Kepalaku sampai pada titik tak terjangkau, senin demi senin,
siang hingga malam, padat berisi tanpa aku tahu apa jalanan yang aku jejaki
sepanjang hari, menghantarkan diri pada visi dan misi awal. Sampaikah ia, apa
semakin jauh,. Sampai keluhan demi keluhan
meninggalkan jejak tersendiri dalam kehidupan ini, saut menyaut saat ujian
datang, keluhan itu seakan menjadi jadi, bertransformasi menjadi
pemberontakan terhadap hati, kemudian
pikiran yang semakin ruet.
Keluhan itu berubah menjadi tabir bagi keyakinan, bahwa
setiap maslah adalah hal baik untuk kita, menjadi pudar apa yang disebut sabar
dan syukur . sesekali terkadang putus asa menghadang hingga ujung batas
kesadaran, sampai sebagian yang hilang imannya, menanggalkan kehidupan di ujung
kematian.
Dunia itu indah namun mengerikan bagiku, saat sadar bahwa
semua ini akan hancur lebur, kehilangan dan jauh dari keindahan yang kita
lihat, maka semua keluhan bertransformasi Kembali menjadi penyesalan.
Sempat membaca buku di salah satu toko buku , kurang lebih
begini isinya
Sesungguhnya Allah sengaja mengarahkan manusia pada rasa
putus asa, kemudian manusia akan kembali padaNya, dan saat itulah manusia
semakin dekat denganNya, Allah pun kemudian akan menurunkan pertolongan dan
rahmatNya.
serasa sudah mentok, lalu muncul kesadaran untuk mendekat dan mendekat kepada-Nya, lalu betapa indah rahmat-Nya, begitu ya, Mbak....
ReplyDeletebetul sekali mas
ReplyDelete