5/07/2012

Jentik Sayang,,,,


“jentik…kemarilah , liat apa yang aku temukan”

“ada apa mas??”ujar jentik lugu , ia mulai mencari sumber suara yang memanggilnya, ditinggalkannya pasir yang berbentuk dinding rumah itu, ia pun berlari meninggalkan tempat ia bermain menunggu masnya bekerja

“jentik lihatlah mas menemukan tas lucu disini, ini pasti kamu suka, ada gambar barbienya, meski seleting depannya rusak , tapi ini masih bisa kamu pakai” mas Pras memperlihatkan tas itu pada jentik, sambil tersenyum riang, wajah kusut dan kusam itu sudah biasa nampak di wajah mas pras, dan bau tubuhnya yang tak wajar menambah kewajaran yang ada padanya..jentik memperhatikan tas itu, dan mengambilnya dari tangan mas pras kemudian memeluk tas itu, tas kusam bau namun amat berarti bagi jentik. 

Jentik yang polos lantas berlari, sambil mengenakan tas barbienya, di carinya kubangan sekitar tempat masnya bekerja, kemudian ia berkaca dikubangan yang tersorot rembulan, senyum menyeringai amat manis bak menemukan rembulan cantik digenggamannya.

Jentik kaget, tiba tiba ada suara menghantam keras menghancurkan kesenangannya, ia berbalik dan menoleh
“massssssssss……mas pras ,kamu dimana?”.. jentik melihat laki laki tua berbadan kekar,  memukul mukul pagar besi kawat bertuliskan tempat pembuangan sampah umum”

Mas pras yang sedang mencari barang plastic, diantara gunungan sampah pun sontak kaget, ia pun berbalik dan berlari mencari jentik.

Jentik yang berdiri tidak jauh dari kakaknya pun , segera disambar tanganya , jentik berlari kebingungan, wajahnya yang cantik dibalik debu dan kulitnya habis tertutupi oleh kotornya sampah , hanya bisa polos tak tahu bahaya besar sedang di depan mata. Mas pras mengajaknya lari.

“HAIII BOCAHHHH>>>>>jangan lari kamu”

Lelaki tua kekar itu menemukan, pras dan jentik yang lari menjauhi gunungan sampah. Ia pun lari mengejar. Pras berusaha lari bersama jentik.

‘mas jentik takut mas” ujar jentik saat ia berlari

Nafas mereka tersenggal senggal. Antara takut, , letih , lemas . 

“hahaha….jentik..kena kamu”

Lelaki tu itu berhasil menyambar tas Barbie jentik , terdengar suara nafas berat, bau alcohol dari jarak 2 meter ke hidung pras

“aaaaaaaaaaa….mas “jentik kecil  menangis ketakutan,

“sini kamu bocah jangan lari”ujar lelaki kekar itu menyambar tasnya jentik,jentik sontak tertarik kuat ke belakang ia nyaris jatuh dan bisa jadi menghantam pecahan botol yang ada di bawahnya.

Pras semakin menarik kuat, bahkan menendang pecahan itu ke muka lelaki tua itu
“ aaaaaaaaaa…..kurang ajar kamu pras” darah mulai mengucur di kening. Lelaki tua itu semakin geram.pras pun menggendong jentik, dan lari ..lari ..lari menjauh lelaki tua itu yang kesakitan memegang mukanya karena tersayat pecahan kaca-kaca kecil..

Pras tidak tahu bahwa kakinya itu ikut terluka, yang ada dalam pikirannya jauh …jauh …jauh berlari meninggalkan laki laki tua itu, bapaknya, yang tega selama 15 tahun ini pada dia.. lelaki yang tak punya hati, bahkan otak sekali pun.

  Pras terus berlari dan berlari dibawah rembulan , diantara semak semak, walau tak terlihat karena rumput yang tinggi, ia hanya bisa menggandalkan rembulan terang diatas sana, yang kecil namun cukup dia untuk bisa melihat…

Jentik menangis diatas punggung pras..pras pun menitikan air mata, sambil terus berlari, dengan darah yang mengucur di kakinya.

“jentik sayang kenapa kamu menangis”ujar pras sambil menyeka aira mata, dalam langkahnya yang kian melambat, karena rasa lelah yang mengguyur badanya.

“mas…jentik takut…kaki jentik sakit mas”

Pras kaget, teryata saat ia memegang kaki jetik yang sedang di gendong dalam punggungnya, dari kaki jentik keluar darah ..

“astaga jentik”pras panic ia dudukan di atas batu, diantara semak- semak tinggi. Pras sudah berlari lumayan jauh dari tepat pembuangan sampah umum. Baginya ini cukup aman , terlebih pras nyaris memasuki perbatasan kabupaten. Disobeknya bajunya dan digulungkan pada kaki jentik. Pras mengusap air mata yang jatuh diatas pipi halus anak berusia 5 tahun. Pras tersenyum, melihat  jentik, dan menangis tiba tiba.

“mas kenapa menangis, jentik gak akan mengeluh lagi, nggak takut lagi” tangan polos jentik menyentuh pipi pras, dia hapus air mata itu..air mata yang mengatakan sesak di dadanya, yang mengatakan pilunya jiwanya, yang mengatakan betapa lelahnya ia menjalani hidup ini, yang mengatakan ia ingin menyerah.

“mas tidak apa apa sayang, kita akan berteduh dulu disini, kamu tenang ya sayang” usap pras ke kepala jentik, ia pun menidurkan jentik dalam pangkuannya. Pras menatap dalam kelangit lepas, di lihatnya rembulan berdiri tegak bersama bintang kecil disampingnya. Tak perduli dingin menyertainya. Air matanya meleleh

“wahai engkau sang pemilik rembulan yang indah, padamu ku mengadu di malam yang dingin ini, ragaku tak lagi kuat menanggung pilu, jiwaku tak lagi sanggup menahan sakit, padamu ke mengadu”

Pras pun tertidur pulas bersama jentik.derik jangkrik, keheningan malam menghantarkan mereka dalam istirahat malam yang kepayahan.
 ***

“Pras……”teriak Bapaknya pras, ia berlari bersembunyi diantara tumpukan sampah, memeluk lututnya, ia terlalu takut kalau harus menemui ayahnya yang sedang mabuk, pasti tamparan dan pukulan lagi yang ia dapat. Pras kecil memangis didalam kardus besar, dan bersembunyi berharap ayahnya yang tak tahu diri itu tak akan menemukannya.Pras yang sedang memeluk erat lututnya dan mendekamkan kepalanya melihat wajah mungil diantara kubangan air sampah, dibalutnya wajah mungil itu dengan kain halus bening diatas sebuah dus kecil yang pas dengan ukurannya, saat itulah ia menemukan jentik, diantara kubangan air. Bayi yang ntah siapa yang menaruhnya disana dengan tega. Pras pun mendekati kardus berisi jentik diantara kubangan. Bayi itu seperti mati, namun ternyata tertidur pulas. 

“wah kamu cantik sekali, dede bayi”ujar pras yang saat itu berusia 10 tahun.

“kamu aku panggil jentik ya”ujar pras sambil mengendong jentik. “Kulitanya putih sekali, dan gemuk”.

Saat itulah, pras merasa menemukan hidup yang berarti, dan bertahan untuk bisa membesarkan jentik..

“massss…massss”jentik terbangun, ia mengucek matanya.

Jentik mendapati pras yang tertidur pulas, saat adzan shubuh terdengar kejauhan. Saat itu pula jentik tak tahu bahwa mas pras telah lepas ruh dari raganya.
“mass….masss”

2 comments:

tulis komen mu disini ya