5/23/2010

Open your eyes


Look around yourselves
Can’t you see this wonder
Spreaded infront of you
The clouds floating by
The skies are clear and blue
Planets in the orbits
The moon and the sun
Such perfect harmony

Let’s start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us
Or are we so blind
To push it all aside..
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Look inside yourselves
Such a perfect order
Hiding in yourselves
Running in your veins
What about anger love and pain
And all the things you’re feeling
Can you touch them with your hand?
So are they really there?

Lets start question in ourselves
Isn’t this proof enough for us?
Or are we so blind
To push it all aside..?
No..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

When a baby’s born
So helpless and weak
And you’re watching him growing..
So why deny
Whats in front of your eyes
The biggest miracle of life..

We just have to
Open our eyes, our hearts, and minds
If we just look quiet we’ll see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Open your eyes and hearts and minds
If you just look bright to see the signs
We can’t keep hiding from the truth
Let it take us by surprise
Take us in the best way
(Allah..)
Guide us every single day..
(Allah..)
Keep us close to You
Until the end of time..

Allah..
You created everything
We belong to You
Ya Robb we raise our hands
Forever we thank You..
Alhamdulillah..


Artist: Maher Zain
Album: Thank You Allah
Copyright: Awakening Records 2009


5/20/2010

Al Quran Ini Untukmu

Hari ini aku terlihat begitu berbeda, begitu pendapat anak-anak padaku saat aku selesai mengajar, wajahku nampak begitu cerah dan terlihat begitu bersemangat, aku pun merasakan hal yang sama, gairahku untuk membagi ilmu pada anak-anak jauh lebih besar dibanding hari-hari biasa, anak-anak pun ikut merasakan perbedaan itu.

Sepanjang mengajar hari ini pikiranku melanglang buana menuju rumah mungil , tempat selama ini aku berteduh dari teriknya matahari dan derasnya hujan, sungguh meski itu hanya Rumah tua, tapi aku sangat senang bisa tinggal disana, kenanganku bersama keluarga tercinta dulu tertinggal disana , meski sekarang aku hanya tinggal berdua dengan nenek tercinta. Sejak kedua orang tuaku, dan kedua adikku yang cantik meninggal karena kecelakaan kereta api, ah sungguh kenangan pahit itu takkan terlupa. Kini yang ada dalam pikiranku adalah nenek tercinta, sungguh aku ingin sekali membahagiakannya, karena dia yang telah merawat aku sejak aku kehilangan keluargaku, dia yang menjadi pelipur lara, dan yang membuat aku bertahan hingga detik ini.

Kini aku berdiri didepan anak-anak sebagai sorang ustadzah , karena beliaulah yang pertama kali memperkenalkan aku indahnya islam , dan menyarankan aku masuk pesantren . Yah nenekku sangat paham betapa ilmu akhirat sangat penting, dia pun dulu seorang santri dan menjadi ustadzah mengabdi disebuah pesantren, tapi sekarang beliau telah pengsiun, sungguh di usianya setua ini dia masih mampu menghapal al quran dan masih fasih membaca al quran, subhanallah bukan. Yah begitulah nenek kebanggaanku. Sekarang ia masih terus mengamalakan ilmunya, mengajarkan ibu-ibu dan anak-anak mengaji di rumah kecil itu. Rumah yang selalu hangat oleh orang-orang yang ingin belajar agama. Betapa perangainya teramat menawan.

Siang ini masih seperti biasa, aku masih di ma’had, masih mengajar dalam masa pengabdian di pesantren tercinta ,tahun ini mungkin tahun terakhir aku disini. Sebelum aku berangkat ke Madinah. Aku telah menggenapkan hapalanku, dan menyempurnakan bahasa arab , ini sebenarnya cita-cita nenek. Yah cita-citanya yang tak tersampaikan dan kini aku wujudkan, tapi masih ada satu hal yang paling dia inginkan . Sebuah pesan singkat masuk , segera aku membukanya.”Asslm, Ukhti kaifa khaluk*? Ana sangat merindukan mu ukh.ukh afwan ana lupa mengabari kalau ana sudah di Indonesia, oh ya pesanan al aquran madinahnya sudah saya siapkan, kapan ukh mu bawa, ?”.ah betapa bahagia aku mendengar kabar dari kakak tingkatku yang telah pulang dari madinah, segera ku balas sms tersebut, dan aku pun mengunjungi rumahnya yang tak jauh dari ma’had segera setelah aku selesai mengajar.

Langit tampak mulai menguning , burung-burung mulai singgah keperaduannya, sepulang dari rumah ukhti Arti ,aku memutuskan untuk pulang saja ke rumah , perasaan dan pikiranku sedari tadi segera ingin meneui nenek,tiba-tiba aku merindukannya, bergegas aku langkahkan kaki, tak sabar ingin memberikan al qur’an madinah yang di idamkan nenek dari ia remaja,sepanjang perjalanan sudah terbayang wajah nenek yang akan sangat senang menerima pemberianku ini.

Di tengah perjalanan saat aku hendak berganti angkutan umum, tiba-tiba dari arah belakang , sebuah motor datang dengan kecepatan penuh menghampiriku , belum sempat aku menghindar motor itu telah menabrakku hingga aku terjatuh, dan al-qur’an madinah terlempar jauh, pengendara motor itu terus melaju tanpa mengurang kecepatan motor, orang –orang segera memburu aku yang terkapar di bawah , luka-luka sekujur tangan membuat ngilu tak tiada tertahan, tanpa sadar aku telah meneteskan air mata, orang-orang kemudian membawaku ke pinggir , yang terpikir dalam benakku bukan rasa sakit ditanganku yang bersimpah darah tapi, tapi al-quran madinahku, dimana al-quran itu ,perasaan tak enak pun semakin menyeruak, selain rasa sakit yang harus aku tahan, sungguh al qur’an itu ada dimana, aku pun bertany-tanya pada orang menolongku, sampai seorang anak kecil menghampiriku sambil membawa al qur’an madinah itu, sambil membersihkan bagian luarnya yang kotor, karena terlempar kesamping jalan raya. Air mataku mengalir karena bahagia bisa menemukan kembali al-quran itu.aku tutup dengan kerudungku yang aku ulur cukup panjang, aku tak ingin dia khawatir. Segera setelah itu aku melanjutkan perjalanan ke rumah, sepanjang perjalanan aku peluk erat alqur’an tadi , aku hindari dari tangan kiriku, yang nampaknya darahnya masih terus menetes, rasa sakit itu pun tak terasa , karena kebahagiaan akan memberikan barang yang paling ia inginkan dari dulu, yang belum bisa dia dapatkan, barang yang paling sering ia bicarakan , kalau ia mengajarkan al quran padaku sejak aku kecil. Terbayang dalam benakku adalah wajah nenekku yang teduh dan masih segar bugar, masih terlihat cantik, dan senyumannya yang hangat, sungguh aku sangat sayang padanya, karena luapan kasih sayangnya padaku, karena pegorbanannya untukku, karena kecintaanNya pada tuhannya, membuat aku selalu merindukannya kala aku masih di ma’had .

Mobil pun berhenti tepat di depan rumah, aku tersenyum penuh bahagia, aku pulang nek ujarku dalam hati, segera aku menuju rumah, aku lihat rumah tampak begitu ramai seperti biasa dengan ibu-ibu dan anak-anak yang hendak mengaji, tapi kenapa ada begitu banyak bapak-bapak , mungkinkah mereka juga ikut? . tapi kenapa yang terdengar bukan lantunan ayat suci alqur;an , tapi isak tangis yang semakin lama semakin keras, sungguh aku tak ingin berpikir apa-apa, sungguh ini bukan apa –apa , aku yakinkan diri sambil erat memegang al qur’an madinah, saat langkahku tehenti melihat di depan pintu terkapar sesosok tubuh tertutup kain, remuk redamah hatiku,tersayat pilu. perasaan tak enak sedari tadi itu pecah menjadi tangisan yang menghenyakkan siapa pun yang mendengarnya, tubuhku bergetar hebat , lemas tak tertahan ,tidak nek jangan dulu pergi, ini hal yang paling kau inginkan baru bisa aku wujudkan, aku pun memeluk tubuhnya yang dingin terbujur kaku,air mataku membasahi wajahku dan darah malah menetes semakin deras.“ nek…ini al qur’an yang kau inginkan, lihatlah ini nekk.....bangunlahhhhh nekkk”

5/18/2010

Damai

Album : Berjalan Melihat Mentafsir
Munsyid : NowSeeHeart
http://liriknasyid.com


Damai yang dirasa
Melihat warnanya
Tenangnya di mindaku
Suasana kehijauan yang indah

Kicauan beburung rimba
Berterbangan bebas
di dalam rimba raya
Pepohon turut berlagu
Menerima sentuhannya
sinaran sang mentari hari

Di alam rimba damai dirasa
Segala-galanya terlukis sempurna
Di alam rimba keajaibannya
Pesona di jiwa

Di rimba tiada
Derita sengketa
Tiada kudengari
Tangisan sepi yang mengguris hati
Sang pelangi ceria
Menanti kehadirannya gerimis senja
Bisikan desiran air
Turut sama menghiasi
keindahan ciptaan Ilahi

Lagu: Mujahid Abdul Wahab
Lirik: Ucu
Hakcipta Lagu: Gurindam Cipta
Hakcipta Lirik: EMI Music Publishing (M) Sdn Bhd
Album : Berjalan Melihat Mentafsir

Belum Kita Lupakan

Album : Berjalan Melihat Mentafsir
Munsyid : NowSeeHeart
http://liriknasyid.com


Luka yang lama belum kita lupakan
Hangat terasa bahang yang menyakitkan
Harapan dan keyakinanmu membutakan segalanya
Hanyut dalam genggaman memusnahkan kita

Segala yang berlaku bukanlah niatku
Maafkanlah diriku keterlanjuran lalu

Masih belum lewat untuk kita bertaubat
Menilai dosa walau diri terhina
Redha dan keampunan-Nya mengatasi segalanya
Sirna dalam gelita
Harapan terbina

Lagu: Mujahid Abdul Wahab
Lirik: Khairil Rafli Azrin
Hakcipta Lagu & Lirik: Gurindam Cipta
Album : Berjalan Melihat Mentafs

Berbenah II


Selalu ada keinginan untuk bisa lebih baik, apakah itu sebuah harapan, cta-cita terhadap perilaku diri, ataukah itu sebuah idealis, yah tanpa idealis semua itu pun tidak akan pernah tercapai. Sayangnya realitasnya yang dibutuhkan tidak hanya sekear idealisme melainkan realistis, mengukur diri sesuai kemampuan antara tubuh , hati dan jiwa, yang punya keterikatan dalm saling bersinergis.

Keinginan untuk selalu Berbenah diri tidak, tidak hanya sekedar dalam pikiran saja tapi sangat ingin bisa direalisasikan. Setiap harapan dalam proses perbaikan itu idak bisa langsung semua ilakukan, butuh waktu dan [proses yang cukup panjang. Keistiqomahan dan ilmu adalha modal yang dibutuhkan utnuk bisa Berbenah diri. Tidak jarang semua keinginan untuk membenahi diri terabaikan ketika kita sedang futur , maka dibutuhkanlh keistiqomahan.

Hasrat untuk terus berbenah diri terus menyeruak sanubari, siapa yang tak ingin meraih cinta tertinggi , dan balasan nikmat dari Allah Tuhan semesta alam. Berbagai buku, artikel dan juga sebuah pesan singkat memacu trus untuk terus berbenah diri menjadi lebih baik. Sedikit demi sedikit aku melai implementasikan satu demi satu ilmu yang aku punya, sedikit- demi sedikit aku merubah sikap dan sifat yang tidak mendatangkan kebaikan, dan berusaha untuk bisa tawazun terhadap waktu, waktu dan lain halnya.

Dalam proses berbenah diri ini, aku sadari banyak hal yang telah terbuang sia-sia, baik itu waktu, uang, dan momuntem-momentum lainnya. Contoh kecil adalah, sungguh aku telah melewatkan puluhan ladang amal, aku sangat tahu ilmunya, jika melakukan aktivitas akan jauh lebih baik jika kita mengawali semua aktivitas itu dimulai dengan ucapan basmalah, atau doa , dan jarang pula aku mengakhirkan kegiatan dengan ucapan hamdalah, malu sungguh sangat malu aku padaNya. Dan masih banyak lagi yang ingin aku benahi dari diri sendiri.

Sungguh indah jika kita melihat perilaku Rasulullah SAW yang luarbiasa bisa dijadikan tauladan kita, sangat ingin bisa seperti dia, yang memang aktivitasnya , diam , tindakan, marah, cinta benci karena allah semata, kesempurnaan seperti itu hanya dimiliki oleh keaksih Allah yaitu Nabi Muhammad SAW. Aku pun ingin sekali menjadi bagian yang dari itu, yang dicintai Allah dan rasulnya, tapi jika melihat sikap , sifat dan amalanku , apakah aku pantas mendapatkan itu semua, yah itulah mengapa sungguh aku sangat ingin menjadi lebih baik, sehingga aku terus menerus berbenah diri, terus terus dan terus, mumpung masih ada kesempatan, mulai dari hal yang saat ini muali dari yang kecil dan sedikit-sedikit.

Semoga aku istiqomah, semoga Allah mencurahkan Hidayah dan Rahmatnya, menjadikan Aku bagian dari orang-orang yang bersyukur atas nikmat dan karunia allah yang tak pernah putus. Sungguh Betapa Allah Maha Pengasih Algi Maha penyayang.

Shubuh, 19 mei 2010

Asrma Padjdjaran

Yucan ( RahaYU CAN)

Tak mudah jadi mas’ulah


Menjadi mas’ulah ternyata bukan hal yang mudah, sungguh berat beban tanggung jawabku pada orang yang telah memberikan mandat itu padaku, terutama pertanggungjawabanku di akhirat kelak.bukankah setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya kelak.

Iya menjadi seorang mas’ul ah harus bisa bersikap adil dalam memutuskan suatu perkara,atau dalam menyelasaikan masalah yang ada, menjadi adil bukanlah hal mudah , karena tidak ada yang adil selain Allah Yang Maha Adil, tidak bisa aku mengambil keputusan sepihak tanpa pertimabangan orang-orang yang terlibat dalam kepentingan tersebut. Mengatur jadwal pertemuan pun sekarang menjadi masalah, saat masing-masing dari kita tidk bisa menemukan jadwal yang cocok, sungguh membingungkan dalam pilihan tersebut, satu sisi ingin semua bisa kumpul , tapi di sisilain ada yang akan berkorban, di sisi satunya lagi aku harus menjaga perasaan, tapi saat itu juga aku butuh kebijakan , btuh ketegasan, sungguh saat seperti itu aku butuh diriku yang berprinsip dengan ertimabangan matang dlam memutuskan , bukan dalam keadaan terburu-buru. Sungguh sikap terburu-buru datangnya dari setan.

Maka aku mohon ya allah jadikan aku pemimpin yang adil yang mampu menjaga dan memahami orang yang memberikan kepercayaan itu padaku, tuntunlah aku dengan cahayamu ketika bertindak,memutuskan dan melangkah. Sungguh Engkau yang terbaik untukku.

18 mei 2010

Asrama Padjdjaran malam hari

Rahayu Setianingsih

Jika Aku Mati

18 mei 2010

Beberapa menit setelah gempa kecil terjadi

Aku jadi kepikiran tentang mati. Menyeruak bulu kudukku jika berbicara masalah mati, karena tak seorang pun yang tahu kapan mati akan menjemput kita, dalam keadaan apa kita mati, dan kita tak pernah tahu bagaimana rasanya kematian itu, apakah seperti dicabutnya benang dari jarum, halus terasa, atau terasa seperti ditusuk pedang 70 kali tusukkan, tergantung amalan kita. Meringis jika ingat , sudah seberapakah bekal yang telah aku siapkan untuk kembali kehadirat illahi rabbi, sejumputkah?segenggamkah? atau tidak ada sama sekali.

Terngiang-ngiang ditelinga

Bawa apa aku

Bawa apa aku

Bawa apa aku

Bawa bekal apa aku nanti

Apakah aku sudah menyiapkan bekal???

Aku punya ciita-cita jika aku mati ingin dalam keadaan husnul khotimah, dalam keadaan aku menjadi seorang muslim dengan keimanannya kepada Allah.dalam keadaan sedang beramal sholeh.aku bercita-cita mati saat tilawah, saat aku sedang menghapal al quran. Amin. Ya apa salahnya aku punya cita-cita mati.

Maka ya allah matikan aku dalam keadaan syhid dijalanMu , dijalan CintaMu, dijalan orang-orang yang mencintaiMu,yang mereka ridho kepadaMu dan Engkau pu ridho kepada mereka.

Motto : Be a Good Muslimah or die syuhada