4/26/2010

Dari Seorang Mu'alaf Aku Belajar



Ada sepenggal kisah nyata yang ingin saya bagikan, semoga kita bisa menggambil ibrahnya, dan mampu membuka hati kita semua
Ada yang tak biasa di aktivitas perpekanku minggu ini, kejadian yang membuat aku bersyukur terlahir menjadi seorang muslim dan dalam keluarga muslim tentunya.
Siang itu disamping pementorku duduk sesosok manusia yang kusangka dari kaum adam, itu terlihat dari penampilannya, tapi ternyata dia sama sepertiku dari kaum hawa, kakak mentorku tiba-tiba mengenalkan dia, ( maaf nama tidak akan saya sebutkan) ternyata seorang gadis berusia 17 tahun, dari penampilannya tidak memperlihatkan bahwa ia adalah gadis berusia 17 tahun , nyata benar. Tubuhnya tinggi, berkulit putih, wajahnya tampak lebih tua dari usianya, potongan rambutnya mirip anak laki-laki, pakainnya pun model laki-laki. Mungkin bagi yang tak kenal dia pasti mengira bahwa dia adalahseorang laki-laki, aku pun salah mengira. Tak lama dia ada disamping kami, sempat terjadi perbincangan diantara kami. Sampa akhirnya dia pu berlalu meninggalkan kami berdua diantara keramaian masjid saat itu. Kakak mentor pun menceritakan gadis yang baru kami kenal barusan. Ternyata dia adalah seorang mu’alaf yang diusir orang tuanya karena dia pindah agama,. Ia berangkat dari keluarga yang cukup kuat dalam memegang keyakinannya. Dia memutuskan lari dari jakarata dan memilih bandung sebagai temapt pelariannya.Baru 3 bulan ini dia menjadi seorang mu’alaf dan yang terdengar dari mulut kakak mentorku bahwa dia sudah bisa shalat mesk I dengan bantuan mp3,dan ia pun sudah masuk iqra 6. Subhanallah dalam waktu 3 bulan dia sudah bisa shalat meski masih pake alat bantu dan sudah hampir menghatamkan iqra 6 . aku sangat kagum dengan keberaniannya, dan bersyukur karena hidayah yang ia dapat untuk bisa masuk islam. Sungguh luar biasa , keberanian gadis itu hingga ia rela harus berpisah dengan keluarga demi pilihannya itu. Tapi ada dari kisahnya yang mengiris hati. Dia bertahan hidup selama ini, dari kerja dia sebagai pencuci piring yang bayarannya pun tak seberapa, hanya Rp.2.000,. masya allah cukup untuk apa uang segitu, makan pun hanya cukup buat roti, itu pun paling Cuma buat satu bungkus, dan saat aku dengar ternyata terkadang dia menahan laparnya selama seminggu, subhanallah,siapa yang tak tersentuh hatinya?, saat tahu kisah hidupanya ,siapa yang tak akan iba melihatnnya, siapa yang takkan kagum dengan keberaniannya?, siapa yang tak bersyukur dengan keimananya yang terlahir sebagai seorang muslim saat tahu kisah ini. dan luar biasanya dia masih sanggup tersenyum dengan lepasnya dalam himpitan hidupnya itu.
Tidak ada bayi yang dilahirkan kecuali lahir dalam keadaan fitrah, maka ayah bundalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau majusi ….( Hadist)
Dari situ aku berpikir betapa beruntungnya aku terlahir sebagai seorang muslim, betapa beruntung aku terlahir dalam keluarga muslim, aku bangga menjadi seorang muslim. Alhamdulillah.
Untuk engkau saudaraku yang ntah dimana engkau tinggal sekarang, semoga engkau istiqomah dijalan yang engkau pilih, semoga engkau diberikan kemudahan dalam menapaki hidup ini. yakinlah Allah selalu ada untuk mu dan akan menolongmu setiap saat. Yakinlah pilihanmu ini benar, pilihan yang akan menhantarkan hidupmu pada cinta Allah. Cinta yang membuat hatimu memilih jalan ini. Hamasah saudaraku
Asrama Padjadjaran 2, Senin, siang hari 14.53 WIB
26 April 2010
Rahayu Setianingsih

No comments:

Post a Comment

tulis komen mu disini ya