Cerita berlanjut..waktu masih sangat pagi , mungkin sekitar pukul 7 kurang, satu calon anak asuh telah di survei, masih banyak yang belum di survei, perjalanan di lanjut ke daerah cimuncang desa manggahang. Kumbang hitam tempurku melesat di antara mobil dan motor, sambil tak lupa bertanya ke penduduk sekitar. Tak hanya satu yang ku tanyai mulai dari yang lagi nongkrong ke warteg, montir, tukang ojeg sampai satpam. Dan ternyata jauh juga dari lokasi pertama. Namun yahh semngat itu masih mewarnai perjalananku, yang ternyata jalanannya tak selamanya mulus, jalan berlubang, tikungan tajam, jalnan super mini , becek, tanjakan turunan sampai nyasar lokasi. Sampailah aku bertanya tiga bapak – bapak. “assalmu’alaikum.maaf pak saya ganggu. Mau tanya alamat ini, nama anaknya ini, dan bapaknya ini.” ujarku menunjukkan kertas biodata anak asuh. “oh iya, neng ieu mah eneng teras weh lempeng, engke di payun aya warung, tah didinya the aya gang, eneg mengkol teras weh ka leubeut ( Oh iya, neng ini mah terus saja lurus, nanti di depan ada warung, di situ ada gang, nanti neng belok terus masuk aza)” ujar salah satu bapak yang ternyata dia adalah salah satu RW disana “ wah gang ya pak”ujarku sedikit kaget maklum saya rada ribet kalau bawa si kumbang hitam masuk gang, nahan si kumbang yang lumayan berat.heeee “ehm hatur nuhunnya pak” aku pun masuk gang, dan yah prediksi tepat, gang imut imut + nanjak+ licin+bingung dari situ kemana lagi hadahhhhh gamang… Akhirnya saya terus menaikkan si kumbang hitam tempurku, dan bertanya kembali sambil menahan motor yang berhenti ditanjakkan ( hadahhhhh tulang keringku sakit nahannnnn motor) “pak tahu alamat ini” “oh terus aza nanti belok” “ oh Gitu, makasih pak”. Aku melanjutkan perjalnan dan kembali kebingungan , karena ntu gang ternyata bercabang. “ya allah…kemana nih..mana sepi lagi” aku celingak celinguk , bingung “nengggg…..” terdengar suara teriakan dari belakang, ternyata bapak RW yang tadi, kemudian di susul dari arah belakang ada kakek-kakek “Neng ini kakek anak yang eneng cari” “oh gitu ya” aku menghela nafas berat, heee akhirnya nemu titik cerah juga. Ternyata tak sampai situ, si kakek membawa aku pada tanjakan dan belokkan curam dalam gang imut imut. Dan berhentilah aku di depan sebuah rumah, yang nampak dari luar bangunan khas lama. Kaya rumah keluargaku dulu sebelum di hancurkan. Aku melihat ada seorang bapak-bapak sedang membersihkan pelataran depan dari rumahnya, ia nampak kebingungan dengan kedatanganku. Dan mungkin bertanya tanya. Ngapain ni anak datang ke rumahnya. Mungkin dia berpikir begitu. Aku masih mencari posisi untuk memarkirkan si kumbang di halaman rumah itu, yang memang lumayan luas. “ asslamu’alaikum pak, saya dari lembaga Beasiswa Percikan Iman.” “wa’alaikumsalam, ada apa ya neng” “ iya pak waktu itu anak bapak mengajukan beasiswa, dan lolos tahap pertama , dan sekarang anak bapa sedang melewati tahap kedua, yaitu survei’ “oh gitu neng , mangga neng lebet ( silakan masuk)” pinta bapak itu “ muhun pak hatur nuhun (iya pak makasih)” “diangge weh sendal na neng ( dipake aza sandalnya neng)” “ah ga usah pak tak apa-apa” Saya pun masuk, aku melihat ada banyak keluarga disana, tersenyum ramah padaku, dan masih nampak wajah dari bapak tadi kebingungan, ada 2 anak kecil yang menangis, dan seorang wanita yang terbaring di depan tV. Mungkin wanita itu sedang sakit. Kakek tadi yang mengantarkan aku pun duduk.aku melihat rumah itu, nampak begitu tua, sepertinya ini rumah zaman dulu, dan kondisinya yang sangat memprihatinkan Dan aku memulai tugasku, bertanya beberapa hal yang bisa aku jadikan data. Dari perjalanan ke dua ini, aku memetik banyak pelajaran. Dulu aku merasa bahwa akulah yang paling kurang, tapi ternyata masih ada yang lebih kurang dari aku. Dulu aku merasa akulah yang paling susah, namun ternyata masih ada yang lebih susah dari aku. Dari perjalananku yang kedua ini, aku seakan teringat dulu, saat posisinya seperti calon anak asuh ini. yahh dulu pun aku seperti mereka yang aku survei, dan sekarang akulah yang mensurvei. Aku seperti berkaca pada kehidupan mereka. Tak selamanya hidup itu akan terus di bawah ada kalanya kita diatas, mungkin itulah yang aku rasakan. sebuah perputaran kehidupan yang begitu ketara aku rasakan. dan tahukah teman, tak ada yang abadi dengan apa yang kita miliki, karena ternyata harta yang ada, ntah itu pakaian, motor, helm, dan apa pun yang ada pada kita, anak suami , istri, sodara, adalahh titipan, yang suatu hari pemiliknya akan mengambil kembali. Tak lama setelah selesai memperoleh data yang saya butuhkan, aku kembali melanjutkan perjalanan. Seperti tadi sebelum aku bertanya tentang alamat selanjutnya. SUBHANALLAH ternyata alamat itu ada di ATAS GUNUNG ..UAHHHHHHHHHHH… aku kaget.setengah melongo saat aku diberitahu medan jalan yang akan d tempuh untuk mencapai alamat itu.ckckck… Saya pun keluar dari gang supermini tadi. wahai kumbang tempur tetaplah semangat menemaniku melalui jalanan ini. kini kau temanku untuk menunaikan amanah ini. aku melewati orang orang tadi yang aku tanyai, dan kembali bertanya untuk mencari jalan menuju rumah anak berikutnya. Hee alhamdulilah orangnya sangat ramah –ramah. Biasanya memang orang yang tinggal di pedesaan sangat ramah. Heum heum ( bangga …aku soalnya anak desa wkwkwkwk) sepanjang perjalanan aku merenungi perjalanan dari calon anak asuh tadi, yang membuat aku mampu memompa ghirahku kembali.perjalanan semakin menjauh dari lokasi pertama dan kedua. Aku menemui montir dan bertanya. “ assalmu’alaikum pak tahu alamat ini?” “oh itu masih jauh, nanti kalau sudah sampai sana eneng nanya lagi” Aku menlanjutkan perjalanan, dan menaikkan kecepatan motor, karena jalan raya mulai sepi. Aku berhenti kembali dan bertanya pada laki laki tua, yang memanggul pacul. “ehm ya neng jalannya itu kelewat, nah itu disana ada belokkan.nanti terus aza masuk ke dalam” “oh makasih pak” Aku kembali berbelok dan masuk ke jalan yang di tunjuk bapak tadi. Wah tanda tanda tidak mengenakkan, dari awal jalan sudah terlihat banyak lubang. Heumm bener ternyata jalanan kesananya, berlubang , jelak banget lah, tambah becek oleh lumpur, banyak mobil besar, dan jalan mulai mengecil, dan tanjakkan yang mulai terlihat. Uahhhhh muantap. Dari tanjakkan itu kemudian aku bertanya kembali. dan untuk kemudian aku melanjutkan kembali Aku menemui sebuah pertigaan, dengan jalan yang berbatu, yang satu turunan jalannan berbatu nan curam , dan satu lagi tanjakkan curam dan berbatu.. “oalahhh ini jalan ga kira kira euy…”ujarku setengah kaget, tepat di dekat aku berhenti ada sekolah disana ada seorang guru. aku pun bertanya alamat yang aku cari. Tenyata harus melewati tanjakkan berbatu tadi. Tapi naas saya ada di pertengahan turun dan sulit untuk berbelok, karena jalanannya yang sangat parah. =.= Aku pun melewati turunan berbatu itu, untuk kemudian naik dan melewati tanjakkan. Saat turun itu,a anak anak SD pada ngeliatin aku gitu…( duhhhh di sangka artis kayanya wkwkwkwk) “ hee kenapa deeee , kok ngeliatin aku gitu” ujarku di balik penutup mulut. Mungkin anak anak itu aneh liat aku, dengan helm merah ati, penutup mulut, jeket besar berwarna hitam, sarung tangan abu, dan kaya ninja nyasar ke desa euy saya hahahha….mereka anak anak SD yang aku sapa malah ketawa cengengesan. Dan Tanjakan itu pun aku siap hadapi, dengan memilih gigi dua , agar motor tak turun lagi. Dan brummmmm motor pun kerja keras naik. Ini kali ya yang tadi di bilang bapak tadi, bahwa saya harus melewati tanjakan. Dan kawan tahu ga,,??? kanan aku jurang, kiri aku hutan..mbo ambooo seremmm banget…dan tahu ga ternyata saat di pertengahan tanjakan ternyata itu kelihatan dari kejauhan kampung yang akan saya tuju…masih JAUUUUUUUHHHHHHHH… Sikumbang hitam tempur masih semangat menemaniku. Dan aku saksikan KEAGUNGAN ALLAH. Uahhhh angin sepoi sepoi, dan PEMANDANGAN BANDUNG DARI ATAS GUNUNg…uAHHHHHHH INDAHHHHH….sekali lagi biar kalian rasakan . “UAHHHHH INDAHNYYAAAAAAAAAA..”teriakku, sambil memperhatikan jalan kiri yang ternyata jurang bo.. Tahu ga??? Itu mantaplah pemandangan bandung dari tas, kaya aku di ujung mangkuk, dan bandung di dasar mangkuk..uehhhh . belum angin sepoi sepoi yang membuat badanku kepanasan mendadak sejuk.. huiiiiiiii ranca banaaaaa ( apaaa lagi ini artinya).saya merinding liat pemandangan ini. Namun jalanannya yang buat semua menjadi rada geje..hadah maklum batu batuan gini. Di perjalan saya melihat 2 anak kecil membawa karung berisi rumput. Dan aku menyapa “haiiii adik kecillll” sapaku rada ga penting gitu heuheu… Saya pun sampai di perkampungan , dan ada ibu muda dengan kerudung biru muda. Dan aku bertanya “Ibu maaf menganggu, mau nanya alamat ini” “wah neng salah neng turun lagi, pas di sana ada belokkan kecil dan eneng masuk’ “ahhh salah ya bu” kaget beneran,soalnya saya tadi sempat liat itu ada jalan kaya cukup satu motor mengarah ke hutan. Bergidik ampun aku. Sedikit kecewa aku pun turun lagi ke jalan yang tadi…sedih banget. Saat itu aku kebingungan sekali, namun tak ada satu pun orang lagi yang bisa aku tanyai. Dan saat turun itu aku menemui seorang laki laki yang membawa barang belanjaan. Aku pun menahan motor dengan tulang kakiku karena aku takut motor itu terus turun. Maklum aku berhenti tepat di turunan. ( sakittttnya tulangku) “pak tahu almat ini’ “oh ini mah murid saya, alamatnya di atas” “apaa pak di atas, tadi yang di tas ini di bawah” nepuk jidat . Aku pun naik kembali ke atas .. beuhhh…bersama bapak tadi saya pun sampai diatas . dan bapak itu menyuruh memarkirkan motorku di sebuah halaman yang lumayan luas. Aku pikir rumah yang tepat di depanku ternyata bukan. Aku harus berjalan lagi menyusuri gang. Ckckkc..mantap..subhanallah. dan sampailah aku berhenti di depan rumah panggung. Dan BUGGG, hati bergebuk..ini seperti rumahku yang dulu.. Dari sepanjang survei aku seakan melihat aku yang dulu. Aku pun masuk dan mulai menanyai data yang memang saya butuhkan saat ini.lagi lagi dari survei ini aku kembali bercermin pada keluarga calon anak asuh.bahwa hidup adalah sebuah persimpangan sementara. Dan apa yang kita miliki hanya titipan. Apa yang jadi jalan hidup pahit manis, pada akhirnya akan terlewati. Dan kawan tahu apa yang membuat aku tersohok amat sangat. Calon anak asuh itu berangkat ke sekolah itu pukul 4 subuh dengan berjalan kaki, dan aku bayangkan perjalanan aku tadi yang sangat jauuuuh tadi ….luar biasa …. Aku mengobrol banyak hal…dan aku pamit untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya perjalanan.. Penasaran apa yang terjadi?? Bagaimana perjalanannya..nantikan di bagian ke 3 |
6/06/2011
Long Trip..long day..much Ibrah with Kumbang Tempur Part 2
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
yang ketiga bagaimana ceritanya....ayuk ceritakan anak2 yg disurvei itu seperti apa perasaanya...wkwkkk...
ReplyDeletewah..seru banget kisahnya..lebih seru dari nivel manapun saya baca..**ini seriuuu**..bener kata kang nitnot, ceritain dong tentang para anak asuhnya, ya? ya?? **wajah memelas**
ReplyDelete@kak Nit Not : ehm yayay...siap siap nanti saya suguhkn buat kang nit not
ReplyDelete@pak todi : ca oke pak ca oke
Wah....mantabbbbbb yu....
ReplyDeletemakasih kak miftahh..wah satu diantara pengunjung setiaku
ReplyDelete