2/14/2011

Membangun Cinta di Atas Pilihan


Bismillahirrahmanirrahim…
Ada hal menarik yang sering dan bahkan berulang kali. Mungkin sahabat pun  pernah mengalaminya. Sering kali kita di hadapkan dengan kebingunan, yang kadang kita bertanya kesana kemari tak cukup membuat puas atas kebingungan itu, tak hanya kebingungan namun juga permasalahan hidup yang selalu datang. Disaat yang sama tanpa kita duga kita mendapatkan jawaban lewat artikel yang tak sengaja kita baca, atau lewat ceramah yang kita dengar, atau saat kita buka al quran terjemahan…siapa yang sangka, dan itu bukanlah sebuah kebetulan. Allah telah mencatat itu semua dilauful mahfudz.
Kejadian itu pun saya alami baru baru ini, sebenarnya kejadian itu tak sekali, bahkan beberpa kali, namun dalam masalah yang berbeda. Hari itu saya pulang ke asrama karena keesokan harinya akan ada jadwal perkuliahan. Selama di bus saya membaca majalah, dan ini adalah bagian yang mengena begitu tepat, begitu pas, dan serasa sebuah solusi bagi saya.
Pilihan memang banyak. Dan kita tentu selalu ingin memilih yang terbaik dari piliahn-pilihan yang ada. Atau memilih yang sesuai dengan hasrat dan keinginan kita. Tapi kenyataannya, terkdang kita di paksa tunduk oleh keadaan untuk menerima pilihan yang tak kita sukai.
Sebelum kita kuliah, maksud hati mungkin hendak memilih sebuah fakultas atau perguruan tinggi tertentu demi memudahkan kita meraih cita-cita dan impian masa depan yang telah direncakan. Namun ternyata kita gagal, dan akhirnya terdampar di fakultas lain yang jauh dari pikiran dan keinginan kita. Keadaan ini tentu membawa kecewa, dan seringkali membuat seseorang tidak serius menjalani apa yang dihadapinya, apalagi mencintainya. Kuliah pun kemudian hanya dijalani setengah hati; sekadar  agar kita terlihat punya aktifitas, sekadar mengisi waktu luang , atau sekedar melepas tuntutan dari orang tua.
Pilihan memang banyak. Tapi kita memang tidak selalu mendapatkan yang terbaik dari pilihan pilihan yang ada. Dan tidak seharusnya pula kita merespon pilihan yang tak sesuai keinginan itu, dengan sikap setengah hati dan tanpa cinta. Pekerjaan yang saat ini kita jalani, misalnya , boleh jadi juga bukan merupakan yang kita harapkan. Tapi hanya itu yang ada, setelah kita coba mengejarnya kemana kemana. Ketika kita telah berusaha maksimal, dan ternyata langkah kita memang harus berhenti di batas iniuntuk sementara waktu, maka cintailah yang kita hadapi dan jalanilah dengan sepenuh hati. Jangan buang masa depan dengan memikirkan yang tak ada di tangan. Jangan lelahkan jiwa dengan terus merenungi nasib. Jangan rusakkan hati dengan selalu menyalahkan takdir. Sebab tidak ada yang lebih baik di sisi allah dan bagi kita, kecuali  apa yang sekarang ada dalam genggaman . Apa yang kita anggap itu baik, dia sekadar ada di alam mimpi. Apa yang kita sebut istimewa, dia hanya ada jauh di langit angan-angan. Tapi jika yang kita hadapi ini dijalani dengan penuh cinta, maka boleh jadi suatu saat allah akan membukakan kita jalan jalan kemudahan melalui pintu kesabaran kita di sini dan menggantinya lebih baik dan lebih istimewa dari apa yang ada dalam mimpi ( majalah tarbawi, 2011)
Beberapa paragraf itulah yang semakin membuka mata batinku. Bahwa allah punya rencana lain untukku. Selama beberpa hari saya membawa buku itu, dan ternyata memang waktu di bus itulah kesempatan aku mengetahui jawabannya. Allah betapa ia amat sayang padaku, menempatkan jawaban itu disaat aku mulai membuka hati untuk pilihan hidupku. Beberapa semester telah berlalu dan aku tak cinta sama sekali, atas pilihan itu, tak ada rasa suka, hanya mencoba bertahan. Namun satu pekan ini mulai ada recah recah rasa menikmati mencari ilmu kimia, ada rasa ingin dan ingin mencari kenapa kimia, dan apa istimewanya pemberian allah ini..pasti ada hal yang menarik. Saat di telisik dan di telusuri mengapa aku mulai suka. Allah mentarbiyahku di sini, lewat hal yang tak ku suka, hingga aku mulai dewasa menyikapi ini. masalah demi masalah datang, mulai dari perkara kecil sampai terbesar, dan itu semua membuat aku yakin, inilah bukti cintaNya, dan perhatianNya, sungguh kenikmatan itu ada setelah aku mencicipi remah remah kesedihan, dan aku mencicipi indahnya hal lain selain ketidaksukaanku akan kimia.
Sampailah aku pada titik rasa, aku rasakan ada semangat yang hidup, setelah 3 semester ini mati, dan tak bisa aku urai dengan apapun , untuk menggambarkan rasa itu, rasa yang membuat pikiran dan tubuh untuk mencintai kimia. Membangun cinta tepatnya…aku mungkin jauh tertinggal dari mereka , yang telah menikmati indahnya mencintai kimia.
Beginilah rasanya membangun cinta..membangun cinta atas pilihan yang tak bisa di duga, beginilah nikmatnya rasa, saat buaian masalah membangunkan aku, membangunkan aku untuk bisa mendekat denganNya..
Meski selangkah demi selangkah aku merengkuhkan hati atas pilihan ini, saat yang lain telah berlari. Maka aku hanya mintai padaMu. Jadikan ini sebagai kesempatanku mencintaiMu, karena ini membuat aku tahu bahwa inilah bukti cintaMu..
3 semester berlalu, mungkin aku telah kehilangan banyak hal, namun disatu sisi aku belajar banyak hal yang memang tak bisa didapati dibangku kuliah…selalu ada hikmah dalam setiap episodenya, semoga semakin medewasakan aku, dan menyiapkan diri untuk menjadi pribadi lebih baik, dan bersyukur atas apa yang Allah berikan, berhusnudzon atas rencanaNya padaku.


~waktuku tak banya
rahayu

10 comments:

  1. luar biasa mbak tulisannya.

    ReplyDelete
  2. syukron semoga membuka jendela inspirasi

    ReplyDelete
  3. Hidup adalah pilihan. Saya semakin tahu berkat Tulisan ini. Thanks ya..

    ReplyDelete
  4. sellau berprasangka baik dgn rencanaNya......pilihan yang dewasa...makasih mbak

    ReplyDelete
  5. @ kak Qefy : alhamdulillah semoga bermanfaat kak
    @kak blakbox : heum begitu kak...sama sama juga

    ReplyDelete
  6. bener, terkadang ALLAH berbicara pada kita dengan cara yang tidak kita sangka sangka, seperti dalam posting di blog aku. dia sadar apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus dilakukan justru setelah mendengar percakapan dua orang yang belum dia kenal .....

    http://laranta.blogspot.com/2011/02/aku-abangku-dan-jodohnya.html

    ReplyDelete
  7. wahhh kayanya cerpennya menarik

    ReplyDelete
  8. tak mengapa jadi penulis dan scientist....:D

    ReplyDelete
  9. selamat menikmati pilihanmu

    ReplyDelete

tulis komen mu disini ya