~Ummu Hurairah~
Malam itu aku menemuimu dimasa
itu. Lewat diam aku menyapa, dan menerjemahkan bahasa hatimu. Lewat surat-surat
yang aku baca kala itu.
Kilatan itu menyambar pikiranku
,dan hatiku berbisik perlahan ,sedang
apa kau disana. Tak ada sepatah kabar darimu padaku. Tak sedikit keinginan lagi
untuk menyimpan sebuah asa. Tidak ada pintu yang ku buka ,selain lebih dari
sekedar kenangan.
Kau menjadi kepingan masa lalu,
seperti sebuah potret masa lalu dalam mimpi. Sekeping demi sekeping tersapu
masa, hilang terbawa angin pergi jauh dari pandangan dan lenyap . Tak mudah
untuk berbalik punggung dengan kaki masih terpijak ditempat yang sama. Kemudian
mengeringkan tetesan kehilangan dari pipi mungil yang polos.
Bukan tak mudah menepis rindu
bertemu, bukan pula kesalahan ketika harus kembali mngurai harapan, tapi ……..
Tapi tak jalan yang bisa dipilih
, kecuali benar benar tersapu angin dan lenyap.
Dan…
Aku memulai langkah pertama yang
begitu menyiksa. Berat …amat berat untuk aku lakukan.
Sudihkah..aku meninggalkan tempat
itu, tempat yang aku sekat oleh harapan harapn yang indah,namun ternyata
kosong…
Tapi kekosongan itu semakin
membuat aku ingin berlalu saja. tanpa ba bi bu aku melangkah, peluh itu pun
bercucuran berlari lari dari keningku, dan genangan ketegaran jatuh membasahi
wajah.
Rasanya ingin berlari
lebih hebat lagi ….berlari lebih kencang lagiii…berlari lebih jauhhh lagiiiiii
Terbirit birit peluh bercucuran ,
tersenggal nafasku seakan harapan itu mencekikku dileher, tulang keringku
seakan meronta kesakitan, dan tubuhku roboh
terduduk bersimpuh…
Saksikanlah bumi bahwa masih
terhampar keyakinan,
senyum itu akan melahirkan
harapan kembali.
menjelma dibalik keletihan.
Tak bertopengngkan putus asa tidak pula
keletihan yang berkepanjangan.
Dan ia mengulurkan
tanganNya, memelukku dengan kasih sayang yang tak bisa ditepis tanpa batas,
memeluk dalam malam yang panjang, dan .aku pun menangis padaNya. Melelehkan
ketidakmampuanku untuk bisa tegar saat itu.
#sungguh saya sendiri tak
mengerti dengan apa yang saya tulis. Mengalir begitu saja. mozaik rasa dalam kata
No comments:
Post a Comment
tulis komen mu disini ya