Mentari
berdiri 60 derjat diatas bumi, angin menyapu air yang terhampar , membuat rasa
dingin serasa menyentuh pori-pori, dedaunan melambai menikmati sentuhan angin
yang halus lagi perlahan, dan langit biru menambah keindahan panorama pagi yang
membuat semua bersyukur masih punya mata dan waktu untuk bisa menikmati ini
semua.
Kenikmatan
itu ternyata tak aku rasakan sendiri, anak-anak kecil berseragam hijau ungu pun
turut menikmatinya, berlari kesana kemari dihamparan padang rumput, tertawa
polos tanpa banyak yang ia pikirkan, yang ada kesenangan bermain dengan teman
–temannya, tanpa ia tahu bahwa ibunya sedang memikirkan ia, masa depannya, pendidikannya,
kesehantannya, dan ayahnya yang bekerja demi masa depannya pun turut serta, ya
anak anak tak tahu hal itu,yang ia tahu menikmati padang hijau tempat ia
berlari. Di sisi lain dari pemandangan tadi ada juga yang berteriak histeris
karena binatang mungil yang tak berdosa yang ia lihat, ada yang bermain
diperahu danau kecil, ada yang bermain tanah. Jika saja kau bersamaku saat itu,
kau pasti akan kembali ke masa lalu mu, yang jauh dari hal hal yang kau
dapatkan hari ini. masa lalu yang penuh kepolosan , kenakalan, penuh warna
dengan keceriaan, penuh dengan kesenangan.
Sedikit
banyak pemandangan ini menjadi pariwara sesaat yang lantas pergi meninggalkan
aku dalam kesendirian. Kembali dalam angin yang menyibak himar, menyibak
dedaunan , air, dan juga awan diatas sana.
Dan
hatiku menggerutuk
Tinggal sebentar lagi, tak akan
lama lagi, dia kembali, dan aku harus siap menghadapi ketakutan itu, harus
kembali menghadapi keegoisan , ketakutan dan segalanya selama ini
membuntutiku.yang nyatanya itu adalah aku sendiri, aku yang belum bisa aku
kendalikan.
Kembali
terhanyut meilhat semua dalam suasana yang begitu hening, yang terdengar
gemericik air, dan desauan angin yang berbisik. Yakinlah kamu bisa
No comments:
Post a Comment
tulis komen mu disini ya