~Ummu Hurairah~
Bismillahirrahmanirrahim
“alhamdulillah sudah dikosan, begitu sampai dikosan hujan
turun semakin deras” ujar Faul menatap jendela lewat kosannya berlantai dua.
Hujan diluar tambap begitu lebat, setelah didera kemarau
yang begitu panjang. Jatinangor memang
bersuhu ekstrim, saat panas, rasa panas tak kalah dengan Jakarta, saat
hujan taka kalah dengan bogor yang emmang disebut kota hujan. Angin pun tak
segan mengoyangkan rimbunannya pepohonan yang jarang sekali berdiri di tanah
padjadjaran.
Faul tampak sibuk membereskan kosannya, sampai kemudian
terdengar ketukan pintu.
Tukkk..tuk…tuk….
“siapa?”teriak faul sambil memasukan baju yang sudah
disetrikanya.
“aku Mahayu ul. Tolong bukakan pintu untukku, basah kuyup
nih aku”
“ya Allah hujan deres gini kesini yu”ujar Faul sambil
berjalan cepat kearah pintu yang terkunci rapat.
Seringai senyum tergambar dari wajah Mahayu yang nampak
lelah, tak ada sedikitpun dari apa yang dia pakai kering, semua basah semua
kotor oleh tanah.
“Masya Allah yu….masuk masuk….ayo ganti baju mu, dari mana
kamu kok bisa bisanya datang magrib dalam keadaan begini si yu”ujar ulfa
terlihat khawatir
“he…iya ul maaf ya kamu repotin. Saya pengen kesini aza nih
ul, habis aku sendirian di asrama”
“oh ya ampun..iya nih baju mu. Ganti sana.udah makan belum”
“ah ga ul, ga makan, syukron Bajunya ya ul” Mahayu pun ke
kamar mandi yang terletak di dalam kamar mandi, ulfa yang tadi sedang memasukan
pakaian yang tadi terhenti karena kedatangan Mahayu tiba tiba. Mahayu selepas
menganti pakaiannya yang tadi bahas, sudah berganti dengan pakaiannya yang
kering.
Mahayu kemudian merebahkan badan di kasurnya faul yang
berkapasitas satu orang, sedang faul masih sibuk dengan kegiatan beres
beresnya.
“ yu kamu dari mana? Bener dari kosan?”
“he nggak tadi udah dari cicaheum ul, ketemu ibu Tami. Habis
memutuskan diri untuk mengundurkan diri kerja part time, mau focus penelitian
dan amanah kampus dan yayasan aza, kenapa emang?”
“Nggak nanya aza, kayanya cape banget, wajah kamu sampai
pucet gitu yu”
“hmmmm…saya tidur duluan ya ul”
“he kamu nggak sholat emang yu, shalat isya”
“ Ga ul, duluan ya, maksaih buat tumpangannya, oh ya ntar
subuh aku pergi ya ul. Sorry selama ini aku
ngerepotin kamu mulu ul” senyum hangat menutup percakapan Mahayu dan
faul, Mahayu sudah tampak terlelap setelah beberapa menit, faul pun menunggu adzan
isya untuk adzan.
Mata faul amatlah berat untuk tidak segera tidur, akhirnya
ia memutuskan untuk tidur juga menyusul Mahayu yang sudah sangat terlelap dalam
tidurnya selepas ia melaksankan shalat isya. Ia pun menggelar kasur kecil di
samping kasurnya. Dan mentup mata.
Malam pun semakin nyaman dengan suara hujan yang berjatuhan
di atas genting, desauan angin yang kencang, membuat selimut semakin rapat
menutupi tubuh yang kedinginan, ah nampak asik seleuru penduduk padjadjaran di
kosannya masing –masing.
“ul…aku mau pergi…ul” ujar Mahayu mencoba membangunkan faul
yang masih terlelap tidur.
“ul…ul”
“euhhh ya yu, hati hati ya,” Faul pun bangun, meski nyawanya
sepenuhnya belum kumpul.Jalannya pun nampak terhuyung huyung saat mengantarkan
Mahayu hingga di depan pintu.
“ya Ampun yu masih jam 5 gini, adzan masih 15 menit” ujar
faul yang berdiri depan pintu melihat Mahayu pergi dari pandangan, ia melihat
mahayu yang semakin jauh meninggalakan pintu.
“Assalamu’alaikum “ ujar Mahayu
“wa’alaikumsalam , daahhhhh” Faul pun menutup pintu kosan
dan menjatuhkan badannya diatas kasur, melanjutkan tidurnya. Sampai terdengar
panggilan telepon , dengan malas faul menganggat telepon.
“siapa subuh subuh gini yang nelepon” gerutunya
“ halo ul, assalamu’alaikum…ul bangun ul…”
“ada kabar buruk” suara terdengar parau karena tangis
memekat di tenggorokan
“ kabar buruk apa si sa, sabar kek” ujarnya sambil terkantuk
kantuk”
“tapi jangan kaget ya, beneran”
“ Iya ada apa sih, jangan bikin orang kesel pagi pagi dah”
Faul mulai kesal dengan Nisa
“itu temenmu ul, temen kita”
“etd dah kenapa die , sapa juga sa” Faul semakin kesal dalam
rasa kantuknya ini
“ Mahayu kecelakaan kemaren jam 5 di daerah cinunuk”
“ MASAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA>>>>>>>>>>”
Serentak kaget , rasanya pembuluh dari berdesir dai ujung kaki ke ujung kepala,
faul sontak bangun terduduk dikasurnya.
“iya bener ini aku lagi dirumah sakit, sama keluarganya.
Dari kemren malam kamu susah dihubungi ul, sebentar lagi mau di makamkan”
Faul tak percaya, jadi siapa yang tadi malam berkunjung ke
kosannya..Faul pun mencari pakaian yang dipakai Mahayu tadi malam, ternyata
tepat disampingnya terduduk.
“Masya Allah, jadi tadi malam Mahayu datang terakhir
kalinya??”