~Ummu Hurairah~
Janji Allah Benar Adanya
Ini kejadian nyata yang di alami penulis
saat beramanah menjadi pembina mentor sekaligus Mentor di Beasiswa Percikan
Iman.
Pernahkah sahabat berjanji ?
apakah pernah mengingkari janjinya? Pernahkah sahabat dijanjikan oang lain ,
tapi diingkari janjinya. Maka jika kau datang pada Allah maka janji Dia pasti.
Pagi yang cerah , saat mentari
mulai malu-malu menampakkan semburat cahayanya dari ufuk timur. Tugas untuk
survey rumah anak asuk sudah menunggu untuk ditunaikan, pagi itu aku meminta
restu sang ibu agar menginjikan aku keluar mengunakan motor bapak. Namun restu
itu sulit di dapat, karena saya tidak punya sim dan belum pernah membawa motor
ke tempat jauh, apalagi jalan raya. Namun saya meyakinkan padanya bahwa Jika
Allah berkehendak untuk aku celaka, maka saat di motor atau pun tidak tidak ada
yang bisa mencegah, dan jika aku memag sudah saatnya di tilang maka tidak ada
yang bisa mencegah. Akhirnya sang ibu luluh.
Aku pun berangkat menuju lokasi,
sekitar ciparay, saat itu aku melewati sekolah tempat calon anak asuh itu
sekolah. Dari sekolah ke rumahnya ternyata lumayan jauh, bahkan ditempuh dengan
motor sekalipun.Masya Allah.
Dalam perjalanan itu aku
berbincang dengan Allah
“ya Allah aku sedang diatas motor
bapakku, si kumbang hitam. Aku sedang membutuhkan motor ya allah dalam aku
mengurusi anak asuh ini, harus kesana kemari dan kembali lagi ke jatinangor.
Jika Kau berikan aku motor maka aku siap ditempatkan dimana pun” ku elos
kumbang hitam milik bapakku saat ditanjakan curam nan berbatu itu.
Jalan yang dengan medan tempuh
menuju bukit, berbatu lagi jauh itu , membuat rasa letih menyelusup melalui
tuang-tulang, bagaimana tidak , tubuh saya harus bisa menahan berat motor yang
tak ringan. Sesampai diatas ternyata
saya salah alamat, padahal saya sudah sampai puncak bukit. Ya Rabb…Jika saja
tidak sabar mungkin ingin pulang lagi, tapi jarak sudah sejuah ini , masa harus kembali, akhirnya akhirnya saya turun
lagi dan mencari alamatnya kembali. ternyata ada bapak baik hati yang mau mengantrakan
aku, dan waw aku kembali harus melewtai tanjakan berbatu itu dengan si kumbang
hitam yang tua renta -.- perjuangan sekali. Sampailah aku kembali ke atas bukit itu. Dan
ternyata harus menempuh jalan kaki lagi. Ku taruh motor dan ku simpan di warung
kecil. Dari sana harus berjalan masuk menyusuri gang. Sampailah aku pada rumah
panggung yang elok nan bersih . Itulah rumahnya. Rumah yang aku cari.
Sapaan yang hangat dan lembut
dari seorang wanita muda, yang ternyata kakak calon anak asuh. Tak lama
datanglah Bapak anak asuh , dari kedua orang ini saya mendapatkan cerita.
Anak asuh ini amatlah rajin dan
jarang merepotkan orang tua, dia termasuk kategori anak berprestasi di sekolah.
Sahabat saya mau tanya. Kalau dari rumah sahabat ke sekolah jam berapa? Jam 6
ya?? Berbeda dengan ana asuh satu ini jam 4 dia berangkat. Masya Allah, jalan
kaki pula. Bayangkan saya saja tadi naik motor jauh dan sulitnya minta ampun.
Ini berangkat jam 4 pagi. Innalillahi. Luar biasa sekali ya. Saya tak habis
pikir, ternyata dia tak ada ongkos makanya jalan kaki, tapi hebat dia tidak
mengeluh dnegan kondsi ini. dia juga jarang jajan tapi sering bekal nasi dari
rumah, sepulang sekolah dia bekerja untuk mencari tambahan uang jajan. Dan
pulang malam karena harus menempuh jarak yang sama seperti berangkat..#terenyuh
hatiku.
Aku pun pulang membawa hati yang
kembali lagi tertampar, masya Allah , hidup ini perjuangan ya kawan. Dan
rasanya nikmat kalau dilalui dengan terus mendekat pada Allah. Karena nyata nya
bentuk kasih kasih Allah itu banyak ragamnya, dari kekurangan, kesusahan dan
kesenangan sekali pun, adalah bagian dari perhatian Dia pada kita.
Sepulang dari saya ke bandung
terlebih dahulu untuk menyiapkan hadiah buat anak asuh esok hari. Hujan lebat
dan jalanan sedang ramai akan tilangan polisi, dengan izin Allah saya lolos
dari operasi polisi , dan pulang dalam
keadaan sedikit basah.
Sesampai di rumah sudah larut
malam.
Dan kakak ibu tiba tiba saja
menyambutku dari luar dengan berkata. “Hasbunallah wani’mal wakil”
Saya terheran heran, mungkin
karena aku pulang selamat dan aku bercerita dari luar pagar dengan teriak,
“alhamdulillah ga di tilang polisi”.
Sesampai di rumah aku menghampiri ibu. Dan ia berkata padaku dengan
wajah yang aneh, lihatlah di ruang tamu.
Aku pun menuju ruang tamu dan.
TArAAAAAAAAAAAAAA……..
Ada motor sedang berdiri tegak
dengan gagah. Aku pun melompat senang, dan terenyuhh, merinding, bahagia,
nangis dan terharu . Ya Allah tadi siang aku meminta dan kau kabulkan doaku
ini.
Dialah kumbang merah sang pengembara….
Sobat ,,, aku benar benar
merinding , karena benar setelah aku mendapatkan motor itu aku beramanah di
perbatasan cianjur yaitu Gunung Halu. LUar biasaaaaaaaa.
Alhamdulilah dapet kejutan :)
ReplyDeleteiya kejutan
ReplyDelete