“jentik…kemarilah , liat apa yang aku temukan”
“ada apa mas??”ujar jentik lugu , ia mulai mencari sumber
suara yang memanggilnya, ditinggalkannya pasir yang berbentuk dinding rumah
itu, ia pun berlari meninggalkan tempat ia bermain menunggu masnya bekerja
“jentik lihatlah mas menemukan tas lucu disini, ini pasti
kamu suka, ada gambar barbienya, meski seleting depannya rusak , tapi ini masih
bisa kamu pakai” mas Pras memperlihatkan tas itu pada jentik, sambil tersenyum
riang, wajah kusut dan kusam itu sudah biasa nampak di wajah mas pras, dan bau
tubuhnya yang tak wajar menambah kewajaran yang ada padanya..jentik
memperhatikan tas itu, dan mengambilnya dari tangan mas pras kemudian memeluk
tas itu, tas kusam bau namun amat berarti bagi jentik.
Jentik yang polos lantas berlari, sambil mengenakan tas
barbienya, di carinya kubangan sekitar tempat masnya bekerja, kemudian ia
berkaca dikubangan yang tersorot rembulan, senyum menyeringai amat manis bak
menemukan rembulan cantik digenggamannya.
Jentik kaget, tiba tiba ada suara menghantam keras
menghancurkan kesenangannya, ia berbalik dan menoleh
“massssssssss……mas pras ,kamu dimana?”.. jentik melihat laki
laki tua berbadan kekar, memukul mukul
pagar besi kawat bertuliskan tempat
pembuangan sampah umum”
Mas pras yang sedang mencari barang plastic, diantara
gunungan sampah pun sontak kaget, ia pun berbalik dan berlari mencari jentik.
Jentik yang berdiri tidak jauh dari kakaknya pun , segera
disambar tanganya , jentik berlari kebingungan, wajahnya yang cantik dibalik
debu dan kulitnya habis tertutupi oleh kotornya sampah , hanya bisa polos tak
tahu bahaya besar sedang di depan mata. Mas pras mengajaknya lari.
“HAIII BOCAHHHH>>>>>jangan lari kamu”
Lelaki tua kekar itu menemukan, pras dan jentik yang lari
menjauhi gunungan sampah. Ia pun lari mengejar. Pras berusaha lari bersama
jentik.
‘mas jentik takut mas” ujar jentik saat ia berlari
Nafas mereka tersenggal senggal. Antara takut, , letih ,
lemas .
“hahaha….jentik..kena kamu”
Lelaki tu itu berhasil menyambar tas Barbie jentik ,
terdengar suara nafas berat, bau alcohol dari jarak 2 meter ke hidung pras
“aaaaaaaaaaa….mas “jentik kecil menangis ketakutan,
“sini kamu bocah jangan lari”ujar lelaki kekar itu menyambar
tasnya jentik,jentik sontak tertarik kuat ke belakang ia nyaris jatuh dan bisa
jadi menghantam pecahan botol yang ada di bawahnya.
Pras semakin menarik kuat, bahkan menendang pecahan itu ke
muka lelaki tua itu
“ aaaaaaaaaa…..kurang ajar kamu pras” darah mulai mengucur
di kening. Lelaki tua itu semakin geram.pras pun menggendong jentik, dan lari
..lari ..lari menjauh lelaki tua itu yang kesakitan memegang mukanya karena
tersayat pecahan kaca-kaca kecil..
Pras tidak tahu bahwa kakinya itu ikut terluka, yang ada dalam
pikirannya jauh …jauh …jauh berlari meninggalkan laki laki tua itu, bapaknya,
yang tega selama 15 tahun ini pada dia.. lelaki yang tak punya hati, bahkan
otak sekali pun.
Pras terus berlari dan berlari dibawah
rembulan , diantara semak semak, walau tak terlihat karena rumput yang tinggi,
ia hanya bisa menggandalkan rembulan terang diatas sana, yang kecil namun cukup
dia untuk bisa melihat…
Jentik menangis diatas punggung pras..pras pun menitikan air
mata, sambil terus berlari, dengan darah yang mengucur di kakinya.
“jentik sayang kenapa kamu menangis”ujar pras sambil menyeka
aira mata, dalam langkahnya yang kian melambat, karena rasa lelah yang
mengguyur badanya.
“mas…jentik takut…kaki jentik sakit mas”
Pras kaget, teryata saat ia memegang kaki jetik yang sedang
di gendong dalam punggungnya, dari kaki jentik keluar darah ..
“astaga jentik”pras panic ia dudukan di atas batu, diantara
semak- semak tinggi. Pras sudah berlari lumayan jauh dari tepat pembuangan
sampah umum. Baginya ini cukup aman , terlebih pras nyaris memasuki perbatasan
kabupaten. Disobeknya bajunya dan digulungkan pada kaki jentik. Pras mengusap
air mata yang jatuh diatas pipi halus anak berusia 5 tahun. Pras tersenyum,
melihat jentik, dan menangis tiba tiba.
“mas kenapa menangis, jentik gak akan mengeluh lagi, nggak
takut lagi” tangan polos jentik menyentuh pipi pras, dia hapus air mata
itu..air mata yang mengatakan sesak di dadanya, yang mengatakan pilunya
jiwanya, yang mengatakan betapa lelahnya ia menjalani hidup ini, yang
mengatakan ia ingin menyerah.
“mas tidak apa apa sayang, kita akan berteduh dulu disini,
kamu tenang ya sayang” usap pras ke kepala jentik, ia pun menidurkan jentik
dalam pangkuannya. Pras menatap dalam kelangit lepas, di lihatnya rembulan
berdiri tegak bersama bintang kecil disampingnya. Tak perduli dingin menyertainya.
Air matanya meleleh
“wahai engkau sang pemilik rembulan yang indah, padamu ku
mengadu di malam yang dingin ini, ragaku tak lagi kuat menanggung pilu, jiwaku
tak lagi sanggup menahan sakit, padamu ke mengadu”
Pras pun tertidur pulas bersama jentik.derik jangkrik,
keheningan malam menghantarkan mereka dalam istirahat malam yang kepayahan.
***
“Pras……”teriak Bapaknya pras, ia berlari bersembunyi
diantara tumpukan sampah, memeluk lututnya, ia terlalu takut kalau harus
menemui ayahnya yang sedang mabuk, pasti tamparan dan pukulan lagi yang ia
dapat. Pras kecil memangis didalam kardus besar, dan bersembunyi berharap
ayahnya yang tak tahu diri itu tak akan menemukannya.Pras yang sedang memeluk
erat lututnya dan mendekamkan kepalanya melihat wajah mungil diantara kubangan
air sampah, dibalutnya wajah mungil itu dengan kain halus bening diatas sebuah
dus kecil yang pas dengan ukurannya, saat itulah ia menemukan jentik, diantara
kubangan air. Bayi yang ntah siapa yang menaruhnya disana dengan tega. Pras pun
mendekati kardus berisi jentik diantara kubangan. Bayi itu seperti mati, namun
ternyata tertidur pulas.
“wah kamu cantik sekali, dede bayi”ujar pras yang saat itu
berusia 10 tahun.
“kamu aku panggil jentik ya”ujar pras sambil mengendong
jentik. “Kulitanya putih sekali, dan gemuk”.
Saat itulah, pras merasa menemukan hidup yang berarti, dan bertahan
untuk bisa membesarkan jentik..
“massss…massss”jentik terbangun, ia mengucek matanya.
Jentik mendapati pras yang tertidur pulas, saat adzan shubuh
terdengar kejauhan. Saat itu pula jentik tak tahu bahwa mas pras telah lepas
ruh dari raganya.
“mass….masss”
Sad ending? :(
ReplyDeleteiya cikukuku sad ending
ReplyDelete