~Ummu Hurairah~
Aira hanya mampu menatap butiran air yang jatuh dibalik jendela, jari lentiknya bermain main diatas jendela , menuliskan nama yang sedang ia rindukan.. Ribuan tetesan air jatuh dari langit berlomba lomba menjadi yang pertama menyentuh bumi, tak perduli betapa senangnya air, yang aira pahami embun dibalik jendela itu sedang menyampaikan kerinduannya pada dia yang namanya tertulis dibalik jendela.
BUNDA AKU RINDU
tulisan itu tergores lepas, perlahan hilang oleh embun yang mulai memberat dan berjatuhan diantara tulisan itu.
tak hanya dari langit ribuan air itu jatuh...tapi dari hatinya yang rapuh.
sendiri disini....
Aira berbincang dengan dirinya sendiri
"bunda ,, pagi itu aku mendengar kata-kata terakhir, Aira anakkku, jadilah engkau anak yang sholehah, maafkan bunda yang tidak bisa memberikan banyak kasih sayang untukmu, dan kau pergi tinggalkan aku sendiri"
Aira menangis sesenggukan , rasa sesak saat merasakan tangan yang dikepalnya seketika dingin, ia pun memeluk tubuh tak bernyawa itu lagi terakhir kalinya
"BUNDAAAAAAAA aku pun sayang bunda,,"
Panti Asuhan Permata Hati, bersedia menampungku disini, saat Pak RT membawaku keluar dari rumah kumuh pinggiran kota Hujan. berkumpul dengan saudara -saudaraku yang senasib denganku., tanpa Ibu dan ayah yang sama sekali belum pernah ku temui.
Bunda selimut kasihmu tak jua lepas dari ingatanku, meski kau telah jauh bersama Allah disana, tapi kerinduanku menyentuh kulitmu tak bisa aku elakan. aku rindu yang dalam pada suara mu saat kau panggil aku sayang, saat kau pulang dengan senyum dibalik letihnya kau mencari sesuao nasi dibalik sampah-sampah.
Aira hanya mampu menatap butiran air yang jatuh dibalik jendela, jari lentiknya bermain main diatas jendela , menuliskan nama yang sedang ia rindukan.. Ribuan tetesan air jatuh dari langit berlomba lomba menjadi yang pertama menyentuh bumi, tak perduli betapa senangnya air, yang aira pahami embun dibalik jendela itu sedang menyampaikan kerinduannya pada dia yang namanya tertulis dibalik jendela.
BUNDA AKU RINDU
tulisan itu tergores lepas, perlahan hilang oleh embun yang mulai memberat dan berjatuhan diantara tulisan itu.
tak hanya dari langit ribuan air itu jatuh...tapi dari hatinya yang rapuh.
sendiri disini....
Aira berbincang dengan dirinya sendiri
"bunda ,, pagi itu aku mendengar kata-kata terakhir, Aira anakkku, jadilah engkau anak yang sholehah, maafkan bunda yang tidak bisa memberikan banyak kasih sayang untukmu, dan kau pergi tinggalkan aku sendiri"
Aira menangis sesenggukan , rasa sesak saat merasakan tangan yang dikepalnya seketika dingin, ia pun memeluk tubuh tak bernyawa itu lagi terakhir kalinya
"BUNDAAAAAAAA aku pun sayang bunda,,"
Panti Asuhan Permata Hati, bersedia menampungku disini, saat Pak RT membawaku keluar dari rumah kumuh pinggiran kota Hujan. berkumpul dengan saudara -saudaraku yang senasib denganku., tanpa Ibu dan ayah yang sama sekali belum pernah ku temui.
Bunda selimut kasihmu tak jua lepas dari ingatanku, meski kau telah jauh bersama Allah disana, tapi kerinduanku menyentuh kulitmu tak bisa aku elakan. aku rindu yang dalam pada suara mu saat kau panggil aku sayang, saat kau pulang dengan senyum dibalik letihnya kau mencari sesuao nasi dibalik sampah-sampah.
hmm.. bunda..
ReplyDeletepostingan ini mengharukan.. mbak
semoga bunda di sayang Allah.. oh bunda
aamiin....iya ini tiba tiba saja muncul ide sebelum ke kampus
ReplyDelete