dibarak barak tua aku berjalan
tengoki raut semrawut
tengoki rapuhnya tubuh terkoyak paras dunia
mungkin inilah wajah dunia kini
senyum itu terasa hambar karena getir kehidupan
aku termangun dan tersambar karena malu
mengeluh dan mengadu selalu
padahal cukuplah aku bersyukur nikmatnya amatlah banyak
Langkah itu tegar
walau kejam dunia mengikis ketegarannya
bau tubuh karena sengatan mentari
tak jadikan ia berhenti berpijar mengejar mimpi
meski pundaknya berat tapi langkahnya yakin
meski hidupnya terkoyak tapi imannya menjulang tinggi
miris aku disini
masih terkungkung dalam perkara tak berarti...
No comments:
Post a Comment
tulis komen mu disini ya