berhenti dengan ritme kesastraan yang membuat mata mata mereka melihatku aneh. heheh…
dulu penikmat sastra , semasa putih biru sampai putih abu, ntah novel , ntah puisi apa pun ku lahap dan dibabat habis yang tertata apik dilemari perpustakaan sekolah,
seakan “mereka” tahu bahwa aku amat menikmati jamuan sastra yang begitu indah. sastra membuat aku mampu membingkai isi hatiku, yang sebernarnya menjadi sulit dipahami khalayak ramai, namun tetap bisa mewadahi rupa jiwaku yang ingin dituang dalam kalimat kalimat yang elok :))))
*mulai mengikis pemilihan diksi seperti itu
*iniakhirdiksiyangmerekasebutaneh
dulu penikmat sastra , semasa putih biru sampai putih abu, ntah novel , ntah puisi apa pun ku lahap dan dibabat habis yang tertata apik dilemari perpustakaan sekolah,
seakan “mereka” tahu bahwa aku amat menikmati jamuan sastra yang begitu indah. sastra membuat aku mampu membingkai isi hatiku, yang sebernarnya menjadi sulit dipahami khalayak ramai, namun tetap bisa mewadahi rupa jiwaku yang ingin dituang dalam kalimat kalimat yang elok :))))
*mulai mengikis pemilihan diksi seperti itu
*iniakhirdiksiyangmerekasebutaneh
No comments:
Post a Comment
tulis komen mu disini ya