2/17/2012

Pariwara Pagi


Mentari berdiri 60 derjat diatas bumi, angin menyapu air yang terhampar , membuat rasa dingin serasa menyentuh pori-pori, dedaunan melambai menikmati sentuhan angin yang halus lagi perlahan, dan langit biru menambah keindahan panorama pagi yang membuat semua bersyukur masih punya mata dan waktu untuk bisa menikmati ini semua.
Kenikmatan itu ternyata tak aku rasakan sendiri, anak-anak kecil berseragam hijau ungu pun turut menikmatinya, berlari kesana kemari dihamparan padang rumput, tertawa polos tanpa banyak yang ia pikirkan, yang ada kesenangan bermain dengan teman –temannya, tanpa ia tahu bahwa ibunya sedang memikirkan ia, masa depannya, pendidikannya, kesehantannya, dan ayahnya yang bekerja demi masa depannya pun turut serta, ya anak anak tak tahu hal itu,yang ia tahu menikmati padang hijau tempat ia berlari. Di sisi lain dari pemandangan tadi ada juga yang berteriak histeris karena binatang mungil yang tak berdosa yang ia lihat, ada yang bermain diperahu danau kecil, ada yang bermain tanah. Jika saja kau bersamaku saat itu, kau pasti akan kembali ke masa lalu mu, yang jauh dari hal hal yang kau dapatkan hari ini. masa lalu yang penuh kepolosan , kenakalan, penuh warna dengan keceriaan, penuh dengan kesenangan.
Sedikit banyak pemandangan ini menjadi pariwara sesaat yang lantas pergi meninggalkan aku dalam kesendirian. Kembali dalam angin yang menyibak himar, menyibak dedaunan , air, dan juga awan diatas sana.
Dan hatiku menggerutuk
Tinggal sebentar lagi, tak akan lama lagi, dia kembali, dan aku harus siap menghadapi ketakutan itu, harus kembali menghadapi keegoisan , ketakutan dan segalanya selama ini membuntutiku.yang nyatanya itu adalah aku sendiri, aku yang belum bisa aku kendalikan.
Kembali terhanyut meilhat semua dalam suasana yang begitu hening, yang terdengar gemericik air, dan desauan angin yang berbisik. Yakinlah kamu bisa

No comments:

Post a Comment

tulis komen mu disini ya