Bismillahirrahmanirrahim….
Tulisan ini terinspirasi dari semut semut yang ada di meja
belajar asrama.
Di persembahan untuk yang ku cintai Allah, yang cintaNya
luar biasa menggetarkan hati hati yang mendamaba manisnya iman..
Hari itu selepas menjelajah aktivitas sehari penuh, luruh
lelah dalam sujud yang begitu nikmat terasa,
dalam ruku , dalam sujud dalam doa dan tasbih yang bergulir melalui
lisan.
Nikmat….
Sahabat, tak tahu
benar, bagaimana Allah memberikan kesempatan hambaNya merasakan keagunganNya,
merasakan hidayah, nikmatnya. Yahhh merasakan nikmat, yang sebenarnya kita
dapati namaun sedikit dari kita, yang bisa mentadaburi, mensyukuri dan tentunya
merasakn betapa indahnya itu semua.
Sore itu, selepas shalat maghrib, saya menyapa teman-teman kampus,
teman seorganisasi, teman KKN, teman seyayasan melalui sms, begini “pengen nyapa sholihah, soree..selamat
istrahat , jangan lupa makan dan doakan saudara kita”. Dan banyak dari mereka
yang merespon. Senang rasanya bisa menyapa, silaturahim lewat sms, sms yang
sepuas puasnya ini. hmmm…merekatkan dibenak ukhuwah yang terjalin antara aku
dan sahabatku. Aku pun meletakkan handphone yang sedari tadi bordering tiada
henti, menerima balasan sms.
Tak ayal mataku tertuju pada sesuatu yang bergerak, meski kecil
tapi itu jelas terlihat. Dialah SEMUT. Tak sadar mata pun memperhatikan satu
demi satu , yang awalnya jumlahnya sedikit namun banyak. Kosanku memang banyak
semutnya, bahkan sempat saya melihat markasnya di dapur,waktu itu mau aku sapu,
tapi ingat kisah nabi sulaiman dengan semut ( buka surat an naml ayat 18-19),
dia juga makhluk Allah yang berhak atas hidupnya. Atau saat saya meletakkan
bungkusan makanan di dapur, dalam hitungan menit semut sudah mengerumuni.
Saat aku melihat mereka berkeliaran , dengan gesit mereka
kesana kemari,mungkin mereka sedang mencari makan, merasa kasihan, tapi juga
merasa luar biasa. Kenapa? Karena mereka seorang pekerja keras. Mungkin mereka
sedang mencari persediaan makanan, atau bahkan sedang kelaparan.
Bayangkan jika kalian kelaparan? Bagaimana rasanya?
Disisi lain aku melihat ada dua kawanan semut, yang sedang
mengotong patahan keripik. Waw, masya allah lihat dia mampu mengangkat berat makanan yang beratnya lebih dari badan
sendiri. Ini namanya Kekuasaan Allah sahabat.
di bagian sudut dari
meja itu ada yag berkumpul, aku pikir mereka sedang mengerumuni makan yang
tumpah setetes dari makan soreku tadi, tapi ternyata bukan, ada semut yang ntah
patah kakinya, ntah terselip di meja, dengan menahan nafas aku mengamati mereka,
kahwatir hembusan nafas itu bisa menganggu aktivitas mereka. Tak lama setelah
itu aku menyengaja menghembuskan angin halus, dan semua semuta berlarian ,
namun ada satu semut yang tetap menjaga saudaranya itu, yang ternyata tinggal
separuh badannya. Aku yang melihat begitu terharu, tak lama bala tentara dari
kawan kawannya datang, dan turun membantu mayat semut itu untuk di pindahkan,
mayat semut itu sedang diusahakan berdiri , aku yang melihat merasa haru, dan
takjub. Betapa kepekaan atas saudaranya begitu kuat, dan saat itu membayangkan
saudaraku yang membantuku saat sulit, saudaraku yang di uji dengan gempa di
aceh, yang di uji dengan sakit, dan lain halnya, dan selalu ada yang setia ,
memberikan semangat bahkan turun membantu. Adakah yang demikian disekitar kita?
Apa yang peduli itu adalah anda?
Jadi teringat peristiwa yang sama dengan semut, hari itu
hari minggu, saatnya aku mengunjungi anak asuh, disebuh perkebunan the yang
luas, tempat biasa berkumpul, mentoring dan belajar banyak hal. Hari itu kami
makan bersama ditengah perkebunan the, diatas daun pisang, bersama lauk pauk
yang dibawa anak anak, saat itu kami duduk , namun langsung dikerubunin semut,
kami pun pindah kelokasi lain , namun tetap sama banyaknya dengan yang tadi, akhirnya kami menikmati makanan
bersama dengan semut.
“ adik adik semutnya jangan di matikan ya dengan sengaja,
biarlah mereka menikmati makanan bersama kita, andai ada yang ikut dengan nasi,
pindahkan dulu mereka” ujarku
“iya the, tapi banyak gini”
“hmm taka pa, sabar teteh jadi ingat saat itu teteh membaca
madding di kampu judulnya adalah kesamaan semut dan damri”
Perhatikan bagaimana semut setiap kali bertemu dengan saudaranya
pasti menyapa, sama halnya dengan sopir
damri yang tiap bertemu dengan saudaranya pastilah menyapa. Heheh lucu juga
حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ
النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا
يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Hingga
apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut,
masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan
tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"; An Naml(27):18
hmm..bisa sejauh itu ya, ilmu hikmah, dan itu juga bagian dari iqra
ReplyDeletekeep writing de
syukron :)
ReplyDelete