9/20/2013

Anak Kecil Pencuri Hati

Yukucon = Ummu Hurairah

menikmati tawa mungil anak kecil yang lugu, polos , dan menggemaskan. yang tawanya lepas tanpa beban, yang pertanyaannya terbang tanpa bimbang, yang menangisnya tanpa kepura-puraan.
sesekali mengekor dibelakangku, merangkul aku tiba-tiba, bertanya tanpa dipikir, memanggil dengan cinta padaku.
ahhh anak kecil.

sejak kapan kau mencuri perhatianku

memalingkan sejenak dari asap masalah

seringai tulus terlukis diwajahku yang lelah

mencerahkan jiwa yang penat

9/04/2013

Momentum Hektik Lagi

menikmati masa hektik, genting disana sini, kembali bekerja larut lagi , dan siang masih dengan aktivitas rutin.
apakah ini pilihan?? ya jelas aku memilih begini karena hektiknya momentum ini,

klise.

Acap kali aku harus memilih, dan ini tidak ada pilihan lain, yang aku tahu jika tak begini bagaimana aku bisa bertahan hahaha #sokmaco

beginilah cara Allah memperkenalkan dirinya padaku, dengan ujian , yang bisa jadi kelas untuk aku belajar dan bisa jadi kesempatan emas untuk bisa mencicipi rahmatNya.

terdiam untuk berpikir dan berhasil menyentuh titik terdalam, walau menangis, tapi aku harus terus bersemangat menjalani hektiknya hari yang kadang bisa bikin payah badan, roboh tak terduga. kalau bukan DIA yang mau dengar, mau menolong siapa lagi. karena aku punya Yang MahaKuat untuk menguatkan tulang-tulangku yang sudah kepayahan menghadapi angin malam.



*semangatlah*berusahalah*berdoa*kemudiantawakal



Akhir Diksi Yang Mereka Sebut Aneh

berhenti dengan ritme kesastraan yang membuat mata mata mereka melihatku aneh. heheh…

dulu penikmat sastra , semasa putih biru sampai putih abu, ntah novel , ntah puisi apa pun ku lahap dan dibabat habis yang tertata apik dilemari perpustakaan sekolah,


seakan “mereka” tahu bahwa aku amat menikmati jamuan sastra yang begitu indah. sastra membuat aku mampu membingkai isi hatiku, yang sebernarnya menjadi sulit dipahami khalayak ramai, namun tetap bisa mewadahi rupa jiwaku yang ingin dituang dalam kalimat kalimat yang elok :))))

*mulai mengikis pemilihan diksi seperti itu
*iniakhirdiksiyangmerekasebutaneh