi terjangan angin ujian.

rasanya sakit di lubuk hati dan ingin menangis

Pemenang bukanlah pecundang yang lari dari medan perang, bukan pula menyerah karena kelemahan , tapi bertempur dengan seluruh yang ia punya. karena ia tidak ingin disebut prajurit perang yang lari peperangan.

rasanya lelah dan ingin menjerit

Seorang yang tangguh bukan sekali terjatuh setelah terkenal pukul, namun berulang kali bangkit , meski bibirnya berdarah, tangannya luka, badannya remuk.

Ah perjuangan hidup memang tidak mudah, meski merasa hancur tapi harapanku tak pernah hancur, aku merasa hidupku masih berlanjut, karena aku yakin ia tak biarkan aku begitu saja, ia ulurkan kasihnya padaku setelah aku berjuang,. ia peluk aku dengan kelembutannya, dan memberikan aku seteguk cintanya setelah aku merasakan kehausan saat menepuh jalan panjang ini. tapi ternyata ini semua barulah seperempatan perjalanan dari yang aku lalui.Kini aku menempuh kembali jalan itu dengan tertatih dan perlaha  semangat itu kembali tumbuh, berbisik dalam jiwa terdalam.engkau akan sanggup tempuh ini semua selesai sampai tuntas dalam khusnul khotimah.

10/19/2012

MAPPING LiFe

~Ummu Hurairah~

untuk anak asuh >>>>

Bismillahirrahmanirrahim
PETA KEHIDUPAN

TUJUAN
1.        Anas memiliki Impian dalam mencapai cita-cita
2.        Mentor mampu menstimulus mimpi anas dengan memotivasi anas dalam meraih mimpinya
3.        Anas mampu menggambarkan jalan dalam meraih mimpinya dengan metode Peta Kehidupan
4.       Anas bisa menjadi pribadi yang bermimpi, berusaha , berdoa dan tawakal dengan penerapan pola ini

METODE
Metode yang bisa digunakan adalah dengan mempresentasikan fungsi, dan manfaat dari adanya peta kehidupan, kemudian praktek dalam membuat peta kehidupan

ISI materi
PETA KEHIDUPAN

Ada istilah “gapailah cita citamu setinggi langit”
“Janganlah gapailah cita citamu setinggi pohon cabe”…

Apakah adik adik memiliki mimpi??? (Tanyakan pada anas)
Seberapa Penting Mimpi itu buat adik adik?? (Tanyakan kembali pada anas)
Kakak juga punya mimpi loh (Sebutkan mimpi kakak mentor).
Mimpi atau kalau dalam bahasa sehari hari adalah cita-cita, adalah salah satu ruh bagi kita untuk bergerak, alasan mengapa kita melakukan ini dan itu.
Mimpi atau cita cita adalah tujuan akhir yang ingin dicapai , semakin besar mimpi atau cita cita itu maka akan semakin besar usaha, doa kita.

Seberapa penting cita-cita itu ??
Cita cita membuat hidup adik adik lebih bermakna dan berarti, andai tidak ada maka mau dibawa kemana hidup adik adik.

Coba sebutkan mimpi adik adik?kemudian bayangkan  satu persatu mimpi  (ajak dulu adik adik membayangkan mimpinya)

Nah mimpi itu kan tidak bisa begitu saja kita dapatkan dengan mudah, perlu usaha bukan? Tidak bisa begitu saja setelah kita bayangkan tiba tiba saja kita bisa mencapainya. Misalkan saya pengen jadi dokter spesialis organ dalam. Dengan hanya membayangkan tiba-tiba saja bisa membayangkan adik menjadi seorang dokter spesialis Organ dalam. Tapi perlu usaha bukan?
Usaha pertama teman teman adalah membuat PETA KEHIDUPAN.
Kenapa perlu membuat PETA KEHIDUPAN sih?
Kenapa coba????
PETA KEHIDUPAN akan membuat otal bawah sadar kita memvisualisasikan mimpi-mimpi kita,membuat azzam menjadi bulat, membuat tujuan hidup kita menjadi jelas.
Jika kita sudah tahu jalannya tentu akan lebih mudah bagi kita untuk mencapai cita-cita.
Sekarang contoh kecilnya adalah tujuan temen teman hari adalah mengab , tapi temen temen ga tahu jalan menuju tempat men gab, apakah teman teman bisa sampai ke tempat ,mengab? Gakan ya? Adik adik tentu perlu tahu jalannya, setelah tahu teman –teman berjalan menuju tempat mengab dan sampailah di tempat mengab.

Baiklah adik adik,
Perlu adik ingat , bahwa ketika bermimpi tugas adik adik adalah berusaha mencapainya, selebihnya biar Allah yang mengatur mimpi kita pada akhirnya, kenapa ini kakak tekankan? Karena Allah jauh lebih tahu mana jalan yang ada ridhonya , mana yang tidak ada ridho dari Allah, makanya ketika adik adik dalam menggapai mimpi itu perlu berdoa?,Agar Allah menunjukkan segala jalan yang ada ridho dari Allah, dan jika ternyata jalan yang kita pilih tidak ada ridho dari Allah, maka Allah akan hapus jalan itu dan menunjukkan jalan lain yang ada ridho dari Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada  Allah, sesungguhnya Allah Maha  Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al Hasyr : 18)

Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemaren, maka ia celaka. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemaren, maka ia merugi. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemaren,  maka ia beruntung.

Tapi kan kakak aku  orang yang tidak mampu? Emang bisa?

Adik adik perlu ingat, dunia ini dan seiisinya Allah yang punya, kita juga kan ini Allah yang punya, maka mintalah pada Allah pada yang Maha Memampukan. Ketidakmampuan dalam ekonomi jangan dijadikan ketakutan besar . minta sama Allah. Sekali lagi MInta sama Allah. Setelah meminta tugas kita lagi lagi Cuma usaha bukan? Nanti Allah yang atur hasil akhirnya.

(kakak cari contoh orang sukses, yang dulunya memang nggak mampu dan terlihat sulit buat menggapai mimpi, tapi ternyata bisa menggapai mimpinya)
So kamu pasti bisa….

10/16/2012

Maaf

~Ummu Hurairah~
 Berat di bawa ...
maafkan aku adikku...

GALAU

~Ummu Hurairah~

Sepertinya langit menatap kaku, saat ledakan pertengkaran itu berakhir tragis, pelarian panjang yang aku lakukan. Cacian itu bersimbah luka dalam. Aku berselimut kemarahan lari dan menangis. Jauh jauh dari rumah yang selama ini membesarku. Sejauh mungkin lari ke tempat yang bisa kusembunyi rasa takut ini sedalam dalamnya. hingga tak aku hiraukan tangisan ibu yang sudah bersimpuh terduduk agar aku meredam amarahku. tapi aku sama sekali tak peduli, yang aku pedulikan amarah itu. kecewa itulah alasan besarku lari dari rumah. Tak ada satu pun tangan yang mencegahku, kecuali takdir.
 Malam gelap aku susuri , derai tangis menemaniku malammku yang penuh keharuan, kesendirian dan sepi yang dalam. karena aku telah memutuskan untuk jadi bagian dari keluargaku lagi.
Sepanjang jalan di kursi terdepan angkot  dayeuh kolot-kiara condong tak henti aku memikirkan kejadian tadi, tak tahu aku akan berhenti melangkah dimana, yang jelas hidupku terasa hampa, tak berguna dan melayang tak tentu arah


Ya Allah aku memang bukanlah bagian utuh dari keluarga ini, tapi tidak semestinya kakakkku perlakukan aku seperti ini, menjadikan aku sumber taruhan. Aku ini memang anak pungut, selama ini menumpang pada keluarga yang baik hati dan membesarkan aku. YA Allah , sejauh mana hatiku tak pilu, ternyata aku jadi bahan olok olokan tetangga , yang selama ini aku bingungkan dan aku pertanyakan

telunjuk itu menunjuk tepat diwajahku yang merah membara
"dengar anak pungut, saya tak sudi punya adik  yang di pungut dari depan pintu rumah, kalau bukan ibu bapak yang baik , saya nggak sudi jadi kakak kamu"
duarrrrr halilintar menyambar pikiranku, membuat perkataan itu bak bom yang menghancur seluruh bayangan masa laluku yang indah, tak perduli betapa galak kakak padaku, ternyata selalu ini dia memperlakukan aku bak pembantu karena alasan ini.



*bingung cerpennya rancu heu

10/15/2012

Sendauan Hati

~Ummu Hurairah~


Aku menyusuri jalanan sepi, bukan gedung tinggi tapi pepohonan. Aku menyusuri jalan kecil, bukan sebuah gang, namun jalan setapak. Aku menghirup kebahagiaan, bukan sebuah tekanan tapi kenikmatan hidup.

Berbisik Pada Hati

~Ummu Hurairah~

Perlukah aku menyembunyi hasratku ini, rasanya lidahku geli ingin bertanya, tentang apa yang ku dengar, berita langit dari lisan petuah. Perlukah ku percayai? Bahwa saat ku dengar seketika itu harapan itu buyar, berkeping –keping tak bersisa. Sungguh aku tidak tahu, aku hanya bisa berserah hati, terduduk dan menanti kembali, semuanya hingga kasat oleh mataku sendiri. Berita dari langit itu menggantung, sampai akhirnya waktulah yang akan menunjukkan, dan Allah telah putuskan.
Aku masih dikelilingi dengan berita langit ini, berjalan kemana pun aku pergi, ia selalu mengelilingi pikiranku. Aku berpikir takdir dan doa itu berlomba untuk jadi yang pertama muncul dalam kehidupanku, tapi aku sama sekali tidak tahu apakah takdir itu yang bak untukku, ataukah doaku yang baik untukku. Sungguh Yang Mahatahu akan memberi tahuku, selagi kening ini bersujud pada pemilik jagat raya.

10/14/2012

ENJOY dan JENUH

~Ummu Hurairah~

Kau tahu apa yang kubutuhkan
rasa mendidih dalam kepala berbuah keseriusan dalam segala nafas
memamndang keceriaan menjadi hal yang tak penting
hingga akhirnya kau sentuh aku dengan satu teguran JENUH.
Barang kali harus mendekap sejenak berasama alam dan berpikir
Mungkin aku harus berbicara dengan hati
agar aku tak seserius ini dalam ini itu....
Allah sayang sekali padaku, hingga ingin aku kembali menjadi seceria dulu, seenjoy mungkin
menjalani satu demi satu hari yang sudah Allah siapkan untukku

Tangan Yang Bergetar Menggetarkan Hatiku

~Ummu Hurairah~

Bismillahirrahmanirrahim…..


Penulis  ingin kembali mengajak sahabat agar menjadi pribadi yang lebih bersyukur dengan segala karunia sudah Allah curahkan pada kita, terlebih kesehatan, kelancaran kegiatan, kemudahan dalam rezeki dan aktivitas lainnya
Saat itu  penulis masih di amanahkan untuk membina di Bandung Selatan 1, hari itu aku berkesempatan untuk bisa silaturahim dengan salah satu anak asuh yang memang dibawah pengasuhan saya. . Rumahnya di daerah bandung selatan. Gadis ini kita sebut saja Melati, gadis ini sangat periang, ramah dan manis, kepribadian yang menarik ini yang membuat siapa pun tidak akan menyangka bahwa dia memiliki kehebatan dan sikap tangguh dalam menjalani kesehariannya yang dirasa sulit.  Gadis ini pun di percaya untuk menjadi ketua rohis di SMAnya. Luar biasa bukan, prestasi disekolahnya pun lumayan bagus.
Siang itu aku hendak mengunjungi rumahnya, rumahnya diarea rumah kontrakan , yang mungil sekali ukurannya kurang lebih 4 meter kali 3 meter setengah. Subhanallah . Bagaimana ukuran rumah sahabat pernah bersyukur dengan ukuran rumahmu? Rumah mungil itu terbagi 3 bagian , kamar dapur dan ruang tamu, dengan kondisi yang sempit itu, tidak ada keluhan dari lisannya, yang ada ucapan syukur. Saat itu aku sedikit kaget, karena tidak ada area untuk saya bisa melaksanakan sholat. Yang ternyata sholatnya itu di atas kasur. Masya Allah. #menitikan air mata.
Sempat bertanya dimanakah toiletnya????? Ternyata ada di tepian sungai dan harus menempuh jarak yang amat jauhhhh sekali. Masya Allah. Ada hal yang  membuat bergidik takjub , hingga bulukuduk merinding apa coba?? Dengan segala kondisi yang ada ini saya tahu betul , Tahajudnya tidak pernah lepas. Bayangkan keluar kamar jam 2 shubuh menempuh jalan dulu keluar menuju sungai yang lumayan jauh dari rumah. Tapi semangat tahajud itu tidak putus. Malu rasanya saya saat itu. Cukup tertampar dengan kondisiku saat itu. Dengan rumahku yang lumayan baik kondisinya, tapi kadang ibadah saja masih malas-malasan, masih jarang bersyukur. Bagaimana dengan sahabat ?? yang kamar mandi masih bisa ditempuh dengan mudah , karena ada di dalam rumah. Serajin dia kah??

Di waktu yang berbeda, saat itu saya sedang mengunjungi sekolahnya, untuk melakukan pembinaan bersama anak asuh yang lain di sekolahnya, di atas masjid yang baru selelsai di bangun itu saya mendapatkan cerita melalui lisannya. Dengan menitikan air mata, ia bercerita.

“ Teh sulit bagiku untuk bisa menceritakan ini semua, selama ini saya meraskana sakit pada tanganku setipa kali saya memegenag pulpen, menulis, memegang buku, alqur’an , tanagn saya bergetar hebat. Rasanya sakit sekali, tidak tahan rasanya saat itu juga ingin menjerit karena rasa sakit yang hebat itu. Tapi aku selalu menahan rasa sakit itu dengan tidak menangis di depan ibu atau teman lainnya” 

Masya Allah , Segla puji bagi Allah. Tiadalah bisa aku dengar cerita ini, cerita ketegaran gadis ini, dengan segala kondisi yang ada, tidak membuat dia menjadi putus asa , tapi menjadilah dekat ia dengan sang Kholik, tidak  berputus asa untuk memohon pada sepertiga malam yang ia lalui, tidak menjadi halangan dengan rasa sakit yang harus dia rasakan saat dia harus membaca buku, al qur’an. Selain ia menahan itu semu karena takut mengkhawatirkan orang –orang di sekelilingnya.

Barang kali kita yang terbiasa dengan sesuatu yang mudah,dengan sesuatu yang mewah seringlah lupa bahwa kebahagiaan pun adalah bagian dari ujian yang barang tentu harus disikapi dnegan penuh kesyukuran. Saya termasuk yang tertampar dengan kejaidan ini, sedikit sekali saya bersyukur dengan karunia Allah selama ini, tangan yang sehat untuk aku menulis membaca sungguh jarang sekali saya syukuri. Masya Allah semoga Allah memberikan keberkahan dan karunia yang besar bagi gadis tadi, semoga Allah menjadikan kita pribadi yang senantiasa bersyukur dengan segala karunianya.