4/26/2012

Tulang Mendulang Cinta


“Brrrrrrrrrrrrrrrr….ihhhhhhh”     
Rasa dingin yang menusuk tulang, saat selimut jauh darinya , maka sesosok tubuh tua rentalah yang menguatkan diri untuk menopang tulang tulang ini untuk tetap berdiri dalam dingin, dalam pagi buta menggoes sepeda ontel, dengan sekarung tomat.

“Semangatttttttt” terhembus asap putih dari mulutnya, karena dinginnya pukul 2 subuh, kakinya semakin kencang menggoes untuk mengurangi rasa dingin yang makin menjadi jadi. 

Si kurus kering ini terus begini setiap pagi, nampaknya dingin yang menusuk bak teman pagi menemaninya berjualan tomat di pasar gunung puntang. Keheningan perjalanan itu pun nampaknya bak kawan lama.
BUKKKKKK…….

“astaga…astagfirulllah..nyeriiiiii”  seseorang menepuk pundak Andi kencang, saat ia sedang cepat cepatnya menembus kegelapan kampung pasir kaliki, sebuah senyum tersungging manis diantara cahaya rembulan yang menerangi jalanan.

“he…..”senyuman tanpa gigi kumplit

“wah si abah ning, euleuh eta nepok kuatka tarik, lain ku reuwashna, eta nyerina kacida da, tanaga kuda nepok na ge hehehehe” ujar Andi yang menyeimbangkan diri bersepeda dengan abah oki
“heheh hampuranya jang…abah semangat teuing, ningali pemuda ayeuna masih aya nu jiga kamu di”3 ujar si abah dengan sepeda ontel yang nggak kalah tua dengan punya Andi, namun sekarang kol nampaknya lebih berat dari sekarung tomat miliknya, tapi semangatnya luar biasa.
Barang kali memang yang memilih hidup seperti dia hanya dia di kampung ini. Harus bangun pukul satu subuh, menyiapkan barang dagangan, saat dingin dinginnya gunung, saat pemuda lain lelap dalam buai mimpi di balik selimut hangat, namun bagi Andi penghangat semangat adalah tomat tomat yang bisa dijual habis, untuk makan seminggu ke depan. Senyuman demi senyuman , kala getir kehidupan menuntut keras tulang tulang nya yang tipis berselimut daging. Kalau bukan karena ia melihat neneknya yang tua renta, ibu yang ke arab tanpa kabar, bapak yang tega meninggalkannya, dan Allah sebagai satu satunya tempat menggantung kepedihan hati, ia pancangkan sekuat kuatnya kelemahan hati padaNya.
“jang kumaha emah?” Tanya abah tentang nenek Andi yang kabarnya kemarin jatuh di dekat sumur.
“oh muhun bah , sakinten , kamari mah tos tiasa deui jalan, nya mung kitu weh kedah lalauanan”
“ehmmm..alhamdulillahnya….”
“ai kamu sakola keneh ndi…”
“insya Allah bah, pan hasil jualan dinten ieu , kanggo bayar SPP, du’a na weh bah”
“ hee  siplah….kudu sumangetnya…”
“muhun bah…”

Keramaian pasar, mulai terdengar, deru mobil , motor pegangkut barang sudah terdengar dari jarak 10 meter,  ramainya ibu ibu yang sedang menyiapkan dagangannya. Andi semakin semangat untuk segera menjual tomat tomatnya yang segar di pasar, belum lah sampai ke depan pintu gerbang, deru motor keras dengan tawa yang membuat meringis yang mendengar  datang dengan kecepatan tak terbatas, kilatan pedang menyambar  roda sepeda  Andi..Tawa keras menghambur dan semerbak bau alcohol menyeruakkkk. Asap motor mengepul mengelilingi dia 
"Huahahahhaha " tawa itu menghilang bersama bau Alkohol.

Cesssssss

“Allohu rabbi…” Andi hilang keseimbangan menahan sepedanya yang berat membawa sekarung tomat.tak tahu bahwa ban sepedanya di sayat samurai

“WOYYYY….kurang ajar budak tehhhhh….”abah oki teriak pada geng motor, mengumpat keras diantara keheningan, panic menguasai dia, saat melihat Andi yang mulai tak sanggup menahan berat.
“ya allah…..”
Brukkkkkk..
Prakkkk….singgggg suara roda yang terus berputar
Andi  terjatuh menghantam batu, kepalanya mulai mengeluarkan darah, semua tomat berhamburan ke jalan.
“innalillahi ujang……..”abah melepar sepedanya, segera menyelamatkan Andi, tak memeperdulikan kol kol segarnya turut terhambur dari sepeda.
Dirangkulnya Andi, di lihatnya, darah mengucur dari keningnya, memerahi baju abah, dan terlebih yang membuat kagetnya bukan kepalang, kaki Andi yang kanan berputar terbelit dalam sepeda.
Tak tahan haru melihat Andi yang sekarat, abah oki menitikan air mata,
“ya Allah….selamatkan anak ini yang sholeh ini, selamatkan ia ya allah “
“Andi….gugah kasep, ieu abah….” Abah oki mencoba mencari tahu apa Andi masih bisa sadar
“abah,,,,,nyeriii bah….esshhh”Andi meringis kesakitan
“Andi nggak kuat abah , ini sakit sekali” air matanya lumer..
“ya allah…” abah menangis , tak sanggup melihat keadaan Andi
“laillahaa illalahu , muhammadarasulullah…”

Itulah kalimat terakhir dari Andi. Tak lama banyak penduduk yang lalu lalang, mereka semua kaget saat tahu bahwa itu adalah Andi

“Masya Allah….” Pak lurah yang saat itu hendak ke pasar mengantarkan istrinya lewat melihat , dan kerumunan orang mulai membantu untuk memindahkan tubuh Andi ke bak terbuka, milik Haji Romli, bekas mengangkut sayuran..

Tak henti satu demi satu menitikan air mata,  penduduk yang mengenalnya menyaksikan cara kepergian pemuda yang ramah, sholeh , baik ini harus begini.
Dalam bak terbuka diantara jenazah Andi, terhambur air mata , doa dan pilu..
Adzan shubuh  pun menggema….

Hilang sudah sapaan hangat pada ibu-ibu pedagang di pasar, hilang sudah pemuda teladan  yang setiap subuh rela menggoes dengan membawa berat beban sekarung tomat, walau demikian sedikit sekali Andi  mengeluh

Allah…
Jadikan aku pemuda yang kau cintai
Keridoanmu adalah semangatku untuk terus bertahan
Menggoes sepeda menjual karuniamu yang kau beri
Walau perih karena lelah
Walau letih karena sedih
Tetap aku bertahan demi nenekku
Dan penantianku menatap wajah hangat ibu
Allah
Kuatkan kakiku menopang hidup ini
kuatkan Tulangku ini untuk mendulang cintaMu tanpa batas

7 comments:

  1. Ikutan nangis baca do'a penutup..

    ReplyDelete
  2. makasihh...aku aja yang nulis mau nangis kebawa suasana saat menulis

    ReplyDelete
  3. subhanallah...semoga kita bisa mengambil hikmahnya...

    ReplyDelete
  4. ya semoga ..meski cerpen tapi ya bisa jdi pelajaran...doakan aku mau buat buku nihhh

    ReplyDelete
  5. MasyaAllah...
    membuat diri berkaca, betapa kurang maksimalnya usaha yg ditempuh untuk mendekat kepadaNya,

    `ah, Firdaus masihlah cita2 itu...

    ReplyDelete
  6. aamiin mas firdaus jadi cita cita..barang kali saya mengajak orang lewat tulisan

    ReplyDelete

tulis komen mu disini ya