10/14/2012

Kumbang Merah Sang Pengembara

~Ummu Hurairah~

Janji Allah Benar Adanya

Ini kejadian nyata yang di alami penulis saat beramanah menjadi pembina mentor sekaligus Mentor di Beasiswa Percikan Iman.

Pernahkah sahabat berjanji ? apakah pernah mengingkari janjinya? Pernahkah sahabat dijanjikan oang lain , tapi diingkari janjinya. Maka jika kau datang pada Allah maka janji Dia pasti.

Pagi yang cerah , saat mentari mulai malu-malu menampakkan semburat cahayanya dari ufuk timur. Tugas untuk survey rumah anak asuk sudah menunggu untuk ditunaikan, pagi itu aku meminta restu sang ibu agar menginjikan aku keluar mengunakan motor bapak. Namun restu itu sulit di dapat, karena saya tidak punya sim dan belum pernah membawa motor ke tempat jauh, apalagi jalan raya. Namun saya meyakinkan padanya bahwa Jika Allah berkehendak untuk aku celaka, maka saat di motor atau pun tidak tidak ada yang bisa mencegah, dan jika aku memag sudah saatnya di tilang maka tidak ada yang bisa mencegah. Akhirnya sang ibu luluh. 

Aku pun berangkat menuju lokasi, sekitar ciparay, saat itu aku melewati sekolah tempat calon anak asuh itu sekolah. Dari sekolah ke rumahnya ternyata lumayan jauh, bahkan ditempuh dengan motor sekalipun.Masya Allah. 

Dalam perjalanan itu aku berbincang dengan Allah
“ya Allah aku sedang diatas motor bapakku, si kumbang hitam. Aku sedang membutuhkan motor ya allah dalam aku mengurusi anak asuh ini, harus kesana kemari dan kembali lagi ke jatinangor. Jika Kau berikan aku motor maka aku siap ditempatkan dimana pun” ku elos kumbang hitam milik bapakku saat ditanjakan curam nan berbatu itu.
Jalan yang dengan medan tempuh menuju bukit, berbatu lagi jauh itu , membuat rasa letih menyelusup melalui tuang-tulang, bagaimana tidak , tubuh saya harus bisa menahan berat motor yang tak ringan.  Sesampai diatas ternyata saya salah alamat, padahal saya sudah sampai puncak bukit. Ya Rabb…Jika saja tidak sabar mungkin ingin pulang lagi, tapi jarak sudah sejuah ini , masa  harus kembali, akhirnya akhirnya saya turun lagi dan mencari alamatnya kembali. ternyata ada bapak baik hati yang mau mengantrakan aku, dan waw aku kembali harus melewtai tanjakan berbatu itu dengan si kumbang hitam yang tua renta -.- perjuangan sekali.  Sampailah aku kembali ke atas bukit itu. Dan ternyata harus menempuh jalan kaki lagi. Ku taruh motor dan ku simpan di warung kecil. Dari sana harus berjalan masuk menyusuri gang. Sampailah aku pada rumah panggung yang elok nan bersih . Itulah rumahnya. Rumah yang aku cari.

Sapaan yang hangat dan lembut dari seorang wanita muda, yang ternyata kakak calon anak asuh. Tak lama datanglah Bapak anak asuh , dari kedua orang ini saya mendapatkan cerita.

Anak asuh ini amatlah rajin dan jarang merepotkan orang tua, dia termasuk kategori anak berprestasi di sekolah. Sahabat saya mau tanya. Kalau dari rumah sahabat ke sekolah jam berapa? Jam 6 ya?? Berbeda dengan ana asuh satu ini jam 4 dia berangkat. Masya Allah, jalan kaki pula. Bayangkan saya saja tadi naik motor jauh dan sulitnya minta ampun. Ini berangkat jam 4 pagi. Innalillahi. Luar biasa sekali ya. Saya tak habis pikir, ternyata dia tak ada ongkos makanya jalan kaki, tapi hebat dia tidak mengeluh dnegan kondsi ini. dia juga jarang jajan tapi sering bekal nasi dari rumah, sepulang sekolah dia bekerja untuk mencari tambahan uang jajan. Dan pulang malam karena harus menempuh jarak yang sama seperti berangkat..#terenyuh hatiku.
Aku pun pulang membawa hati yang kembali lagi tertampar, masya Allah , hidup ini perjuangan ya kawan. Dan rasanya nikmat kalau dilalui dengan terus mendekat pada Allah. Karena nyata nya bentuk kasih kasih Allah itu banyak ragamnya, dari kekurangan, kesusahan dan kesenangan sekali pun, adalah bagian dari perhatian Dia pada kita.

Sepulang dari saya ke bandung terlebih dahulu untuk menyiapkan hadiah buat anak asuh esok hari. Hujan lebat dan jalanan sedang ramai akan tilangan polisi, dengan izin Allah saya lolos dari operasi polisi , dan  pulang dalam keadaan sedikit basah. 

Sesampai di rumah sudah larut malam.
Dan kakak ibu tiba tiba saja menyambutku dari luar dengan berkata. “Hasbunallah wani’mal wakil”
Saya terheran heran, mungkin karena aku pulang selamat dan aku bercerita dari luar pagar dengan teriak, “alhamdulillah ga di tilang polisi”.  Sesampai di rumah aku menghampiri ibu. Dan ia berkata padaku dengan wajah yang aneh, lihatlah di ruang tamu.

Aku pun menuju ruang tamu dan. TArAAAAAAAAAAAAAA……..

Ada motor sedang berdiri tegak dengan gagah. Aku pun melompat senang, dan terenyuhh, merinding, bahagia, nangis dan terharu . Ya Allah tadi siang aku meminta dan kau kabulkan doaku ini.
Dialah kumbang merah sang pengembara….

Sobat ,,, aku benar benar merinding , karena benar setelah aku mendapatkan motor itu aku beramanah di perbatasan cianjur yaitu Gunung Halu. LUar biasaaaaaaaa.

2 comments:

tulis komen mu disini ya