10/22/2012

Lirih Nurani Di bawah Rembulan

~Ummu Hurairah~

Malam ini aku sendirian, menekuk hatiku dalam. Meski rasanya udara malam ini dingin , namun tak sedingin kenyataan yang aku alami. walau begitu aku mencoba untuk sanggup hadapi kenyataan ini, aku menocba tegar walau sebenarnya rapuh menggerogoti hatiku, dan amanah itu menggerus perlahan pikiran, tenaga dan airmataku.

rasanya sepi, hening, dan sendiri...

 Kerahkan pikiranku yang bercabang ibarat ranting, kelakar satu demi satu mematahkan ranting kurus kering itu, dan aku mencoba bertahan, walau hujan walau angin ujian itu terus menerus menerpa. jikalau aku tak sanggup maka aku bertekuk lutut ingin menyerah, tapi aku tak bisa begitu, ranting ranting itu harus ku pacu agar kuat mengahdapi terjangan angin ujian.

rasanya sakit di lubuk hati dan ingin menangis

Pemenang bukanlah pecundang yang lari dari medan perang, bukan pula menyerah karena kelemahan , tapi bertempur dengan seluruh yang ia punya. karena ia tidak ingin disebut prajurit perang yang lari peperangan.

rasanya lelah dan ingin menjerit

Seorang yang tangguh bukan sekali terjatuh setelah terkenal pukul, namun berulang kali bangkit , meski bibirnya berdarah, tangannya luka, badannya remuk.

Ah perjuangan hidup memang tidak mudah, meski merasa hancur tapi harapanku tak pernah hancur, aku merasa hidupku masih berlanjut, karena aku yakin ia tak biarkan aku begitu saja, ia ulurkan kasihnya padaku setelah aku berjuang,. ia peluk aku dengan kelembutannya, dan memberikan aku seteguk cintanya setelah aku merasakan kehausan saat menepuh jalan panjang ini. tapi ternyata ini semua barulah seperempatan perjalanan dari yang aku lalui.Kini aku menempuh kembali jalan itu dengan tertatih dan perlaha  semangat itu kembali tumbuh, berbisik dalam jiwa terdalam.engkau akan sanggup tempuh ini semua selesai sampai tuntas dalam khusnul khotimah.

No comments:

Post a Comment

tulis komen mu disini ya